Kabar Pusri

Berita Media Masa

Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.

news-1

24 November 2024

20 Ribu Peserta Semarakkan Jalan Sehat PT Pusri

JALAN Sehat PT Pusri Palembang dalam rangka HUT PT Pusri Palembang ke-54 berlangsung semarak, pagi kemarin (15/12). Kompleks PT Pusri jadi lautan manusia.

Sebanyak 20 ribu peserta ikut ramaikan event tahunan ini. Event tersebut start dan finish di Lapangan Golf PT Pusri. “Rute jalan sehat ini hanya 5 kilometer (km). kalau sebelumnya hanya keliling kompleks PT Pusri, sekarang kita keluar kompleks menelusuri RE Martadinata, Margoyoso, Patal Pusri dan kembali ke Pusri,” ujar H.M. Romli, direktur SDM dan Umum PT Pusri Palembang.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Direktur Utama PT Pusri Palembang, Ir. Musthofa. Juga dihadiri Direktur Produksi M. Djohan Safri, Direktur Komersil Bambang Lesmoko, Direktur Teknik dan Pengembangan Benny Haryoso, Direktur SDM dan Umum M. Romli HM.

Dilanjutkan Romli, sapaan akrabnya, start dan finish juga dipindahkan karena lapangan PT Pusri yang biasa digunakan harus disterilkan. “Lagipula disini juga lebih asri, suasananya juga enak,” terang dia.

Selain jalan sehat, kegiatan juga dimeriahkan senam masal. Hampir seluruh peserta tumplek-blek di Lapangan Golf ikuti senam sembari menunggu pembagian door prize. “Jadi habis jalan begitu peserta finish langsung ikut senam. Jadi benar-benar mencari keringat,” lanjut dia.

Panitia menyediakan door prize, berupa 2 unit sepeda motor, 105 sepeda, 2 sepeda listrik, LCD, mesin cuci, kompor gas, serta 50 tabungan dari Bank Bukopin. “Door prize kita undi secara acak dan adil. Peserta dapat kupon setelah jalan dan di gerbang finis kita sediakan tempat pengembalian kupon yang nantinya diundi,” timpal Sulfagani, Manajer Humas.

Jalan sehat merupakan rangkaian Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) PT Pusri. Selain jalan sehat, ada cabang olahraga sepak bola, futsal, bulutangkis, bola basket, bola voli, tenis lapangan, tenis meja, dan tidak ketinggalan memancing. Adapun sponsor jalan sehat meliputi Bank Mandiri, Bukopin, BTN, SumselBabel, dan BJB.(adv)


Sumber : Sumeks
Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Sikapi Pendangkalan, Pusri Beradaptasi Atau Mengeruk Sungai Musi?

Palembang (ANTARA Sumsel) - Waduh! lambat sekali kapal ini, kapan tiba di Bangka? . Sudah enam jam belum juga keluar dari alur Sungai Musi. Keluhan ini, diungkapkan Hesti (29), salah satu penumpang kapal Ferry tujuan Muntok Bangka. 

Penyeberangan dari Pelabuhan 35 Ilir Palembang menuju Muntok Bangka membutuhkan waktu sembilan hingga 13 jam. Rata-rata waktu yang dibutuhkan menggunakan kapal Ferry di perairan Sungai Musi sekitar tujuh jam bahkan bisa lebih lama yaitu sembilan jam. 

Kondisi tersebut tentunya sangat merugikan pengguna jasa penyeberangan, bukan hanya perusahaan yang mengandalkan sungai sebagai jalur transportasi pembawa produk dihasilkan pabrik, juga masyarakat yang biasa menggunakan Ferry dari Palembang ke Bangka (sekitar 74 mil) dan sebaliknya juga mengeluhkan lamanya waktu tempuh menuju laut lepas. 

Pendangkalan Sungai Musi merupakan kendala pelayaran yang telah lama menjadi masalah penguna jalur lalu lintas sungai tersebut terutama kapal-kapal besar dengan bobot sekitar 6.500 MT.  

