Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.
24 November 2024
Kabid Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumsel Yasrowi MSi mengatakan bahwa pihaknya mendukung dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya apa yang telah di lakukan oleh PT Pusri. Dengan adanya Lolapil, berarti secara tidak langsung PT Pusri ikut mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Sumsel, khususnya warga Palembang yang berada di sekitar lingkungan PT Pusri.
"Kami harapkan juga kepada para peserta Lolapil yang telah lulus untuk memberikan umpan balik kepada PT Pusri dengan mendukung apa yang dilakukan PT Pusri," kata Yasrowi saat penutupan Lolapil yang di auditorium Annex Gedung utama PT Pusri, Selasa (3/2). (cj12)24 November 2024
24 November 2024
JAKARTA. Pemerintah akan memperketat jalur distribusi pupuk bersubsidi. Agar pembagian pupuk bersubsidi tepat sasaran, pemerintah akan menerbitkan kartu bagi petani penerima pupuk bersubsidi. Sebagai tahap awal kebijakan ini akan diterapkan di dua wilayah percontohan yakni Jawa Tengah dan Luar Jawa.
Sekertaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kemtan) Hari Priyono mengatakan, target dari implementasi penggunaan kartu untuk pendistribusian pupuk bersubsidi ini seluruhnya dapat dijalankan pada tahun depan. "Untuk awal, kita lakukan pilot project," katanya, belum lama ini.
Dengan implementasi penyaluran pupuk bersubdisi ini, nantinya distribusi pupuk bersubsidi menjadi lebih valid. Karena dalam pemberian subsidi pupuk tersebut sudah jelas penerima dan volume pupuk yang akan diterima petani selama satu tahun.
Terkait dengan pihak yang akan menerima subsidi pupuk ini, Hari bilang data yang digunakan adalah berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS). "Data BPS sudah punya yang akan kita validasi lagi," ujar Hari.
Berdasarkan nota keuangan dan rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (R-APBN) tahun 2015, anggaran subsidi pupuk direncanakan sebesar Rp 35.703,10 miliar. Perinciannya, subsidi pupuk tahun anggaran 2015 sebesar Rp 28.565,96 miliar, dengan volume sebanyak 9,55 juta ton.
Selain itu, anggaran subsidi pupuk tersebut juga digunakan untuk pelunasan sisa kurang bayar subsidi pupuk tahun anggaran 2012 sebesar Rp 3.637,12 miliar, dan pelunasan sebagian kurang bayar sumsidi pupuk tahun anggaran 2013 sebesar Rp 3.500,02 miliar.
Wakil ketua Komisi IV DPR, Herman Khoiron mengatakan, selama ini distribusi pupuk bersubsidi masih banyak penyimpangan. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diberlakukan sekarang ini cenderung berbelit-belit. "Seharusnya cukup mendapat tandatangan menteri saja," kata Herman.
Dengan banyaknya rantai yang harus dilalui untuk mendistribusikan pupuk bersubsidi tersebut, Herman menduga hal itulah yang membuat kelangkaan. Dengan adanya kartu penerima pupuk bersubsidi tersebut, diharapkan distribusi pupuk lebih tepat sasaran.
Editor: Uji Agung Santosa24 November 2024
SRIPOKU.COM, JAKARTA. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang atau Pusri memproyeksikan kenaikan harga gas alam akan menjadi tantangan bagi industri pupuk tahun ini. Padahal Pusri harus membayar dalam dollar Amerika Serikat untuk belanja bahan baku pupuk tersebut. Dus, risiko perusahaan itu makin besar tatkala rupiah masih mengalami tekanan.
Mengintip Bloomberg, harga kontrak gas alam di pasar berjangka New York untuk pengiriman Februari 2015 periode year to date alias sejak akhir tahun lalu, memang mendaki. Pada 31 Desember 2014, harga gas tercatat US$ 2,89 per million british thermal unit (mmbtu). Namun pada 21 Januari 2015 pukul 16.00 WIB menjadi US$ 2,99 per mmbtu, atau naik 3,67%.
Pada saat yang sama, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia itu tak bisa menutupi beban kenaikan harga gas dengan menaikkan harga jual pupuk. "Hampir 80% produk harus mengikuti harga subsidi pemerintah sekitar Rp 1.800 per kilogram (kg)," terang Zain Ismed, Corporate Secretary Pusri kepada KONTAN, Rabu (21/1).
Barulah sisanya sebanyak 20%, dilego dengan mengacu harga pupuk di pasar dunia. Namun, harga pupuk di pasar dunia, seperti jenis urea, sedang merosot. Dua tahun lalu, harga pupuk urea berada di kisaran US$ 400-US$ 500 per ton. Namun kini harganya sekitar US$ 280-US$ 300 per ton. Beruntung, harga amonia masih bertengger tinggi di level US$ 500 per ton.
