Kabar Pusri

Berita Media Masa

Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.

news-1

07 November 2024

PT PIM Kembali Produksi Pupuk Urea
Terhitung 5 September 2008, Perseroan Terbatas Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) kembali memproduksi pupuk urea sejumlah 1.750 ton per hari.

Perusahaan ini dimungkinkan kembali berproduksi setelah mendapat pasokan gas dari ExxonMobil pada 27 Agustus lalu. Dua hari berselang (29/8), setelah dilakukan pemanasan mesin, PT PIM langsung memproduksi amonia. Sedangkan pupuk urea baru diproduksi pada 3 September 2008 secara bertahap. ?Dua hari setelah itu, yakni tanggal 5 September, barulah mesin dihidupkan full, sehingga setiap hari dihasilkan 1.750 ton pupuk,? ungkap Sekretaris PT PIM, Ir Usman Mahmud, kepada Serambi, Minggu (7/9).

Menurutnya, gas yang dipasok ke PT PIM itu merupakan swaap dari PT Pupuk Kaltim sebanyak tiga kapal kargo. Dengan adanya pasokan gas itu, kini PIM kembali normal kinerjanya dalam memproduksi pupuk urea sesuai dengan target. Namun, pasokan bahan baku gas sebanyak tiga kapal kargo ini, kata Usman, hanya memungkinkan PT PIM bernapas dan menghasilkan pupuk hingga 11 November 2008. Setelah itu, produksi kembali terhenti. Setelah mendapat swaap gas lagi pada Juni/Juli 2009, barulah PT PIM kembali berproduksi.

Selama tak berproduksi, kata Usman Mahmud, gas tetap ada. Namun, hanya untuk kebutuhan pemeliharaan mesin, pembangkit listrik, dan air pendingin. Kata Usman Mahmud, meski PT PIM kini telah berproduksi, namun pemenuhan pupuk bersubsidi yang dibutuhkan para petani di seluruh Aceh dan Medan (Sumut), tetap menjadi tanggung jawab PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). ?Kalau produksi PT PIM nanti sudah benar-benar normal, barulah tanggung jawab pemenuhan pupuk tersebut dikembalikan kepada PT PIM,? terang Usman.

Sekarang ini, menurut Usman, tanggung jawab PT PIM hanya sekadar sebagai penyalur pupuk subsidi ke seluruh Aceh, melalui beberapa distributor yang telah dipercaya. Sementara pupuk produksi PIM sekarang ini dijual untuk kebutuhan petani perkebunan dalam negeri dan sebagiannya diekspor ke luar negeri. Sebagaimana diatur di dalam SK Gubernur Aceh, untuk memenuhi kebutuhan pupuk urea bersubsidi kepada 23 kabupaten/kota di provinsi ini, tanggung jawabnya dibebankan pemerintah kepada PT Pusri, karena kondisi PT PIM belum normal. Tugas PIM hanyalah membantu penyaluran pupuk ke petani supaya lebih lancar dan tidak terhambat.

Petani Aceh butuh pupuk bersubsidi 51.555 ton setahun sesuai dengan SK Gubernur Aceh pada 28 Desember 2007. Sedangkan pupuk yang dibutuhkan seluruh petani di Indonesia 4,3 juta ton/tahun. Khusus pupuk urea bersubsidi dijual Rp 1.200/kg (Rp 60.000 satu sak berisi 50 kg) oleh distributor ke petani.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Pendistribusian Pupuk Subsidi Lewat Pemerintah
Pendistribusian pupuk bersubsidi sebaiknya melalui jalur pemerintah, terkait dengan seringnya terjadi kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah di Indonesia, kata Ketua Umum Himpunan kerukunan Tani Indonesia ( HKTI) Prabowo Subianto, di Klaten, Jateng, Rabu.

Menurut Prabowo, seharusnya barang yang telah disubsidi oleh negara seperti pupuk jangan didistribusikan melalui pedagang, tetapi sebaiknya melalui jalur pemerintah.

"Bukan karena kelangkaan, tetapi karena pengelolaan atau pendistribusiannya yang tidak benar," katanya.

Jalur pemerintah tersebut, kata dia, seperti melalui Badan Umum Milik Negara (BUMN), koperasi-koperasi, kelompok tani. "Zaman orde baru pendistribusin pupuk subsidi melalui BUMN bisa tertib," katanya.

