Kinerja BUMN Cemerlang
MESKI terjadi krisis ekonomi global tahun lalu, namun BUMN masih menunjukkan peningkatan kinerja keuangan cukup menggembirakan.
Menurut Menneg BUMN Sofyan Djalil, secara umum kinerja BUMN selama tiga tahun yaitu periode 2006-2008 menunjukkan peningkatan laba bersih sebesar 149 persen dari Rp71,12 triliun pada 2007 menjadi Rp79,27 triliun pada 2008. Aset meningkat 122 persen dari Rp1.845,89 triliun menjadi Rp2.040,26 triliun, serta dividen meningkat 136 persen. "Selama periode tersebut jumlah BUMN yang mencatat laba melonjak dari semula 104 BUMN menjadi 118 BUMN, sedangkan BUMN yang mengalami kerugian turun dari 35 perusahan menjadi hanya 23 persen," katanya usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, kemarin.
Menurut catatan Kementerian BUMN, sebanyak 10 BUMN besar pencetak laba bersih selama tahun 2008 yaitu PT Pertamina sebesar Rp30,20 triliun meningkat dari tahun 2007 sebesar Rp24,46 triliun, disusul PT Telkom dengan laba Rp10,30 triliun turun dari sebelumnya Rp12,86 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia membukukan laba bersih Rp5,96 triliun naik dari Rp4,84 triliun, PT Bank Mandiri Rp5,32 triliun melonjak dari sebelumnya Rp4,35 triliun. PT Semen Gresik laba bersih Rp2,52 triliun naik dari Rp1,78 triliun.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) meraih laba bersih Rp2,14 triliun dari Rp1,57 triliun, PT Batubara Bukit Asam mencetak laba bersih Rp1,76 triliun naik dari Rp0,75 triliun, PT Aneka Tambang Rp1,37 triliun turun dari sebelumnya Rp5,13 triliun, PT Timah Rp1,34 triliun dari Rp1,78 triliun, sedangkan Pupuk Sriwijaya Rp1,33 triliun dari Rp1,7 triliun.
Meski begitu, pada tahun 2008 tercatat empat BUMN yang mengalami rugi terbesar yaitu PT PLN sebesar Rp13,21 triliun dari sebelumnya Rp5,65 triliun, PT Merpati Nusantara rugi Rp556,73 miliar dari sebelumnya Rp114,8 miliar.
Selanjutnya PT Perkebunan Nusantara XIV menderita rugi bersih Rp99,23 triliun dari sebelumnya minus Rp56,54 miliar, dan PT Kertas Leces rugi bersih Rp63,38 triliun dari sebelumnya Rp40,91 triliun.
Menurut Menneg BUMN, memasuki tahun 2009, Kementerian BUMN tetap akan fokus melanjutkan restrukturisasi BUMN secara efektif. "Kita berupaya mengurangi jumlah BUMN rugi dengan mencari alternatif dan solusi terbaik engan meningkatkan sinergi BUMN agar dapat meningkakan leverage dan memberi nilai kepada perusahaan, selain juga mengedapankan aspek GCG (tata kelola perusahaan yang baik dan benar)," katanya.
Dia melanjutkan program restrukturisasi sektoral BUMN yang masih dan akan diteruskan adalah restrukturisasi BUMN sektor perkebunan, pertambangan, farmasi, konstruksi, kepelabuhanan, kebandarudaraan, dan sektor perbankan dan jasa keuangan.
Untuk mempercepat proses restrukturisasi pemerintah menetapkan PT Perusahaan Pengelola Aset untuk mengangani perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah kinerja keuangan.
Wahyu Utomo
Baca Selengkapnya