Namun, untuk alur kapal Ferry dengan bobot 1.000 GT atau tingkat kedalaman berkisar tiga meter, mungkin sungai ini masih dalam ambang batas toleransi.  

Lalu jika beradaptasi dengan kondisi sedimentasi sungai yang semakin parah mungkin menjadi pilihan yang sama-sama berat untuk dilakukan pengerukan. 

Mengapa demikian? karena bagi perusahaaan kalau mengeruk lumpur sungai yang volumenya diperkirakan tiga juta meter kubik per tahun sungguh amat mahal biayanya, apalagi dilakukan oleh sebuah perusahaan. 

Sedimentasi itu, mau tidak mau harus diatasi, tentu bisa saja dengan pilihan mengeruk sungai dan memperkecil bobot kapal yang digunakan perusahaan untuk mobilitas. 

Atau memilih mengeruk pendangkalan dan tidak mengganti sarana transportasi yang baru maupun sebaliknya tak mengeruk tapi mengganti armada kapal menyesuaikan bobot dan kondisi alur sungai.

Wali Kota Palembang Romi Herton ketika berkunjung ke PT Pupuk Sriwidjaja dihadapan direksi perusahaan pupuk milik negara tersebut mengajak bekerja sama untuk menormalisasi Sungai Musi. 

Sedimentasi di Sungai Musi khususnya wilayah Palembang kini kian parah sehingga pelu koordinasi antara pemerintah dan perusahaan swasta untuk mengatasi permasalahan tersebut, katanya. 

Pemkot tentunya, akan mengoptimalkan peran dalam mengkoordinasikan semua pihak yang berkepentingan agar bahu membahu menormalisasi sungai. 

Hingga kini, Sungai Musi menjadi jalur transportasi utama sejumlah perusahaan bukan hanya PT Pusri tetapi juga PT Semen Barutaja  dan PT Bukit Asam serta industri pengolahan karet (crumb rubber). 

Karena itu, Romi yang ketika itu berkunjung ke Pusri bersama jajaran pejabat pemkot berkomitmen mencari solusi bersama-sama mengatasi pendangkalan sungai yang membelah Kota Palembang ini. 

"Bukan hanya PT Pusri yang dilibatkan tetapi semua pihak pemangku kepentingan harus ikut berpartisipasi termasuk warga Palembang untuk meminimalisir pendangkalan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai," kata orang nomor satu di Palembang itu. 

Sungai Musi sebagai ikon Kota Palembang tidak hanya menjadi jalur transportasi utama menuju sejumlah kawasan di Sumatera Selatan, tetapi juga menjadi jalur transportasi menuju Selat Bangka. 

Namun, Romi menambahkan Sungai Musi juga menjadi ikon pariwisata yang kini telah dikenal dan dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara. 

Untuk menjaga normalisasi kedalaman sungai agar tetap bisa berfungsi sebagai jalur lintas utama transportasi air di Palembang mendesak untuk dilaksanakan pengerukan dan menjaga keseimbangan ekologi lingkungan di sepanjang daerah aliran sungai (Das) mulai hilir hingga hulu. 

Pelestarian biota sungai juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam upaya mempertahankan Sungai Musi. 

Dirut PT Pusri Palembang, Musthofa menanggapi ajakan wali kota tersebut mengapresiasi tawaran kerja sama pemkot mengatasi masalah pendangkalan Sungai Musi.

Selama ini, Pusri Palembang telah melakukan pengerukan sungai terutama di wilayah tempat kapal-kapal bersandar, katanya.

Mustofa mengatakan pendangkalan Sungai Musi  tidak hanya terjadi di wilayah Palembang,  juga di tempat lain yang sedikitnya sepanjang  60 kilometer sepanjang jalur lintas kapal pengangkut pupuk.

Dia menjelaskan, pengerukan yang dilakukan setiap tahun oleh Pusri dirasakan belum optimal karena idealnya, kerja sama terpadu antar perusahaan dikoordinasikan pemerintah dapat mendorong mengatasi sedimentasi.

Hal itu, terkait dengan luasnya area sungai yang telah mengalami pendangkalan dan mahalnya biasa pengerukan lumpur sungai.