Pihaknya terus-menerus menghimbau kapada pemerintah masalah pendistribusian pupuk, bahwa barang yang disubsidi jangan diperdagangkan.

Menurut dia, agar subsidi pupuk itu tidak merugikan para petani, sebaiknya penyaluran melalui BUMN dan para kepala daerah kerja sama dengan organisasi tani seperti HKTI atau organisasi tani lainnya.

Sementara kelangkaaan pupuk urea bersubsidi yang terjadi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, justru dimanfaatkan para pengecer setempat dengan "memaksa" para petani membeli pupuk urea sekaligus jenis pupuk lainnya dengan harga paket.

Ratusan petani di wilayah tersebut banyak mengeluh, saat membeli pupuk urea pada salah satu agen pengecer Pupuk Pusri, karena mereka harus membeli pupuk urea dan pupuk ZA dengan harga lebih tinggi.

Untuk mendapatkan satu zak pupuk urea, para petani harus juga membeli satu sak pupuk ZA dengan harga Rp123 ribu, padahal kalau dihitung harga kedua macam pupuk itu hanya Rp112.500, kata Tapas Sugianto (39), seorang petani asal Desa Manjungan, Ngawen.

Anggota tim KP3 Klaten, Budiono, mengatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi ini, karena terjadinya kelangkaan pupuk urea benyak dimanfaatkan para pengecer.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Pemerintah Siapkan Tambahan Subsidi Pupuk Rp7,375 Triliun
Pemerintah menyiapkan tambahan subsidi pupuk sebesar Rp7,375 triliun sehingga total mencapai Rp15,1 triliun untuk subsidi pupuk 2008.

Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Senin, mengatakan keputusan untuk menambah subsidi pupuk tersebut disebabkan meningkatnya harga pokok produksi (HPP) sarana produksi itu.

"Dalam rapat dengan Komisi IV DPR tadi dewan menyetujui tambahan subsidi pupuk tersebut," katanya usai menyaksikan penandatanganan pakta integritas pejabat eselon I dan II lingkup Deptan.

Tanpa menyebut angka pasti Mentan menyebutkan HPP pupuk meningkat dua kali lipat dari tahun lalu sehingga produsen pupuk kesulitan untuk mempertahankan harga jual saat ini.

Anton mengakui, kondisi ini merupakan dilema bagi pemerintah sebab dengan menambah subsidi akan memberatkan beban anggaran negara.

Namun, tambahnya, jika menaikkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi dampaknya sangat memberatkan petani.

"Oleh karena itu kita mengharapkan petani meningkatkan penggunaan pupuk organik," katanya.

Anton mengatakan, pemerintah akan memberikan insentif senilai Rp40 juta per kelompok tani untuk mengembangkan pupuk organik.

"Insentif ini nantinya untuk membeli peralatan guna membuat pupuk organik," katanya.

Sementara itu menyinggung penandatanganan pakta integritas, dia mengatakan hal itu merupakan komitmen Deptan memberantas praktek KKN di instansi tersebut.

Menanggapi penilain apa yang dilakukan Deptan tersebut terlambat dibanding departemen lain, Anton mengatakan pihaknya telah melakukannya selama ini namun secara bertahap.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Memasuki Musim Tanam Pupuk Bersubsidi Langka
Petani di sejumlah desa di Kabupaten Bengkulu Selatan mengeluhkan langkanya pupuk bersubsidi di pasaran, padahal saat ini sedang memasuki musim tanam.

"Saat ini pupuk bersubsidi di Bengkulu Selatan hilang dari peredaran. Kalaupun ada, harganya melonjak. Pupuk urea harganya sampai Rp125 ribu per zak. Kami minta pihak yang berwenang melakukan survei ke lapangan," kata Sukimin, salah seorang petani di Kecamatan Seginim, Senin.

Kabupaten Bengkulu Selatan khususnya Kecamatan Seginim dan Air Nipis merupakan sentra penghasil padi di Provinsi Bengkulu. Saat ini sawah beririgasi dan tadah hujan di Desa Daratan Sawah, Pasar Baru, Dusun Tengah, Bandar Agung, Pajar Bulan dan Daratan Seginim siap ditanami padi serta jagung.

"Tapi ketika memasuki musim tanam seperti sekarang, tiba-tiba pupuk bersubsidi hilang dari pasaran, terutama jenis urea. Kalangan petani resah, dan hampir 75 persen petani sangat membutuhkan pukuk," katanya.

