Kabar Pusri

Berita Media Masa

Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.

news-1

25 December 2024

Pusri Jateng Jamin Ketersediaan Pupuk Aman Hingga Maret 2009
PT Pusri Jawa Tengah pastikan ketersediaan pupuk untuk masa tanam Oktober 2008 hingga Maret 2009 lancar. Pasokan pupuk para petani tetap diupayakan dengan mengoptimalkan perwakilan yang ada di tiap kabupaten.

Menurut Area Manajer Pemasaran Pupuk Daerah PT Pusri Jateng Eddy Hamim, Senin (27/10), PT Pusri hingga 24 Oktober 2008 telah menyalurkan sebanyak 514.215 ton pupuk. Sisa alokasi hingga Desember 2008 tercatat ada 173.037 ton pupuk.

"Realisasi penyaluran per 24 Oktober 2008 ini mencapai 102 persen dan lebih besar dibandingkan jumlah penyaluran yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur Jateng sebesar 504.946 ton pupuk," kata Eddy.

PT Pusri juga telah mempersiapkan 11 kapal pengangkut yang terdiri 7 kapal dari Palembang ke Unit Pengantongan Pupuk (UPP) Semarang dan 4 kapal ke UPP Cilacap. Tiap kapal dapat mengangkut pupuk sebanyak 7.000 ton. PT Pusri juga telah menyiapkan sebanyak 26 gudang baik yang merupakan milik sendiri maupun gudang yang disewa.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Pupuk Nonsubsidi Aman
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) membantah terjadi kelangkaan pupuk urea nonsubsidi bagi perusahaan perkebunan.

Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri mengatakan, untuk pupuk urea nonsubsidi, pihak perkebunan bisa memesan dan membeli langsung ke Pusri. Mengenai stok,Dadang menyatakan selalu tersedia, sehingga dia merasa heran jika ada perusahaan perkebunan yang mengeluhkan pupuk urea nonsubsidi sulit didapatkan.

?Segera laporkan perkebunan mana yang kesulitan itu,akan kami datangi untuk mengecek kebenarannya. Jika benar, segera kami atasi kesulitan mereka,?ujarnya. Dadang mengungkapkan, yang mengalami kesulitan saat ini justru para petani yang memiliki luas kebun lebih dari dua hektare.

Pasalnya, mereka enggan membeli pupuk dengan harga nonsubsidi karena untuk membeli pupuk bersubsidi, petani terhalang dengan aturan. Dalam peraturan Menteri Pertanian, pembelian pupuk bersubsidi harus melalui rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) dan dibatasi bagi petani yang luas kebunnya maksimal dua hektare.

?Dengan adanya RDKK ini bisa meminimalisasi penggunaan pupuk subsidi oleh pihak yang tidak semestinya menggunakan. Jadi, kita ikuti saja aturan itu. Mohon maaf sebesar-besarnya bagi petani yang punya kebun di atas dua hektare harus membeli pupuk dengan harga nonsubsidi,? katanya.

Sementara itu,Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan Sriwijaya (GPPS) Syamsir Syahbana mengungkapkan kenyataan yang bertentangan. Dia mengaku, dirinya dan beberapa pengurus GPPS telah mendatangi Pusri untuk mencari solusi atas kesulitan perusahaan perkebunan mendapatkan pupuk.

Namun,jawaban yang didapat dari Pusri adalah stok pupuk nonsubsidi telah habis. ?Satu bulan lalu kami baru dari Pusri dan mendapat jawaban bahwa stok kosong. Waktu itu kami hanya diminta untuk membuat permohonan pengadaan pupuk urea. Namun, hingga kini belum ada kelanjutan,?ucapnya. Untuk mengatasinya,kata dia, saat ini perkebunan menggunakan pupuk NPK yang harganya lebih mahal.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Alokasi Urea, ZA, dan NPK Ditambah pada Tahun 2009
Tahun 2009, alokasi volume pupuk bersubsidi jenis urea, ZA, NPK, dan pupuk organik ditambah. Kebijakan ini untuk mendorong peningkatan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan budidaya.