Biaya pengerukan sungai tersebut ditaksir tidak kurang dari Rp6 miliar per tahun bahkan bisa mencapai belasan miliar rupiah.

Akibatnya, kalau hanya PT Pusri yang melakukan pengerukan tentu alokasi dana hanya dari satu sumber perusahaan dengan angka yang fantastis.


Siapkan kapal  

PT Pusri Palembang sampai kini rutin melakukan pengerukan alur Sungai Musi meliputi ambang luar C2 dan C3.

Pengerukan juga dilakukan di lintasan dan tempat bersandarnya kapal pengangkut pupuk dengan daya angkut paling kecil 6.500 MT. 

Pengerukan tetap menjadi kegiatan yang dilaksanakan perusahaan pupuk urea terbesar tersebut. 

Namun, untuk beradaptasi dengan kondisi pendangkalan Sungai Musi, sejak tahun 2012 telah membangun kapal yang memiliki daya angkut lebih kecil dibandingkan dengan armada saat ini.

Pembangunan sebuah kapal "self propelled urea barge" atau SPUB ditargetkan selesai tahun 2014, kata Manager Humas PT Pusri Palembang Sulfa Ganie.

Dia menjelaskan,  pembangunan kapal tersebut dilaksanakan perusahaan galangan kapal dari Batam, dengan biaya pembangunan satu unit kapal sekitar Rp180 miliar. 

Sampai kini perusahaan yang sedang membangun pabrik 2B tersebut memiliki tujuh unit kapal "urea crush" dan sebuah kapal amoniak yang usianya pun ada yang telah mencapai 37 tahun. 

Sulfa menambahkan, armada pengangkut pupuk tersebut juga tak bisa beradaptasi dengan kondisi pendangkalan Sungai Musi karena daya angkutnya paling kecil 6.500 MT. 

Padahal untuk bisa nyaman berlalu lintas di Sungai Musi dengan kondisi normal daya angkut maksimal 5.000 MT. 

Sementara kapal PT Pusri rata-rata daya angkutnya 7.000 MT tetapi ketika pasang tinggi bisa saja mencapai 8.000 MT. 

Karena itu, pembangunan kapal dengan daya angkut maksima 5.000 MT menjadi sebuah kebutuhan untuk tetap menjaga mobilitas angkutan pupuk selama proses pengerukan. 

Khusus untuk pembangunan kapal SPUB, dia menambahkan tahap awal hanya satu dibangun tetapi setelah evaluasi terkait dengan pengoperasian kapal tersebut kelak bisa saja keluar rekomendasi memperbanyak pembangunan sarana transportasi air itu. 

Di sisi lain, Pusri dalam setahun terakhir mulai mengembangkan tanaman penghijauan di antaranya bambu petung (bambuseae) di Bantaran Sungai Musi sebagai wujud kepedulian sosial dan lingkungan. 

"Penanaman bambu ini merupakan partisipasi PT Pusri untuk melestarikan Sungai Musi dari ancaman kerusakan atau pendangkalan akibat erosi dan abrasi," tambah Musthofa setelah melakukan penanaman bambu di Bantaran Sungai Musi,  kawasan Dusun II Balai Makmur, Desa Merah Mata, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Rabu. 

Penanaman bambu petung sebanyak 500 batang dan tanaman penghijauan lainnya di kawasan itu selain pengembangan ekologi juga upaya memberdayakan masyarakat yang nantinya bisa memanfaatkan tanaman tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Dalam filosofi bambu yang dekat dengan masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan, kata Musthofa, digunakan sebagai senjata perjuangan (bambu runcing---red) melawan penjajah, namun manfaat lain juga amat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan, sehingga tanaman bambu ini menjadi salah satu program utama CSR PT Pusri Palembang. 

Sedangkan untuk jangka panjang manfaat penanaman bambu tersebut karena kemampuan akarnya untuk mengikat tanah dan meningkatkan debit air Sungai Musi yang menjadi urat nadi perekonomian Sumatera Selatan. 

