Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.
24 November 2024
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) hingga Maret 2015 mengklaim telah menyalurkan pupuk urea nonsubsidi ke perkebunan milik perusahaan swasta sebanyak 14.999 ton. “Realisasi penyaluran pupuk komersial itu ke perusahaan perkebunan di Sumatera Selatan dan delapan provinsi rayon pemasaran Pusri lainnya,: Kata Manager Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Sulfa Ganie, kemarin.
Delapan provinsi itu, kata Sulfa, yakni Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain ke perusahaan perkebunan, selama tiga bulan terakhir, pihaknya juga telah menyalurkan pupuk urea non subsidi ke sejumlah perusahaan sektor industri sebanyak 35.677 ton.
Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, menurut dia, selain menyalurkan pupuk subsidi yang ditugaskan oleh pemerintah, pihaknya juga akan meningkatkan bisnis pemasaran pupuk nonsubsidi. Menurut dia, penjualan pupuk nonsubsidi ini tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tapi juga untuk di ekspor ke sejumlah negara di Asia.
“Ini untuk memperluas pasar mengantisipasi peningkatan produksi karena dibangunnya satu pabrik baru proyek revitalisasi pabrik urea Pusri II,” katanya.
Saat ini, kata dia, empat pabrik yang ada memiliki total kapasitas produksi terpasang mencapai 2,262 juta ton pupuk urea per tahun . Pabrik tersebut, dia bilang sudah dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani dan perusahaan perebunan dalam negeri. Bahkan sebagiannya dialokasikan untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri.
Dia menegaskan, pihaknya tidak hanya memasok pupuk urea untuk kebutuhan pertanian dan perkebunan, tetapi juga untuk kegiatan sejumlah industri seperti pabrik kayu lapis dan interior mobil (dashboard). .ASI.
Sumber: Rakyat Merdeka
24 November 2024
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- PT Pupuk Sriwidjaja, sejak Januari hingga Maret 2015, telah menyalurkan pupuk urea nonsubsidi atau komersial ke perkebunan milik perusahaan swasta sebanyak 14.990 ton. "Realisasi penyaluran pupuk komersial itu ke perusahaan perkebunan di Sumatera Selatan dan delapan provinsi rayon pemasaran PT Pusri lainnya, yakni Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ganie, Senin (23/3).
Selain ke perusahaan perkebunan, selama tiga bulan terakhir ini pihaknya juga telah menyalurkan pupuk urea nonsubsidi ke sejumlah perusahaan sektor industri sebanyak 35.677 ton, ujarnya. Menurutnya, guna meningkatkan pendapatan perusahaan, selain melaksanakan kewajiban yang ditugaskan pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani, pihaknya tetap berupaya melakukan kegiatan bisnis dengan memasarkan pupuk secara komersial.
Pemasaran pupuk secara komersil itu, tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga ada yang diekspor ke sejumlah negara di kawasan Asia. Dia menjelaskan bahwa kegiatan pemasaran pupuk urea secara komersial itu akan terus ditingkatkan guna memperluas pasar mengantisipasi peningkatan produksi seiring sedang dibangunnya satu pabrik baru proyek rivitalisasi pabrik urea tertua di dunia Pusri II.
"Saat ini dengan empat pabrik yang memiliki total kapasitas produksi terpasang mencapai 2,262 juta ton pupuk urea per tahun secara umum dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani dan perusahaan perkebunan dalam negeri serta sebagian dialokasikan untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri," ujarnya.
24 November 2024
TEMPO.CO, Palembang - PT Pupuk Sriwijaya Palembang mendukung sepenuhnya kebijakan optimalisasi penggunaan mata uang rupiah dalam setiap transaksi dalam negeri. Sekretaris perusahaan Pusri, Zain Ismed, berharap kebijakan itu dapat menekan laju pelemahan rupiah. "Transaksi menggunakan rupiah harus dilaksanakan," kata dia di Palembang, Rabu, 18 Maret 2015.
Menurut Zain, PT Pusri Palembang sangat merasakan imbas dari kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Pasalnya bahan baku utama gas harus dibeli dalam dolar. Padahal hasil produksi mereka berupa pupuk dijual pada petani dalam rupiah.