Data Departemen Pertanian menyebutkan, alokasi pupuk urea tahun 2009 meningkat 100.000 ton dibanding 2008, yaitu dari 4,3 juta ton menjadi 4,4 juta ton. Rinciannya, untuk subsektor tanaman pangan 2,795 juta ton, hortikultura 396.326 ton, perkebunan 948.745 ton, peternakan 12.699 ton, perikanan budidaya 147.231 ton, dan cadangan pupuk nasional 100.000 ton.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian Sutarto Alimoeso, Senin (13/10) di Jakarta, menyatakan, selain urea, alokasi pupuk ZA juga meningkat dari 700.000 ton menjadi 800.000 ton. NPK naik dari 400.000 ton menjadi 1,4 juta ton, dan cadangan NPK nasional 100.000 ton.

Adapun pupuk organik yang hanya untuk subsektor tanaman pangan naik dari 345.000 ton menjadi 450.000 ton. Sementara alokasi pupuk jenis SP-36 mulai tahun 2009 ditiadakan dan diganti Superphos, yakni sejenis pupuk SP-36 dengan kandungan SP lebih rendah.

Sistem tertutup.

Menurut Manajer Perencanaan Pengembangan dan Sinergi Pemasaran PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Subhan, selain penambahan volume pupuk bersubsidi, pada 2009 pemerintah juga mengubah kebijakan sistem distribusi pupuk bersubsidi da-ri sistem terbuka menjadi tertutup.

?Selama ini petani bisa membeli pupuk di mana saja dan dalam volume berapa pun, tetapi mulai 2009 ada pembatasan berdasarkan luas lahan yang diusahakan,? katanya.

Bagi produsen pupuk, perubahan sistem distribusi ini menguntungkan, ada pengurangan tanggung jawab. Jika sebelumnya produsen pupuk bertanggung jawab dalam distribusi hingga ke tingkat petani, kini hanya sampai ke lini IV, yaitu pengecer. Distribusi dari pengecer ke petani menjadi tanggung jawab Deptan. ?Kita tinggal menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai volume yang terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok tani atau RDKK. Selebihnya, apakah petani mendapatkan pupuk atau tidak, tanggung jawab Deptan,? kata Subhan.

Guna mempermudah petani mendapatkan pupuk sesuai harga eceran tertinggi (HET), kemasan pun diubah. Jika sebelumnya pupuk sesuai HET harus dibeli petani dalam kemasan 50 kg di pengecer resmi secara tunai, kini, sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42 Tahun 2008, pupuk dengan harga sesuai HET bisa dibeli dalam kemasan 50 kg, 40 kg, dan 20 kg di pengecer resmi secara tunai.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Pusri Butuh Dana Jaminan
Pusri mendapat persetujuan lembaga keuangan untuk mendanai pembangunan pabrik di Iran. Namun,realisasi pinjaman terganjal belum terbitnya jaminan dari pemerintah.

Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri mengatakan, proyek pembangunan pabrik di Iran senilai USD700 juta dipastikan terus berjalan. Namun,Pusri mengalami kendala kekurangan dana. Setelah bernegosiasi dengan beberapa perbankan dan lembaga keuangan,akhirnya ada sebuah lembaga keuangan yang bersedia mengucurkan pinjaman senilai USD150 juta.

Sebagai syarat pencairan pinjaman itu, Pusri membutuhkan jaminan dari pemerintah. ?Pabrik di Iran tidak akan terganggu asal pemerintah mau menjamin pinjaman kami.Sudah kami sampaikan ke pemerintah dan itu yang masih kami tunggu,? ujarnya kepada SINDO kemarin. Selain masih menunggu terbitnya jaminan pinjaman dari pemerintah,Dadang menyatakan, kondisi dunia saat ini sedikit banyak berpengaruh pada realisasi proyek tersebut.

Pihaknya sangat hati-hati dengan kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) yang sedang mengalami guncangan.Hal itu dikaitkan pada Iran yang masuk dalam kategori negara yang sektor riilnya kuat. Sebab, AS biasanya akan mengambil keputusan irasional untuk menguasai negara-negara yang memiliki sektor riil kuat. Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang Amidi mengatakan, pembangunan pabrik pupuk di Iran merupakan langkah baik. Sebab, biaya produksi pabrik bisa ditekan seiring jauh lebih murahnya harga gas untuk produksi pupuk. Selain itu,pasokan gas di Iran lebih mudah didapatkan.