Supervisor Pengadaan dan Penjualan PT Pusri Daerah Bengkulu Mukhlis Sofyan mengatakan pihaknya mendistribusikan pupuk urea bersubsidi berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diajukan pedagang eceran.

"Sekarang ini kebutuhan pupuk urea petani dipenuhi setelah kami menerima laporan RDKK dari masing-masing kelompok tani yang diserahkan ke pedagang pupuk eceran. Tanpa melalui prosedur itu, petani akan sulit mendapatkan pupuk," katanya.

Mukhlis mengatakan kuota pupuk urea bersubsidi yang ditetapkan Menteri Pertanian berdasarkan SK nomor W.81.XXXV tahun 2008 untuk Provinsi Bengkulu sebanyak 20.005 ton.

Dari jumlah tersebut terinci untuk Kota Bengkulu 902 ton, Kabupaten Lebong 1.916 ton, Kabupaten Kepahiang 2.505 ton, Kabupaten Bengkulu Utara 3.722 ton, Kabupaten Muko Muko 2.360 ton, Kabupaten Seluma 2.663 ton, dan Kabupaten Kaur 730 ton.

"Sedangkan untuk Bengkulu Selatan 1.805 ton sesuai SK Gubernur Bengkulu yang dijabarkan dari SK Menteri Pertanian," katanya.

Ia menyebutkan saat ini stok pupuk urea bersubsidi masih 3.000 ton di gudang PT Pusri di kawasan Pulau Baai.

Karena itu, ia menganjurkan petani membentuk kelompok untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai SK Memperindag Nomor 2 Tahun 2008 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian.

"Petani dengan lahan seluas di bawah dua hektare diharuskan membentuk kelompok, kemudian mengajukan kebutuhan pupuknya dengan RDKK. HET (harga eceran tertinggi) pupuk urea bersubsidi Rp1.200 per kilogram," katanya.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

25 BUMN Segera Aplikasikan E-Procurement
Kementerian BUMN segera meresmikan penerapan sistem e-procurement atau pengadaan barang secara elektronik di 25 BUMN demi mendorong unsur transparansi dalam pelaksanaan tender.

"Pekan ini sistem e-procurement di 25 BUMN akan diluncurkan. Semua informasi soal mekanisme tender hingga penetapan pemenang tender dapat dipantau oleh siapapun dan kapanpun," kata Sekretaris Menneg BUMN Said Didu, di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, BUMN besar yang akan meluncurkan sistem e-procurement tersebut antara lain PT Pertamina dan PT PLN.

"Program ini akan online melalui sistem komputer ke semua BUMN, sehingga mengurangi adanya intervensi dari pihak manapun," kata Said.

Pemerintah saat ini sedang membahas penyelesaian RUU tentang Pengadaan Barang dan Jasa yang diperkirakan rampung pada akhir 2008.

Dalam RUU tersebut akan diatur juga soal pengadaan barang dan jasa di BUMN.

Namun, menurut Said, RUU tidak hanya berlaku bagi BUMN tetapi semua perusahaan yang ada di Indonesia karena jika hanya berlaku bagi BUMN akan menjadi tidak adil.

"Aturan pengadaan barang dan jasa untuk semua perusahaan idealnya sama agar masing-masing dapat bersaing adil dengan tata aturan yang sama," kata Said.

"Seluruh pengadaan barang dan jasa yang tidak menggunakan APBN tetapi dana korporasi jadi harus diatur setara," katanya.

Terkait penggunaan kandungan lokal dalam pengadaan barang dan jasa BUMN, Kementerian BUMN juga telah mengimbau BUMN untuk mengutamakan produk dalam negeri dalam bentuk surat edaran resmi.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Soal Kelangkaan Pupuk Subsidi
Masril : Menjadi masalah nasional, janji akan koordinasi.

Untuk mengatasi kelangkaan pupuk subsidi yang dialami oleh petani di Bangka Tengah maka Dinas Peternakan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPPKP) akan berkoordinasi dengan prosuden pupuk, yakni Pusri dan Petrokimia.

?Kelangkaan pupuk subsidi memasuki musim tanam memang sering kali terjadi. Sebenarnya bukan saja terjadi di Bangka Tengah, di daerah lain juga demikian, sudah menjadi masalah nasional. Untuk itu kita akan melakukan koordinasi dengan produsen pupuk yakni Pusri dan Petrokimia,? kata Kepala DPPKP Bangka Tengah Masril Senin, ketika bertemu harian ini, Jumat (22/8) siang.