Hal-hal seperti inilah yang membuat pendapatan perseroan tergerus hingga 30 persen. "Kami beli gas dari Pertamina bayar pakai dolar, padahal jual pupuk ke petani pakai rupiah," ujarnya.
Selanjutnya, Zain meminta kebijakan tersebut harus didukung oleh seluruh badan usaha milik negara agar secara bersama dapat membantu pemerintah menanggulangi gejolak ekonomi. Selain itu PT Pusri berharap kebijakan tersebut harus pula dilakukan secara terus-menerus bukan hanya berlaku sesaat ketika terjadi pelemahan nilai Rupiah. Zain Ismed menjamin ekonomi nasional semakin baik jika seluruh BUMN kompak dalam menjalankan kebijakan Presiden Jokowi.
Manajer Humas PT Pusri Palembang Sulfa Ganie memastikan perseroan masih menggunakan mata uang dolar pada sebagian kecil transaksi keuangan di perusahaannya. Selain pembayaran kontrak gas, mereka masih diharuskan menggunakan dolar untuk pembayaran barang-barang tertentu dari luar negeri. "Untuk kontrak tertentu kami masih menggunakan dolar," kata dia.
Tetapi dari sekian banyak jenis transaksi, Sulfa menjamin nilai penggunaan dolar masih jauh lebih sedikit daripada penggunaan rupiah. Hal itu merupakan langkah antisipasi perseroan semenjak beberapa tahun silam dalam menjaga stabilitas kas perusahaan. "Perbedaan kurs itu yang mesti kami tanggung."
PARLIZA HENDRAWAN (PALEMBANG)
24 November 2024
24 November 2024
24 November 2024
24 November 2024
24 November 2024
Bisnis.com, PALEMBANG—PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Persero) merealisasikan penyaluran pupuk urea bersubsidi sebanyak 178.707 ton sejak Januari hingga 18 Februari 2015, atau 78% dari target yang dipatok pemerintah pusat sebanyak 229.001 ton hingga akhir Februari.
Manajer Humas Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) Sulfa Ghanie mengatakan penyaluran pupuk urea bersubsidi tahun ini masih berjalan sesuai rencana perseroan. Dia optimistis hingga akhir Februari, penyaluran pupuk urea bersubsidi bisa terpenuhi.
“Penyaluran pupuk urea bersubsidi masih on track. Jika melihat kondisinya sekarang, kami bisa memenuhi penyaluran pupuk urea bersubsidi sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian. Bahkan, target 1,6 juta ton hingga akhir tahun bisa terealisasi,” tuturnya, Minggu (22/02).
Tidak hanya itu, sambung Sulfa, penyaluran urea non bersubsidi (public service obligation/PSO) mencatatkan kinerja positif. Untuk kebun misalnya, Pusri telah menyalurkan pupuk urea sebanyak 14.990 ton, sementara untuk industri sebanyak 35.677 ton.
Sulfa menambahkan stok pupuk perseroan saat ini juga dalam kondisi aman. Menurutnya, posisi stok urea per provinsi di wilayah tanggung jawab perseroan hingga 18 Februari mencapai 90.046 ton, lebih besar dari ketentuan pemerintah sebanyak 51.397 ton.
“Untuk stok pupuk, masih berjalan terus ini, meski sebenarnya sudah lebih besar dari ketentuan pemerintah. Dengan demikian, kebutuhan pupuk musim tanam Oktober–Maret 2015 saya kira sudah sangat aman,” jelasnya.
Sulfa mengaku Pusri telah melakukan sejumlah langkah strategis agar penyaluran pupuk urea bersubsidi dapat berjalan sesuai ekspektasi a.l. pertama, pelayanan penebusan oleh distributor melalui sistem SI DO Online dengan pelayanan one day service.
Kedua, mendorong distributor untuk memenuhi kewajibannya melakukan stok di gudangnya masing-masing. Ketiga, distributor dan pengecer wajib melaporkan posisi stok di masing-masing gudang kepada Pusri.
Keempat, distributor dilarang menggunakan uang pengecer, sedangkan pengecer dilarang menggunakan uang kelompok tani untuk menebus pupuk. Kelima, meminta Dinas Pertanian kabupaten/kota segera menerbitkan Perbup/Kota sebagai dasar penyaluran di kecamatan.