?Pada 2010, kebutuhan pupuk dalam negeri diperkirakan di atas 11 juta ton. Sementara, kapasitas produksi normal dari lima perusahaan pupuk dalam negeri saat ini hanya sekitar 7,872 juta ton. Selain itu, di tengah kebutuhan yang meningkat ini, sejumlah pabrik pupuk justru mengalami masalah pasokan gas sehingga tidak bisa berproduksi maksimal,? tandasnya
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Pusri Bantah Putus Kontrak dengan Medco Energi
Direktur Utama (Dirut) PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Dadang Heru Kodri membantah isu pemutusan kontrak suplai gas Medco Energi ke PT Pusri. Ini diungkapkannya kepada wartawan, usai halalbihalal yang dilaksanakan di gedung Serbaguna PT Pusri kemarin (15/10). ?Alhamdulillah, enggak ada pemutusan,? ujar Dadang.

Ia menjelaskan, selama kurun waktu 10 tahun pihaknya telah memperbarui kontrak dengan Medco, khususnya untuk menyuplai gas alam ke PT Pusri. ?Enggak ada, kita bayar kok. Mereka juga mau dan kontraknya dari 2008 sampai 2018 sudah diperbaharui pada 2007 lalu, ? tegas dia.

Dikatakannya, gas yang dibeli dari Medco sebanyak 45 milion million standart cubik pit per day (MMSCPD). Harganya sebesar 3,4 dolar, dengan kontrak baru selama 10 tahun ke depan. Sementara, dengan Pertamina kontraknya juga sudah diperbaharui selama lima tahun dari 2008 ? 2013. Besar gas yang disuplai Pertamina sebesar 180 MMSCPD, sedangkan harganya naik 3,3 dolar sudah sampai di Pusri. Eksaliasinya naik sebesar 2,5% setiap tahun.

Ia juga menjelaskan, rek=strukturisasi PT Pusri dari Holding. Hal ini, katanya, akan sangat menguntungkan bagi PT Pusri. Karena, setelah Pusri lepas Holding justru akan lebih meringankan beban yang selama ini membawahi seluruh anak ? anak perusahaan di Indonesia. ?Holding-nya boleh saja namanya PT AKI, namun Pusri tak dihilangkan. Apa pun nama yang mau dibentuk, Pusri tetap seperti itu. Apa pun caranya mau holding baru atau perusahaan baru, Pusri tetap ada,? ujarnya.

?Pergantian namanya itu enggak bisa dan itu juga diiyakan oleh pemegang saham. Pusri tetap dengan namanya.? Tambah Dadang.

Lebih jauh ia menjelaskan, lepas holding Pusri akan lebih cepat mewujudkan program pemerintah. Karena, menurut Dadang, nantinya manajemennya akan terpisah dari holding. ?Sehingga, konsentrasinya akan dilakukan disini dan langsung dikelola juga oleh manajemennya dari sini,? ungkapnya.

Mengenai rencana akan pengembangan PT Pusri di Iran ? dengan lepas holding ? tak akan terganggu, asalkan pemerintah memberi pinjaman ke Pusri. ?Nah, ini yang kita tunggu, karena besar biaya untuk membangun anak perusahaan Pusri di Iran tersebut butuh U$ 150 juta,? kata Dadang seraya mengatakan, rencana pembangunannya belum dapat ditentukan, karena masih perlu mencermati situasi.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Distributor Pupuk Nakal Harus Ditindak Tegas PT Pusri
Distributor nakal yang berupaya menimbun atau menjual pupuk bersubsidi kepada pedagang liar untuk dipasok ke daerah di luar Sumatera Barat (Sumbar) harus ditindak tegas PT Pusri Cabang Padang sebagai produsen pupuk.

"Pusri harus memberi sanksi tegas terhadap distributor tersebut, karena mereka adalah kaki Pusri dalam penyaluran pupuk. Begitu juga distributor, mesti menindak pedagang yang berupaya cari untung besar," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat Djoni di Padang, Sabtu.