"Saat ini bantaran daerah alirang sungai (Das) Musi sudah banyak yang terkikis, karenanya sungai tersebut membutuhkan penghijauan secara terus menerus. PT Pusri pun akan berupaya melakukan penanam bambu hingga satu juta batang," ujarnya. 

PT Pusri pada 2013 mengalokasikan dana untuk pengadaan bibit bambu yang didatangkan dari luar daerah ini senilai Rp100 juta. Namun saat ini penanaman baru dilakukan secara bertahap atau tiga bulan sekali, sebab perusahaan tersebut kesulitan untuk mendapatkan bibit bambu. 

"Bibit bambu petung itu harus dipesan dulu dari luar daerah. Itupun butuh waktu karena menunggu proses pembibitaan," kata Musthofa yang didampingi para direksi PT Pusri tersebut. 

PT Pusri memprioritaskan tanaman penghijauan bambu petung di bantaran Sungai Musi karena dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pendangkalan di beberapa titik di bagian hulu dan hilir. 

Dari informasi yang diperoleh Pusri terdapat sedikitnya ada 14 titik pendangkalan Sungai Musi, sehingga dikhawatirkan ke depan kelestarian lingkungan sungai akan mengganggu jalur transportasi angkutan sungai. Mengacu dari itu perusahaan secara bertahap meningkatkan kepedulian ekologi terhadap kelangsungan kelestarian sungai. (NE*I016) 

Editor: Indra Gultom

COPYRIGHT © 2013



Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Pusri Kembangkan Tanaman Bambu Di Bantaran Sungai Musi
Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang hingga kini terus meningkatkan dan memperluas jangkauan program pembinaan sosial dan kepedulian lingkungan sekitar (CSR), bahkan dalam setahun terakhir mulai mengembangkan tanaman penghijauan di antaranya bambu petung (bambuseae) di Bantaran Sungai Musi. 

"Penanaman bambu ini merupakan partisipasi PT Pusri untuk melestarikan Sungai Musi dari ancaman kerusakan atau pendangkalan akibat erosi dan abrasi," kata Direktur Utama PT Pusri Musthofa setelah melakukan penanaman bambu di Bantaran Sungai Musi,  kawasan Dusun II Balai Makmur, Desa Merah Mata, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Rabu. 

Penanaman bambu petung sebanyak 500 batang dan tanaman penghijauan lainnya di kawasan itu selain pengembangan ekologi juga upaya memberdayakan masyarakat yang nantinya bisa memanfaatkan tanaman tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Dalam filosofi bambu yang dekat dengan masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan, kata Musthofa, digunakan sebagai senjata perjuangan (bambu runcing---red) melawan penjajah, namun manfaat lain juga amat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan, sehingga tanaman bambu ini menjadi salah satu program utama CSR PT Pusri Palembang. 

Sedangkan untuk jangka panjang manfaat penanaman bambu tersebut karena kemampuan akarnya untuk mengikat tanah dan meningkatkan debit air Sungai Musi yang menjadi urat nadi perekonomian Sumatera Selatan. 

"Saat ini bantaran daerah alirang sungai (Das) Musi sudah banyak yang terkikis, karenanya sungai tersebut membutuhkan penghijauan secara terus menerus. PT Pusri pun akan berupaya melakukan penanam bambu hingga satu juta batang," ujarnya. 

PT Pusri pada 2013 mengalokasikan dana untuk pengadaan bibit bambu yang didatangkan dari luar daerah ini senilai Rp100 juta. Namun saat ini penanaman baru dilakukan secara bertahap atau tiga bulan sekali, sebab perusahaan tersebut kesulitan untuk mendapatkan bibit bambu. 

"Bibit bambu petung itu harus dipesan dulu dari luar daerah. Itupun butuh waktu karena menunggu proses pembibitaan," kata Musthofa yang didampingi para direksi PT Pusri tersebut. 

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pusri Zein Ismet mengatakan, PT Pusri memprioritaskan tanaman penghijauan bambu petung di bantaran Sungai Musi karena dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pendangkalan di beberapa titik di bagian hulu dan hilir. 