Keenam, memberikan sanksi tegas kepada distributor berupa pemutusan hubungan kerja secara sepihak, apabila terbukti secara data dan fakta melakukan pelanggaran dan sudah dituangkan kedalam klausul SPJB.
Pusri sendiri telah melakukan pemutusan hubungan kerja pada akhir 2014 kepada 29 distributor, sehingga hubungan kerja tidak lagi dilanjutkan pada 2015. Adapun, pemutusan hubungan kerja disebabkan penyaluran pupuk dibawah 40%.
Sekadar informasi, PT Pusri memiliki 9 wilayah yang menjadi tanggung jawab perseroan a.l. Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah I (kecuali kabupaten Blora dan Rembang).
Source : JIBI
Editor : Surya Mahendra Saputra
24 November 2024
SRAGEN (KRjogja.com) - Jatah pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Sragen pada tahun Anggaran 2015 siap didistribusikan mulai bulan Maret mendatang. Pendistribusian pupuk bersubsidi mengacu pada Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Tengah Nomor 73 Tahun 2004 dan Peraturan Bupati (Perbub) Sragen Nomor 67 Tahun 2014.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kabupaten Sragen, Suparno kepada wartawan Minggu (22/2) mengatakan, pendistribusian pupuk akan dilakukan melalui agen resmi bertepatan dengan dimulainya Musim Tanam (MT) I. "Bulan Maret merupakan saat tepat pembelian pupuk karena bersamaan petani sedang memulai MT I," ujarnya.
Untuk menjamin pupuk subsidi sampai ke petani, pengawasan pendistribusian pupuk akan dilakukan oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3). Selain itu untuk memperlancar jalannya pendistribusian pupuk, juga akan dibantu oleh Personil Babinsa seluruh Koramil di Sragen.
Alokasi pupuk untuk tanaman pangan yang akan distribusikan meliputi SP 36 sebanyak 8.397 ton, ZA 15.176 ton, NPK 28.491 ton dan pupuk organik 13.534 ton. Sedangkan jumlah pupuk secara keseluruhan yang akan didistribusikan untuk bidang perkebunan, peternakan dan perikanan termasuk juga untuk tanaman pangan, pupuk urea 37.700 ton, SP 36 8.400 ton, ZA 20.850 ton, NPK 33.400 ton dan pupuk organik 15.800 ton. (Sam)
24 November 2024
BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah telah berkomitmen dalam kurun waktu tiga tahun, Indonesia mampu melakukan swasembada pangan. Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini tengah "ngebut" melakukan terobosan serta pengawasan.
Pasalnya, Kementan akan berusaha mempercepat pencapaian target swasembada padi serta peningkatan produksi jagung dan kedelai dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun.
Untuk memuluskan rencana itu, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menjamin pendistribusian pupuk kepada para petani tepat waktu. Menurutnya, jika distribusi pupuk tepat waktu, produksi saat panen sesuai dengan target pemerintah.
"Jika distribusi pupuk telat satu minggu, akan berdampak kerugian 1 ton. Jika 5 juta ha pupuk yang diantarkan terlambat, maka negara kehilangan 5 juta ton padi. 5 juta ton padi itu bisa swasembada," ungkap Amran, saat memberikan penyuluhan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/02/2015).
Menurut Amran, para distributor harus menyalurkan pupuk tepat waktu. Oleh karenanya, kinerja para distributor akan diawasi. Jika distribusi pupuk terlambat, Kementerian Pertanian akan mengultimatum mencabut izin operasi mereka.
"Mereka tidak bisa distribusi pupuk tepat waktu maka kita cabut izinnya. Departemen Pertanian akan menugaskan satu orang untuk ditempatkan di satu kabupaten melakukan pengawasan," kata Amran.
Selain pengawasan dalam penyaluran pupuk, kata Amran, yang perlu diperhatikan juga adalah soal irigasi dan alat mesin pertanian.
“Jadi dengan perbaikan irigasi, pengadaan benih, pupuk dan alat mesin pertanian dalam waktu tiga tahun saya yakin produktifitas akan naik. Selama ini kerusakan irigasi, rendahnya penyerapan benih dan pupuk serta minimnya penggunaan alat mesin pertanian menjadi kunci penghambat swasembada,” jelas Amran.