Ia mengatakan hal itu ketika diminta tanggapannya terkait dengan diamankannya 43 ton berbagai jenis pupuk bersubsidi bersama pelakunya, Mas (48) oleh yang berwajib di Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (9/10) lalu.

Menurut dia, apabila pihak Pusri tidak mengambil tindakan tegas terhadap distributor yang terlibat dalam penjualan pupuk kepada pedagang liar, itu berarti ada indikasi yang tidak beres.

Begitu pula distributor harus menindak pedagang yang berupaya menjual pupuk bersubsidi ke daerah di luar Sumbar.

"Tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan karena melawan hukum, dan telah berdampak pada petani yang selalu kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi," katanya.

Selain itu, kata dia, guna menghentikan aksi penimbunan atau penjualan pupuk bersubsidi yang tidak sesuai dengan ketentuan, komisi pengawasan pupuk tingkat kabupaten dan kota harus berperan aktif.

"Setiap daerah sudah ada komisi pengawasan pupuk, maka harus diintensifkan fungsinya dalam memantau sistem penyaluran pupuk hingga ke petani," katanya.

Secara terpisah, Kapolres Tanah Datar AKBP S Erlangga di Batusangkar, Sabtu (11/10) mengatakan tindakan pelaku tersebut sudah melanggar pidana ekonomi, karena menjual pupuk dalam pengawasan ke provinsi lain.

Jenis pupuk besubsidi yang diamankan terdiri Urea tiga ton, NPK Ponska 17,5 ton, Super Pos 9,5 ton, dan pupuk ZA 13 ton.

Dari pengakuan tersangka ketika diperiksa petugas, pupuk bersubsidi itu dibeli dari Distributor CV Bungo Padi untuk dijual ke Provinsi Riau.

Tersangka mengaku sejak Mei 2008 sampai saat ditangkap telah menjual pupuk jatah untuk petani Tanah Datar sebanyak 66,5 ton (1.346 karung).

Pupuk bersubsidi yang dijual tersangka ke provinsi tetangga itu adalah Urea Rp150 ribu per karung, Ponska Rp200 ribu per karung, Super Pos 120 ribu per karung, pupuk dan ZA dengan harga Rp120 ribu per karung.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

PT Pusri Jamin Holding Tak Merugikan
Fraksi-fraksi yang ada di Komisi II DPRD Sumsel tidak menolak Holding PT Pusri, jika dilakukan Spin Off apabila hal itu demi kebaikan PT Pusri sendiri kedepan, hal ini disampaikan anggota dewan setelah menerima laporan dan penjelasan yang disampaikan Direktur PT Pusri (Pupuk Sriwidjaja) Dadang Heru Kodri, kemarin (9/10) di ruang rapat Musyawarah gedung DPRD Sumsel.

Dalam kesempatan tersebut, Anggota dewan kembali mempertanyakan apa tidak ada jalan lain selain dilakukan Holding agar PT Pusri lebih baik, dan jika memang terjadi Holding apa konsekuensi dari pemerintah jika hasil yang diharapkan ternyata kebalik.

Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, karena PT Pusri milik bersama dan terdapat nilai historisnya bagi warga sumsel, jadi tidak dengan mudah untuk merubahnya dan kenapa tidak di evaluasi terlebih dahulu PP 28 Tahun 1997 tentang penambahan penyertaan modal negara republik Indonesia ke dalam modal saham perusahaan persero PT Pusri,?beber Arudji Kartawinata yang merupakan pensiunan PT Pusri.

Sementara itu, Dadang menjawab pertanyaan yang diajukan anggota dewan dengan mengatakan, dirinya selaku Direktur PT Pusri siap untuk menerima konsekuensi yang terjadi akan datang dari para pemegang saham (Pemerintah).

Saya akan menerima apapun yang terjadi nanti, saya juga tidak berharap untuk ditempatkan pada posisi apapun nanti jika jadi Holding, klo bisa di palembang, dan sebelumnya nanti teken kontrak terlebih dahulu, dimana saya tidak bisa menuntut pemerintah jika di berhentikan, ?katanya. Lebih lanjut, ia kembali menjelaskan kembali bahwa, nilai sejarah PT Pusri tidak akan hilang, tidak ada pengurangan karyawan, pengkerdilan tugas dan hilangnya dana pensiun.