Menurut Masril, pertemuan dengan pihak produsen tersebut juga akan diikuti oleh para petugas penyuluh lapangan (PPL) untuk melakukan sosialisasi.

?Kebutuhan pupuk cukup banyak, tidak hanya pertanian saja yang butuh pupuk, namun perkebunan juga membutuhkannya. Untuk itu kita juga akan mengumpulkan data dari PPL guna mengetahui kebutuhan pupuk bagi petani,? kata Masril seraya mengatakan akan menggelar pertemuan dengan produsen pupuk dan PPL pada hari Senin (25/8) mendatang.

Masril juga mengatakan, untuk mengatasi kelangkaan pupuk anorganik yang terjadi sekarang ini, para petani bisa menggunakan pupuk organik yang tersedia di DPPKP.

?Untuk mengatasi kelangkaan tersebut petani bisa menggunakan pupuk organik yang sebenarnya tidak kalah bagus dengan pupuk anorganik yang sering digunakan selama ini,? ujar Masril.

Lebih lanjut Masril mengatakan, ke depan hendaknya para petani membiasakan diri menggunakan pupuk organik sehingga tidak terlalu bergantung dengan pupuk anorganik serta bisa meminimalisir penggunaannya.

?Sebenarnya petani kita belum terbiasa menggunakan pupuk organik, namun kedepan secara bertahap akan kita anjurkan, karena pupuk organik cukup baik terutama untuk sayur-sayuran. Selain itu bahan-bahan pupuk organik di daerah kita cukup banyak, seperti kotoran sapi,? jelas Masril.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Pemerintah Bentuk PT Agro Kimia Indonesia
Pemerintah membentuk holding (induk usaha) BUMN Pupuk yaitu PT Agro Kimia Indonesia yang membawahi lima anak perusahaan yaitu PT Pusri, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, PT Petro Kimia Gresik dan PT Pupuk Iskandar Muda.

"Holding pupuk PT Agro Kimia Indonesia resmi beroperasi pekan depan, tinggal menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BUMN Pupuk," kata Sekretaris Menneg BUMN Said Didu di Jakarta, Senin (18/8).

Menurut Said, pembentukan holding BUMN Pupuk sebagai salah satu langkah pemerintah mengatasi masalah yang dihadapi industri pupuk nasional, selain juga dapat mengatasi pasokan gas.

"Holding BUMN Pupuk nantinya fokus pada masalah investasi, produksi, pemasaran dan distribusi pupuk terutama dalam rangka program pupuk subsidi," katanya.

Selain menjadikan BUMN Pupuk sebagai perusahaan kelas dunia dalam industri pupuk, petrokimia dan jasa-jasa teknik melalui maksimasi nilai perusahaan, juga mendukung program ketahanan pangan nasional.

"Kelangkaan pupuk di sejumlah tempat adalah akibat dari tidak terjadinya sinergi produksi maupun distribusi di antara BUMN Pupuk," tuturnya.

Untuk tahap awal ujarnya, tugas holding adalah mengupayakan pendanaan revitalisasi empat pabrik pupuk yang sudah berusia tua atau di atas 30 tahun yaitu tiga unit pabrik di Pusri dan 1 pabrik di Pupuk Kalimantan Timur.

"Saat ini empat pabrik harus direvitalisasi, sehingga membutuhkan strategi investasi yang bersinergi satu sama lain sehingga mendapatkan pendanaan yang maksimal," kata Said.

Meski begitu ia tidak merinci berapa besar nilai perusahaan setelah dijadikan holding, termasuk nilai aset dari ke lima BUMN Pupuk tersebut. Sesungguhnya, pembentukan holding BUMN Pupuk tersebut sudah dilakukan ketika Kementerian BUMN dibawah Menneg BUMN Sugiharto dan bertindak sebagai holding atau induk perusahaan yaitu PT Pusri.

"Dulu itu holding-holdingan karena haram hukumnya jika anak perusahaan bertindak sebagai induk," kata Said.

Lebih lanjut dijelaskan, selain fokus pada investasi dan distribusi pupuk PT Agro Kimia Indonesia juga mengembangkan produksi herbisida, pestisida termasuk produksi pupuk kompos yang mendukung industri pertanian," katanya.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Proyek Pusri-Iran Terhambat
Pemerintah menilai proyek pabrik pupuk patungan antara PT Pupuk Sriwidjaya dengan Iran beresiko tinggi. Akibatnya, pendanaan proyek tersebut pun diperkirakan bakal terhambat.