"Dari informasi yang kita dapat sedikitnya ada 14 titik pendangkalan Sungai Musi, sehingga dikhawatirkan ke depan kelestarian lingkungan sungai akan mengganggu jalur transportasi angkutan sungai. Mengacu dari itu PT Pusri secara bertahap meningkatkan kepedulian ekologi terhadap kelangsungan kelestarian sungai," katanya. (I016).
Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Layanan Kesehatan Gratis Dalam Rangka Semarak HUT ke-54 PT Pusri Palembang.

Palembang- Dalam rangka menyemarakkan 54TH PT Pusri Palembang, perusahaan pupuk tertua di Indonesia ini kembali menyelenggarakan program layanan kesehatan gratis bagi masyarakat lingkungan sekitar PT Pusri melalui agenda kegiatan Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 09-12 Desember 2013 ini dibuka secara resmi oleh Dirut PT Pusri yang diwakili oleh Sekretaris Perusahaan Drs. M. Zain Ismed, MBA di Kantor Kelurahan Sungai Buah, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.

Turut hadir dalam acara tersebut unsur Muspika kecamatan IT II, yaitu Camat IT II Drs. Syahiruligama MM, Danramil Kapt. Supangat, Kapolsek AKP. R.Pakpahan, Lurah Sungai Buah, Lurah Sungai Selayur, Lurah 1 Ilir, Lurah 3 Ilir serta Manajemen PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Dalam sambutannya Sekretaris Perusahaan M. Zain Ismed mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen kepedulian PT Pusri Palembang terhadap warga sekitar. Di usianya yang sudah memasuki 54tahun, PT Pusri diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Untuk mencapai hal ini salah satunya tengah dibangun proyek Pusri IIB. Maka dari itu PT Pusri mengharapkan dukungan serta doa dari masyarakat.

Kegiatan Bhakti Sosial Kesehatan Masyarakat Sekitar PT Pusri ini bekerjasama dengan RS Pelabuhan dan dilaksanakan secara serentak di 4 kelurahan yaitu kelurahan Sungai Buah, kelurahan 1 Ilir, kelurahan 3 Ilir serta kelurahan Sungai Selayur. Di setiap pos layanan kesehatan disiagakan 1 orang tenaga dokter, 2 orang perawat dan tim HIPERKES Pusri. Kegiatan ini mendapat respon sangat baik dari masyarakat ditandai dengan ramainya Pos kegiatan yang telah ditentukan di masing-masing kelurahan diatas.

Selain kegiatan Bakti Sosial diatas, dalam rangka menyemarakkan HUT PT Pusri ke-54 Tahun 2013 juga diselenggarakan PORSENI untuk kalangan internal perusahaan yang mempertandingkan berbagai tangkai olahraga, santunan bagi anak yatim dan panti jompo, serta penanaman pohon bambu di sepanjang daerah aliran sungai Musi. (adby/hum)

Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Pusri Sumbang Pajak ke Negara Rp1,3 Triliun
Indonesia Finance Today

PALEMBANG- PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri ) Palembang hingga November 2013 memenuhi kewajiban pajak kepada negarasebesar Rp1,3 triliun dari 14 item.

Sulfa Ganie, Manajer Humas PT Pusri Palembang, menjelaskan Pusri merupakan salah satu dari lima dari perusahaan milik negara yang ada di Sumsel sebagai  penyumbang pajak terbesar, selain PT BA Persero Tbk, PT Semen Baturaja dan Pertamina.

Dia menerangkan, dari 14 item pajak tersebut, ada yang dibayar ke pemerintah pusat, Pemerintah Kota Palembang, dan Pemerintah Provinsi, termasuk pajak penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang menjadi kewajiban perusahaan ini.

“Angka terbesar yang dikeluarkan perusahaan guna mendukung pembangunan, baik di pusat maupun daerah,” katanya kepada IFT, Rabu.