?Jika PT Pusri jadi dilakukan Holding, saya menjamin tidak akan ada dampak terhadap karyawan dan historis akan nilai sejarah PT Pusri sendiri, karena dengan Holding PT Pusri dapat berpikir untuk dirinya sendiri dan dapat secara cepat mengambil keputusan yang tidak perlu dengan waktu yang lama,? ucapnya.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, dengan dilakukan Holding, PT Pusri dapat berdiri bebas dimana dapat bekerjasama dengan perusahan lain dan semakin mendekati kedaerah bukan kepusat, sehingga PT Pusri nanti dapat semakin kuat di wilayah Sumatera.

?Mengenai Aset-aset PT Pusri jika holding, akan masih dipertahankan, jika pun ada pengalihan asset, itu sudah di hitung untung ruginya oleh PT Pusri yang dimana akan ada penggantiannya, jika bebannya berat bagi Pusri ya kita lepas?ujarnya.

Pada kesempatan itu juga , Dewan mempertanyakan Aset pemerintahan provinsi sumsel yang ada di PT Pusri kepada Direktur PT Pusri, yang berkisar 40 persen dan pemerintah pusat sisanya.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

PT Pusri Peduli Bantu Korban Gempa dan Beri Paket Lebaran
PT Pusri kembali memberikan bantuan sebesar Rp150 juta kepada masyarakat korban gempa di Kabupaten Lahat.

Ketua panitia merangkap Manajer Kemitraan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan PT Pusri Bambang Subiyanto mengatakan, bantuan tersebut diberikan sebagai ungkapan keprihatinan atas kejadian yang telah menimpa masyarakat di dua kecamatan,yaitu Kecamatan Jaray dan Muara Payang. Selain memberikan bantuan kepada masyarakat Lahat, Pusri juga memberikan bantuan berupa paket Lebaran kepada masyarakat di empat kelurahan.

?Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan saudara-saudara kita yang terkena musibah di Kabupaten Lahat,? ungkap Bambang saat memberikan sambutan pada acara penyerahan sembako untuk masyarakat lingkungan dan pelepasan bantuan untuk bencana alam di Kabupaten Lahat di halaman Masjid Al Aqobah I,Pusri. Dana sebesar Rp150 juta tersebut, lanjut dia, akan diberikan dalam bentuk bahan bangunan dan makanan,di antaranya seng,semen, obat-obatan,mi instan,air mineral. Sementara itu, bantuan kepada masyarakat berupa paket Lebaran diberikan sebanyak 10.200 paket.

Adapun empat kelurahan yang menerima bantuan tersebut,yaitu Ilir Timur sebanyak 1.750 paket, 3 Ilir 2.333 paket, Sungai Buah sebanyak 2.333 paket, dan Kelurahan Sungai Selayur sebanyak 2.334 paket. Selain itu, bantuan tersebut diberikan kepada para kelompok rawa atau pekerja kasar Yuka sebanyak 250 paket,cleaning service,sopir di lingkungan Pusri sebanyak 200 paket, dan petugas kebersihan sebanyak 1.000 paket.

Bambang mengatakan, pemberian sembako untuk tahun ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.Pada 2005,Pusri memberikan bantuan sebanyak 5.000 paket, pada 2007 sebanyak 6.000 paket,dan tahun ini menyalurkan 10.000 paket. ?Untuk tahun ini lebih banyak dan lebih lengkap, karena laba yang kami terima pun lebih banyak dari tahun sebelumnya,ditambah obat-obatan,?uajrnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Sumsel Ratnawati mengucapkan terima kasih atas bantuan PT Pusri kepada masyarakat korban gempa di Lahat.

Bantuan tersebut, lanjut dia, merupakan salah satu bentuk kepedulian dan kepekaan terhadap sesama masyarakat. Bahkan sebelumnya,pemprov telah menyalurkan dana dan bantuan fisik kepada masyarakat setempat. ?Kami inginkan bantuan ini bukan saja datang dari Pusri, melainkan juga dari berbagai pihak.Dengan begitu,saudara-saudara kita yang terkena musibah dapat merasakan uluran tangan dari saudaranya yang lain,?ujarnya.