Menteri Negara Sofyan Djalil, Sabtu (9/8), di Jakarta, menyatakan pihaknya masih terus mengupayakan pencarian sumber pendanaan untuk proyek hasil kerjasama bilateral yang dinamai Hengam Petrochemical Company (HPC).

"Kita masih usahakan, karena resiko politik di Iran masih cukup tinggi. Kini kita coba untuk mencari pembiayaan yang paling kecil resikonya, kalau bisa berupa project financing," kata Menneg BUMN.

Dijelaskan, pihaknya sudah memberi mandat kepada HPC guna mencari sumber pembiayaan. Sofyan mengakui, potensi kemajuan dari proyek ini relatif besar. Hanya saja, faktor resiko politik di negeri tersebut sangat tinggi sehingga akan mempersulit upaya pencarian sumber dana. Mudah-mudahan bisa segera didapat," pungkasnya.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Distribusi Pupuk Bersubsidi Dilaksanakan Tertutup
Pemerintah Diminta Siap,Sosialisasi ke petani harus ditingkatkan.
Komisi Perekonomian dan Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah mengimbau agar Pemerintah Jawa Tengah dan produsen pupuk mempersiapkan pelaksanaan perubahan skema distribusi pupuk bersubsidi dari terbuka menjadi tertutup.

Mulai Oktober tahun ini, pupuk bersubsidi akan didistribusikan secara tertutup, yakni pupuk disalurkan berdasarkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Rencana definitif tersebut diusulkan oleh kelompok tani, sesuai dengan kebutuhan obyektif di suatu kelompok tani, dan mereka langsung terlibat sebagai distributor atau pengecer.

Distribusi secara tertutup diharapkan mampu meminimalisasi krisis pupuk yang terjadi selama ini yang indikatornya antara lain pemberlakuan harga yang melebihi harga eceran tertinggi, penjualan pupuk ke luar daerah, atau penjualan pupuk bersubsidi kepada pihak industri.

Tapi, menurut Fatria Rahmadi, anggota Komisi Perekonomian dan Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, rencana perubahan pola distribusi tersebut belum tersosialisasi dengan baik.

Dari hasil kunjungannya ke beberapa daerah di Jawa Tengah, banyak petani mengaku belum mendengar rencana tersebut. Selain itu, "Banyak petani yang belum masuk dalam pendaftaran RDKK," kata Fatria.

Belakangan, banyak petani yang mengeluhkan tidak adanya pupuk. "Sebenarnya ini ada apa sih?" tanya seorang petani Desa Candirejo, Ngawen, Klaten, dengan nada geram.

Komisi Perekonomian dan Pertanian pun meminta pemerintah melakukan sosialisasi serta mendata kelompok tani. "Jika hal ini tidak dilakukan, meskipun ada perubahan pola distribusi, krisis pupuk akan terus terjadi," ujar Fatria.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah, Aris Budiono, sejak bulan Juli lalu pihaknya telah menginstruksikan Dinas Pertanian di kabupaten/kota agar mensosialisasikan rencana distribusi pupuk bersubsidi secara tertutup.

"Kami telah memasukkan kelompok-kelompok tani ke dalam beberapa gabungan kelompok tani," ujarnya. Namun ia mengakui sosialisasi itu masih perlu ditingkatkan.

Sementara itu, Kepala Perwakilan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Jawa Tengah, Eddy Hamim, mengatakan bahwa terkait dengan perubahan pola distribusi, pihaknya sebatas melaksanakan ketentuan pemerintah. "Produsen hanya menjalankan sesuai ketentuan. Pusri tidak terpengaruh oleh distribusi terbuka atau tertutup," ujarnya.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Pupuk Langka di Riau
Tenggelamnya kapal MP Damai Lestari bermuatan 11 ribu ton pupuk di Selat Malaka, Jumat (1/3) lalu, memperparah kelangkaan pupuk yang terjadi di Provinsi Riau sejak dua pekan terakhir.

Kelangkaan pupuk khususnya pupuk kimia mengakibatkan harga pupuk di pasaran melonjak hingga mencapai Rp600 ribu per50 Kg.