24 November 2024
KUDUS, suaramerdeka.com - Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus akan mengoptimalkan pengawasan pupuk bersubsidi untuk musim tanam (MT) tahun ini. Langkah tersebut direalisasikan melalui pemantauan oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3). Berbeda dengan pengawasan sebelumnya, mulai tahun ini pihak TNI juga ikut memantau distribusi penyubur tanaman tersebut.
Menurut Kadinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Budi Santoso, mengemukakan hal itu kepada suaramerdeka.com, Minggu (15/2). Pengalaman tahun sebelumnya, pengawasan dilakukan secara berjenjang dan secara periodik. “Hal itu yang selama ini dilakukan untuk menekan penyelewengan,” tandasnya.
Pendistribusian pupuk tahun ini khususnya Urea juga berberda. Bila periode sebelumnya dilakukan lebih dari satu “pemain”, tahun ini hanya satu distributor saja. Banyak pihak mulai mengkhawatirkan kebijakan itu. Meskipun begitu, pihaknya tetap akan mendasarkan pada fakta dan kondisi yang ada di lapangan saja. Pengertiannya, bila memang terjadi persoalan terkait distribusi pupuk maka akan langsung dicarikan solusinya.
Hingga saat ini relatif belum ada gejolak soal distribusi pupuk. Alokasi penyubur tanaman dianggap masih mencukupi. Alokasi Urea mencapai11.800 ton, SP36 (1.200 ton), ZA (4.750 ton)
NPK (7.400 ton) dan Organik sebanyak 4.500 ton.
Kasi Perdagangan pada Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar, Sofyan Duhri, menyatakan khusus untuk penetapan CV Fortuna sebagai satu-satunya penyalur pupuk Urea di Kabupaten Kudus, sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Pusri selaku produsennya. Pihaknya yang menyiakan rekomendasi tetapi keputusan akhir disebutnya berada di pabrikan pupuk tersebut. (Anton WH/CN38/SM Network)
24 November 2024
Desember 2015 Beroperasi
PALEMBANG, SRIPO – Pembangunan pabrik pupuk Pusri-IIB saat ini sudah mencapai 78 persen, sesuai target pabrik pengganti Pusri II ini akan selesai pada November dan beroperasi Desember 2015.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Produksi PT Pusri Palembang, M Djohan Safri, Sekretaris Perusahaan PT Pusri Palembang Zain Ismed dan Manager Humas Sulfa Ghanie mengatakan “ Insya Allah akan selesai pada November 2015 mendatang,” ujarnya, usai penutupan Loka Pelatihan Keterampilan (LOLAPIL), Selasa (3/2).
Pabrik Pusri II B yang merupakan bagian dari revitalisasi pabrik lama, mulai dibangun pada awal 2013 lalu. Perkembangan pembangunan terbilang lancar, dengan progress pembangunan sudah 78,8 persen. Dengan demikian, pihaknya semakin optimis mulai November mendatang dapat selesai dan bisa membantu produksi pabrik lama.
Jika sudah beroperasi penuh, Pusri II B akan menambah produksi pupuk urea sekitar 600-700 ton per tahun dan ammonia 600 ribu ton. Sementara itu, progres pembangunan STG 48,62 persen, UBS 74,97 persen. Untuk pabrik NPK sudah 56 persen diperkirakan Juli 2015 selesai dengan total produksi 100 ribu ton per tahun.
Ditambahkan oleh Zain Ismed, dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, PT Pusri semakin percaya diri sebagai penyedia pupuk bersubsidi untuk petani di wilayah pemasaran Jawa dan Sumatera. Saat ini Pusri memasok pupuk subsidi ke Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Menurutnya, produksi pupuk tahun 2015 ini ditargetkan sekitar 2,083 juta ton. Untuk permintaan pupuk subsidi sendiri tergantung dari pemerintah daerah setempat, tahun 2014 lalu sekitar 1,6 juta ton. “Distribusi berjalan dengan baik, karena saat ini sedang musim tanam. Stok pupuk yang disediakan sekitar 21 ribu ton per bulan, jika ada kebutuhan yang meningkat, stok aman,” ujarnya.
Sementara itu, LOLAPIL diselenggarakan PT Pusri bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Prov Sumsel, yang dilakasanakan selama 24 hari kerja, meliputi keterampilan servis HP, servis AC, kursus menjahit, dan tata rias.