Hadir dalam acara, Direktur SDM dan Umum PT Pusri Jafarudin Leksi, Satkorlak Sumsel Rusdi Nawawi, Kadin Kesos Sumsel Ratnawati,Ketua Sarikat Pekerja Pupuk Sriwijaya Tabrani, Lurah Sungai Buah Altur, pegawai PT Pusri, ibu-ibu majelis taklim, dan ratusan warga setempat.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Dua BUMN Pupuk Defisit Gas
Dua perusahaan pupuk pelat merah mengalami defisit pasokan gas sebesar 170 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan,kondisi tersebut menyebabkan keberlangsungan proyek revitalisasi pabrik pupuk senilai Rp44 triliun yang dimulai tahun depan bisa terancam.Keduanya adalah PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) dan PT Pupuk KalimantanTimur (PKT).

Dia menjelaskan,PT Pusri saat ini mengalami kekurangan pasokan gas sebesar 90 MMSCFD dari total kebutuhan gas sebesar 315 MMSCFD untuk menjalankan proyek revitalisasi.Sejauh ini,lanjut Fahmi, pasokan gas perseroan hanya mencapai 225 MMSCFD untuk memproduksi urea 2,28 juta ton per tahun dari unit Pusri II, Pusri III,Pusri IV,dan Pusri I B.

?Pasokan gas Pusri untuk ketiga unit produksi itu dipenuhi PT Pertamina,? kata Fahmi di Jakarta kemarin. Adapun kontrak gas untuk Pusri III, IV, dan I B berlaku sampai 31 Desember 2012. Sedangkan Pusri II pemasoknya adalah PT Medco E&P Indonesia hingga 31 Desember 2018.

Apabila direvitalisasi, tambahdia,Pusrimemerlukan tambahan gas 90 MMSCFD untuk meningkatkan produksi menjadi 2,87 juta ton. Direktur Industri Kimia Hulu Departemen Perindustrian (Depperin) Alexander Barusmengatakan,hinggakini ada dua perusahaan pupuk yang mengalami kekurangan pasokan gas.

?Total kekurangan gas ini mencapai 140 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), termasuk program revitalisasi, ?katanya . Minimnya pasokan gas ini, lanjut dia,berimbas lebih lanjut terhadap produsen untuk memangkas hasil produksinya hingga 20%.

Oleh karena itu, Depperin dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membicarakan pemenuhan pasokan gas kepada pabrik tersebut. ?Rencananya akan membeli gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN),? ungkapnya.

Dihubungi secara terpisah, Dirut PKT Hidayat Nyakman mengatakan, perseroan saat ini juga mengalami defisit pasokan gas untuk merealisasikan revitalisasi pabrik Kaltim V senilai USD1,05 miliar. Pasokan gas PKT dari PT Total Indonesie EP di Kawasan Industrian Estate dinilai tidak mencukupi kebutuhan revitalisasi.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Penyaluran Urea Bersubsidi Baru 63 Persen
Departemen Pertanian mengungkapkan, realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi selama Januari-Agustus 2008 baru 63,95 persen dari rencana yang ditetapkan pemerintah.

Dirjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimoeso di Jakarta, Selasa mengatakan, penyaluran urea bersubsidi hingga Agustus 2008 sebanyak 2,74 juta ton, sedangkan untuk rencana hingga satu tahun sekitar 4,30 juta ton.

"Dengan penyaluran sebesar itu, ketersediaan pupuk untuk musim tanam mendatang aman," katanya.

Sementara itu realisasi penyaluran pupuk bersubsidi untuk jenis SP36 baru mencapai 50,42 persen atau sebanyak 403.374 ton. Sedangkan untuk 2008, pemerintah menargetkan penyaluran SP36 mencapai 800 ribu ton, untuk ZA dan NPK masing-masing 700 ribu ton dan 900 ribu ton.

Namun realiasi penyaluran pupuk ZA hingga Agusus baru mencapai 517.776 ton (73,97 persen) sedangkan NPK sebanyak 602.572 ton.

Selain pupuk kimia, pemerintah juga menargetkan penyaluran pupuk organik 345.000 ton untuk tahun ini, di mana hingga Agustrus 2008 realiasi baru mencapai 31.475 ton (9,12 persen).