"Sebelum kapal MP Damai Lestari tenggelam, kelangkaan pupuk khususnya jenis kimia sudah terjadi di Riau. Keterbatasan stok karena kurangnya pasokan membuat harga pupuk di tingkat eceran melonjak hingga Rp600 ribu per 50 kg," kata Distributor Pupuk PT Global Agro Utama, Eka Armas Pailis kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Senin (4/8).

Dijelaskannya, saat ini distribusi pupuk kimia seperti NPK, KCL, dan Urea, terkesan tersendat. Pasokan pupuk kimia yang biasanya datang dari PT Pupuk Sriwijaya saat ini jarang diterima oleh distributor. Bahkan, pasokan pupuk yang beredar di Riau, banyak didatangkan dari sejumlah provinsi tetangga seperti Jambi, dan Pelembang.

"Dalam kondisi normal, kita sanggup mendistribusikan pupuk sebanyak 7 ton perhari kepada sejumlah agen di Riau. Namun kini, karena pasokan langka, kita hanya bisa mendistribusikan pupuk organic Agrobost ke daerah-daerah," jelasnya.

Ia menambahkan, tenggelamnya kapal pengangkut pupuk MP Damai Lestari yang mengangkut pupuk sebanyak 11 ribu ton, pastinya akan memberi dampak kepada ketersediaan pasokan pupuk bagi Provinsi Riau. Dengan kondisi kelangkaan pupuk yang sedang terjadi saat ini, Riau dalam beberapa bulan kedepan jelas akan mengalami deficit atau kekurangan stok pupuk.

"Para petani di Riau sekarang sudah mengelauh karena sulitnya mendapatkan pupuk. Jika pun ada, harganya melonjak tajam. Kita sebagai distributor hanya bertugas menyalurkan dan tidak dapat berbuat banyak," ujarnya.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia pada sejumlah agen pupuk di pasaran Pekanbaru, harga pupuk memang mengalami peningkatan. Harga pupuk NPK saat ini naik Rp50 ribu dari sebelumnya Rp450 menjadi Rp500 ribu per 50 Kg.

Padahal harga normal pupuk tersebut sebenarnya hanya Rp300 ribu per 50Kg. Kondisi serupa juga terjadi pada pupuk KCL yang sebelumnya dijual pada harga Rp470 ribu dan sekarang naik menjadi Rp500 ribu per 50 Kg.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Harga TBS Turun, Harga Pupuk Naik
Perlu Kebijakan untuk Dukung Petani Kelapa Sawit. Melemahnya harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO yang berlangsung selama dua minggu terakhir turut menyeret turun harga tandan buah segar kelapa sawit. Para petani mengkhawatirkan hal ini karena merosotnya harga TBS terjadi di tengah melonjaknya harga dan langkanya pupuk.

Jika hari Senin (28/7), harga tandan buah segar (TBS) masih Rp 1.650 per kilogram-Rp 1.800 per kg, pada Sabtu (2/8) sudah anjlok hingga Rp 1.020 per kg. Keresahan petani ini terekam dalam pemantauan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dan Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam, Sabtu dan Minggu (3/8).

Mereka berharap pemerintah berbuat sesuatu untuk mempermudah petani kelapa sawit merawat kebunnya.

Harga di tingkat petani sudah turun sejak pekan terakhir bulan Juni. Ketika itu, eksportir CPO sudah menurunkan harga pembelian bahan baku untuk mengantisipasi penetapan tarif pungutan ekspor (PE) 20 persen yang akan berlaku di bulan Juli. ?Harga turun banyak sekali. Kalau terus seperti ini, kami pasti kesulitan membeli pupuk,? kata Aminuddin (45), petani di Kecamatan Besitang, Langkat. Adi, agen penampung TBS di Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, mengatakan, fluktuasi harga saat ini terjadi setiap hari. Sebelum menyentuh Rp 1.020 per kg, Adi membeli TBS petani seharga Rp 1.160 per kg.

Kebutuhan modal petani.

Petani di Tenggulun, Aceh Tamiang, Lukmanul Hakim (34), mengatakan, harga pupuk TSP dan KCL mencapai Rp 500.000 per karung untuk ukuran 50 kg. Adapun harga pupuk urea mencapai Rp 10.000 per kg.

Hal ini jauh di atas harga pupuk dua pekan lalu. Ketika itu, harga pupuk urea masih berkisar Rp 7.000-Rp 8.000 per kg, TSP Rp 9.000 per kg, dan NPK Rp 11.000 per kg.