Meski menyadari tantangan besar mengadang, Pusri menyatakan tak gentar berekspansi. Ada tiga rencana perusahaan ini. Pertama, meningkatkan efisiensi produksi. Caranya, perusahaan itu akan mengganti bahan pembangkit listriknya dengan batubara. Jadi, gas alam bisa dipakai untuk bahan baku pupuk.
Kedua, melanjutkan rencana menambah kapasitas produksi dengan membangun pabrik II B. Sejauh ini, tahap pembangunan pabrik itu sudah 81,42%. Pabrik ini didesain berkapasitas produksi 63.800 ton urea dan 46.400 ton amonia. Dengan tambahan pabrik itu, kapasitas produksi Pusri akan menjadi 2,08 juta ton urea dan 1,36 juta ton amonia per tahun.
Rencananya, proses uji coba pabrik baru ini akan dilakukan November 2015. "Itu masih dites terlebih dahulu, baru bisa dimanfaatkan di 2016," jelas Ismed.
Rencana ekspansi yang ketiga adalah membikin produk anyar yakni pupuk NPK. Kalau tak meleset, pada Juni atau Juli tahun ini, perusahaan itu akan mulai memproduksi NPK dari pabrik di Palembang, Sumatra Selatan.
Dari desain kapasitas produksi pabrik 100.000 ton NPK per tahun, Pusri baru menargetkan produksi 40.000 ton NPK tahun ini. Untuk memuluskan aneka ekspansi itu, Pusri menyiapkan belanja modal sekitar Rp 4,3 triliun.
http://palembang.tribunnews.com
24 November 2024
24 November 2024
Bisnis.com, PALEMBANG - Sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) menyalurkan 1.000 bibit hortikultura kepada empat kelurahan di lingkungan ring 1 perseroan.
Manager Humas Sulfa Ganie mengatakan Pusri mencoba mengakomodir keinginan warga untuk memanfaatkan lahan tempat tinggalnya sebagai tempat bercocok tanam dengan tanaman yang bermanfaat.
Empat kelurahan tersebut a.l. kelurahan 2 ilir, Kalidoni, Sei Selayur dan Sei Selincah. "Keinginan warga ini baru kami ketahui dari hasil social mapping tahun lalu," katanya di sela-sela kegiatan, Selasa (20/1/2015).
Sulfa mengatakan bibit yang diberikan merupakan jenis tanaman yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat ditanam di wadah pot, antara lain seperti cabe keriting, cabe rawi,t dan tomat.
Penyaluran 1.000 bibit ini merupakan tahap awal dari rencana jangka panjang Pusri untuk membentuk kelompok wirausaha khusus tanaman hortikultura. Hasil yang ingin dicapai dari pemberian bibit agar masyarakat mampu menambah penghasilan dari kegiatan bercocok tanam.
24 November 2024
24 November 2024
Palembang (ANTARA Sumsel) -PT Pupuk Sriwidjaja menyatakan hingga Januari 2015 masih memberlakukan harga eceran tertingi pupuk urea bersubsidi untuk petani tanaman pangan dan perkebunan milik rakyat seperti yang ditetapkan selama ini. “Harga eceran tertingi (HET) pupuk urea bersubsidi sekarang ini Rp 1.800 per kilogram di pengecer atau lini empat, kami belum ada rencana menaikan harga,” kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri), Sulfa Ganie di Palembang, Kamis.
Menurut dia, dengan kondisi harga pupuk urea bersubsidi tidak mengalami perubahan, pihaknya mengingatkan kepada mitra atau distributor resmi agar menjual pupuk tersebut kepada petani sesuai sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah selama ini. “Distributor resmi pupuk bersubsidi tidak boleh menjual pupuk kepada petani dengan harga diatas ketentuan harga eceran tertinggi, karena tindakan itu merupakan pelanggaran dan sanksinya cukup berat,”ujarnya.
Dia menjelaskan, sesuai peraturan Menteri Pertanian tentang kebutuhan dan harga eceran tertinggi (HET) pupuk urea bersubsidi ditetapkan sebesar Rp 1.800/kg. Jika petani menemukan distributor menjual pupuk urea bersubsidi di atas ketentuan HET tersebut dapat melaporkannya kepada unit pemasaran di masing-masing provinsi yang termasuk dalam sembilan wilayah kerja PT Pusri.
“Petani yang ada di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten/DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, diminta tidak membiarkan distributor mempermainkan harga jual pupuk bersubsidi diluar ketentuan,”ujar Sulfa.
Menjual pupuk bersubsidi di luar ketentuan harga yang ditetapkan pemerintah dapat membebani petani dan menghambat program peningkatan produksi dan swasembada pangan. Untuk melakukan penertiban distributor pupuk “nakal”, selain mengharapkan bantuan dari petani pengguna pupuk bersubsidi dan berbagai lapisan masyarakat, pihaknya juga berupaya secara intensif melakukan pengawasan di lapangan.
Melalui upaya tersebut,jika ada distributor yang terbukti melakukan penjualan pupuk bersubsidi di atas ketentuan HET selama musim tanam hingga April 2015 ini, akan dilakukan pemutusan kerja sama dengan distributor yang terbukti melakukan pelanggaran itu, kata dia pula.