Menurut Sutarto, lambannya penyaluran pupuk organik tersebut karena petani masih enggan menggunakan penyubur alami tersebut dengan alasan hasilnya terlihat lama dibanding memakai pupuk kimia.

"Oleh karena itu diperlukan sosialisasi penggunaan pupuk organik ini kepada petani," katanya.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Pupuk Langka Akibat "Permainan" Distributor Dibantu Aparat
Anggota Komisi VI DPR, Refrizal, menduga kelangkaan pupuk urea bersubsidi di sejumlah sentra pertanian di Sumbar terjadi akibat "permainan" para distributor.

"Kita sudah teliti dan tinjau ke lapangan, ternyata ditemukan adanya indikasi permainan distributor," katanya, di Padang, Sabtu.

Ia berada di Padang guna memantau gejolak harga di sejumlah daerah di Sumbar serta mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi di daerah itu.

Dia mengatakan, DPR sudah memantau kondisi dan tingkat kebutuhan petani pada sejumlah sentra produksi beras di Sumbar seperti Kabupaten Solok, Agam, dan Kota Bukittinggi.

Menurut dia, diduga kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut terjadi karena adanya penyimpangan yang dilakukan pihak distributor dengan dibantu oknum aparat.

"Kami sudah minta pihak Pusri untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, akan merugikan petani dan pemerintah," katanya.

Tinjauan ke lapangan dilakukan karena DPR sudah menerima pengaduan dari masyarakat terkait penyelewengan pupuk bersubsidi itu.

"Bahkan ada kelompok tani yang telah membayar uang untuk menebus pupuk bersubsidi itu, namun belum juga mendapatkan barangnya sehingga tertunda musim tanamnya," katanya.

Kondisi itu, katanya, tentu merugikan petani dan membuat program swasembada pangan jadi terkendala.

Sehubungan dengan itu, DPR dalam waktu dekat akan meminta pihak Pusri untuk menyelesaikan masalah pupuk bersubsidi ini.

Menurut dia, persoalan pupuk bersubsidi itu tidak hanya terjadi di Sumbar, namun juga sejumlah daerah di Indonesia.

Dia juga mengatakan, pemerintah pusat mengusulkan alokasi dana untuk pupuk bersubsidi yang didistribusikan pada 2009 akan meningkat 50 persen, dari Rp15 triliun menjadi Rp30 triliun.

"Usulan dana untuk pupuk bersubsidi itu meningkat 50 persen, kita dukung ini guna optimalkan program swasembada pangan," katanya.

Rata-rata petani di daerah itu mengeluhkan harga pupuk tinggi dan sulit mendapatkan pupuk bersubsidi sehingga menyulitkan mereka bercocok tanam.

"Kini banyak petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi itu, lagi pula kalaupun ada harganya sangat tinggi mencapai Rp140 ribu/karung isi 50 kg dari harga normal Rp60 ribu/karung," katanya.
Baca Selengkapnya
news-1

25 December 2024

Petani Diminta Batasi Pupuk
Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono menyarankan para petani tidak berlebihan menggunakan pupuk.

?Tanah pertanian kita ini sudah sakit karena terlalu banyak penggunaan pupuk. Karena itulah, perlu diimbangi dengan penggunaan pupuk organik untuk mengembalikan unsur hara tanah. Seandainya damen (batang padi) tidak dibakar, tapi dijadikan pupuk,?ujarnya Mentankemarinsaatdialogdengan para petani di sela panen raya di Desa Durikulon,Kecamatan Laren,Lamongan.

Tentang kurangnya ketersediaan pupuk, Mentan menyatakan, penyebabnya tidak sebanding antara kebutuhan dan yang disediakan.Apalagi, kebanyakanpetanimenggunakan pupuk berlebih.

Idealnya pemakaian urea dalam satu hektare hanya 250 kilogram, SP-36 hanya 100 kilogram,dan KCL hanya sekitar 50?75 kilogram. ?Namun, petani sering pakai berlebih. Sebab, perhitungannya dari 9 juta ton kebutuhan pupuk petani,pupuk bersubsidi yang tersedia hanya 4,3 juta ton.
Baca Selengkapnya
Layanan Pelanggan Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