?Sudah harga pupuknya mahal, barangnya pun sulit didapat di pasar. Pemerintah seharusnya membantu kami,? ujar Hakim.

Pupuk berkontribusi hampir 60 persen dalam meningkatkan produktivitas kebun kelapa sawit. Meski tidak mendapat alokasi pupuk bersubsidi, petani kebun berharap pemerintah menjamin ketersediaan pupuk di pasar.

Petani membutuhkan modal sedikitnya Rp 11,3 juta per hektar per tahun untuk memupuk kebunnya dengan rutin. Minimnya pemupukan membuat produktivitas kebun rakyat hanya berkisar 10 ton-13 ton TBS per hektar per tahun.

?Kalau perusahaan perkebunan, pasti bisa memesan langsung ke pabrik pupuk karena belanjanya dalam jumlah banyak. Kami ini kan tidak mungkin menyimpan stok banyak sehingga baru membeli pupuk eceran saat akan memupuk,? tutur Hakim. Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumardi Syarief mengatakan, pemerintah harus segera menyusun kebijakan konkret untuk mendukung petani kelapa sawit nasional.

Dari 6,7 juta hektar perkebunan kelapa sawit, 2,7 juta hektar di antaranya merupakan milik rakyat yang dikelola oleh dua juta petani.

?Pemerintah harus menyediakan penelitian dan pengembangan kelapa sawit murah untuk petani serta sertifikasi lahan gratis. Kedua hal ini bisa meningkatkan produktivitas kebun dan sumber daya manusia petani dalam menambah skala usahanya,? papar Sumardi.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia Sahat Sinaga meminta pemerintah memerhatikan sektor perkebunan. ?Kelapa sawit dan karet merupakan komoditas andalan Indonesia,? katanya.
Baca Selengkapnya
news-1

07 November 2024

Petani Bentuk Kelompok
Distribusi Pupuk Bersubsidi Sistem Tertutup Dimulai 1 Agustus.

Petani di Sumsel harus segera bergabung dalam kelompok tani supaya mendapat pupuk urea bersubsidi. Hal itu karena mulai 1 Agustus 2008, PT Pupuk Sriwijaya melakukan distribusi pupuk sistem tertutup sehingga petani yang tidak masuk kelompok tani akan kesulitan memperoleh pupuk.

Menurut Manajer Pemasaran Pupuk Daerah (PPD) Sumsel PT Pusri Sulfa Ganie, Sabtu (26/7), sosialisasi distribusi pupuk sistem tertutup sudah sampai ke petani meskipun belum 100 persen. Sulfa mengungkapkan, sampai saat ini sudah 85 persen kelompok tani di Sumsel yang membuat Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Dengan diberlakukannya sistem distribusi pupuk tertutup, PT Pusri hanya akan memberikan alokasi pupuk bersubsidi sesuai jumlah dalam RDKK. Sulfa mengatakan, di seluruh Sumsel hanya tinggal Kabupaten Musi Banyuasin yang belum menyerahkan daftar RDKK.

?Tanpa RDKK, petani tidak akan memperoleh pupuk yang dibutuhkan. Tetapi, bagi petani perseorangan masih ada kesempatan untuk bergabung dalam kelompok tani sampai 31 Desember 2008,? kata Sulfa.

Petani yang belum terdaftar dalam kelompok tani bisa mendaftarkan diri melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) atau melalui kepala cabang dinas pertanian setempat.

Penyaluran pupuk urea bersubsidi di Sumsel sampai 25 Juli 2008 mencapai 120.631 ton atau 72,9 persen dari alokasi Menteri Pertanian tahun 2008 sebesar 165.483 ton.

Subsidi terbatas.

Menurut Manajer Pemasaran Wilayah I PT Pusri Effendy Ropie, kemampuan pemerintah dalam memberikan subsidi untuk pupuk urea terbatas hanya sekitar 4,3 juta ton per tahun, padahal kebutuhan mencapai 5,8 juta ton per tahun.

Effendi menuturkan, selain menggunakan RDKK, distribusi sistem tertutup juga dilakukan dengan menggunakan kartu elektronik smart card di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Sleman.

Uji coba RDKK juga dilakukan di Kecamatan Telang di Kabupaten Banyuasin dan Kecamatan Belitang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Baca Selengkapnya
Layanan Pelanggan Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