Editor: Yudi Abdullah
24 November 2024
Produsen pupuk urea, PT Pupuk Sriwidjaja ( Pusri ) mengincar produksi sekitar 2,1 juta ton pada tahun ini. Target tersebut sedikit mlebih tinggi ketimbang capaian produksi tahun lalu. Manager Hubungan Masyarakat Pusri Sulfa Ganie di Palembang, kemarin, menuturkan peningkatan target produksi sekitar 30 ribu – 50 ribu ton urea pada 2015 didapat dari produksi pabrik baru proyek revitalisasi pabrik tua Pusri II pada November 2015. “Target produksi tahun ini diitimgkatkan sekitar 30 ribu – 50 ribu ton urea dari 2014 sebesar 2,050 juta ton,” ujar Sulfa.
Target peningkatan profuksi yang tipis, menurutnya, disebabkan ketika pabrik Pusri II-B dioperasikan, kegiatan operasi pabrik lama langsung dihentikan. Sementara itu, pabrik baru belum bisa melakukan kegiatan produksi secara maksimal lantaran masih dalam masa uji coba. Sulfa menjelaskan untuk mempertahankan kegiatan produksi agar tetap bisa berjalan maksimal, pihaknya secara bertahap merevitalisasi pabrik tua, diawali dengan revitalisasi pabrik Pusri II yang usianya paling tua.
Untuk menyelesaikan pembangunan pabrik II – B, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 3,8 triliun. Saat ini progres pembangunan pabrik yang mulai dibangun pada April 2013 itu sudah mencapai lebih dari 75% dan ditargetkan mulai beroperasi pada November 2015. Jika beroperasi, pabrik baru Pusri II–B mampu memproduksi amonia mencapai 2.000 ton perhari atau 660.000 ton per tahun dan memproduksi pupuk urea hingga 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun, dan diharapkan kedepan mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 ton per tahun.
“Satu pabrik baru tersebut dapat mengantisipasi peningkatan kebutuhan petani terutama di sembilan provinsi rayon pemasaran PT Pusri, meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Jawa Tengah,” tandasnya ( Ant/E-6)
24 November 2024
24 November 2024
24 November 2024
Palembang (ANTARA Sumsel) - Ketua Komisi III DPRD Sumatera Selatan meminta PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) yang didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia ikut memantau pendistribusian pupuk sampai kepada petani di daerah tersebut.
"Kami meminta tanggung jawab PT Pusri, karena perusahaan itu berada di Sumatera Selatan," kata Ketua Komisi III DPRD Sumatera Selatan MF Ridho di Palembang, Minggu.
Menurut dia, pihaknya meminta PT Pusri tidak hanya sekedar memenuhi permintaan distributor, tetapi juga ikut memantau dan memonitor pupuk itu sampai kepada yang berhak menerimanya, dalam hal ini petani.
Terkait dengan persoalan pupuk yang akhir-akhir ini langka di pasaran, pihaknya sudah memanggil perusahaan pupuk tersebut. "Kami melihat kinerja BUMN selaku produsen tunggal pupuk milik pemerintah ini," katanya.
"Jangan sampai pupuknya ada di sini, berproduksi di Sumsel, tetapi petani sulit mendapatkannya," katanya.
Ia mengatakan bahwa ternyata selama ini Pusri bukan yang membagikan pupuk itu, tetapi hanya mendroping saja sejumlah pupuk yang telah ditetapkan pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian.
Yang menetapkan Menteri Pertanian dan untuk Sumsel pada 2014 sebanyak 220 ribu ton, tetapi yang dipakai hanya 180 ribu ton, ujarnya.
"Kami berharap, bupati dan wali kota se-Sumsel harus menyerap aspirasi petani dalam hal kebutuhan pupuk bersubsi secukupnya," tutur wakil rakyat tersebut.
Ia menjelaskan alokasi pupuk yang ditetapkan Menteri Pertanian untuk Sumsel pada tahun 2014 ke bawah kuotanya tidak pernah diserap 100 persen.
"Pada tahun 2015, SK Menteri Pertanian hanya 150 ribu ton dan ini jauh dari cukup. Kami hanya mempunyai kuota sebanyak 200 ribu ton, tetapi tidak dipakai," kata politisi Partai Demokrat itu.
Ia menuturkan terkait dengan pupuk ini ada SK Gubernur untuk kebutuhan Sumsel dan selanjutnya diturunkan ada SK Bupati/Wali kota yang masing-masing mengeluarkan kebutuhan pupuk bersubsidi masing-masing.
Selama ini Pusri hanya mengirim ke distributor, kemudian dari distributor tidak tahu lagi. "Dari Pusri ke distributor tidak ada yang kurang, tetapi kami minta pusri juga memantau pendistribusian pupuk sampai ke petani di daerah tersebut", katanya.
Editor: Parni
COPYRIGHT © 2015