Pembayaran pajak kepada Pemerintah Kota, yakni Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp 13,9 miliar.  “Lima tahun terakhir pajak perseroan semakin meningkat, seperti pada 2009 pembayaran pajak ke Pemprov Sumsel untuk PBB mencapai Rp 13,2 miliar. Pada 2010 mencapai Rp 14.8 miliar, 2011 sebesar Rp 15 miliar, dan di 2012 sebesar Rp 17 miliar,” katanya.

Eppy Mirza, Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Sumsel menargetkan  penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) 2013 mencapai Rp 2,2 triliun. Pada  2012, PAD Sumsel mengalami over target  3% dari target yang ditetapkan Rp 1,7 triliun. (Irwan Wahyudi)

Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

130 Operator Pabrik Pusri Ikut Sertifikasi

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebanyak 130 operator pabrik PT Pusri  Palembang mengikuti Sertifikasi Operator oleh Pupuk Indonesia Holding Company di Auditorium Musi Diklat Pusri Palembang, Selasa (3/12/2013).

General Manager Operasi PT Pusri Palembang Paulus Poniman mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk kesetaraan standarisasi operasi di masing-masing SDM. SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ

Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

450 Pebulutangkis Jajal Pusri Open ke-8

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebanyak 450 pebulutangkis se-Sumatera bakal menjajal Turnamen Bulutangkis Pusri Open ke-8 yang berlangsung di Hall Bulutangkis Pusri Palembang, 17-21 Desember 2013.

"Kalau tahun lalu diikuti 598 pebulutangkis, sekarang dibatasi hanya 450 peserta karena hari pertama tahun lalu terpaksa dilaksanakan hingga 03.00 dini hari. Kalau tidak dipaksakan akan molor pelaksanaannya. Besarnya animo pebulutangkis tidak hanya peserta yang ramai, juga terlihat membeludaknya penonton saat pertandingan," ungkap Ketua PB Pusri Ir H Bob Indiarto didampingi Ketua Panpel Ir H Kartoni Kamal, Sekretaris Yayan Yuliardana dan Bidang Perlengkapan Hajarudin, Selasa (3/12/2013).

Dijelaskan Kartoni, adapun kategori nomor yang diertandingkan antara lain usia dini putra/putri, tunggal anak-anak putra/putri, tunggal pemula putra/putri, tunggal remaja putra/putri, ganda dewasa putra/putri, ganda veteran.

"Untuk yang kelompok umur agar melengkapi persyaratan data bukti usia yang asli. Raport atau STTB SD. Panitia menyiapkan total hadiah Rp 35 juta plus hadiah-hadiah dari sponsor, piagam dan piala. Peserta yang sudah terdaftar dari Jambi, Lampung, Bangka, Bengkulu dan kabupaten/kota di Sumsel. Ini dari Padang belum ada konfirmasi. Kemungkinan bakal ramai karena memasuki masa liburan," kata Kartoni.

Selain memperingati HUT Ke-54 PT Pusri  Palembang, event ini dalam upaya menjaring bibit pebulutangkis potensial.

"Cikal bakal atlet bulutangkis Sumsel. Diharapkan dibangkitkan lagi Pusdiklat Pusri yang telah menelorkan atlet nasional seperti Akhsan, Debi Susanto," ujar Kartoni yang juga Divisi Pemeliharaan PT Pusri Palembang. SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ

Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Pusri Palembang, Perusahaan Efisien dan Ramah Lingkungan

Tiga Tahun Berturut-turut Terima Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup
Juga Terima Penghargaan Industri Hijau dan Efisiensi Energi Nasional

 
PERUSAHAAN efisien dan ramah lingkungan, sanjungan tersebut layak disematkan untuk produsen pupuk PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang. Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, serta Kementerian BUMN pun mengakuinya dengan menganugerahi sejumlah penghargaan.

Di periode 2012 lalu, pelopor produsen pupuk urea di Indonesia ini menerima penghargaan Proper Hijau untuk ketiga kalinya secara berturut-turut (2010, 2011, dan 2012, red) dari Kementerian Lingkungan Hidup. Kemudian PT Pusri Palembang yang berkantor pusat di sekitar tepian Sungai Musi, Jl Mayor Zen Palembang ini, juga menerima penghargaan Industri Hijau dari Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, serta Penghargaan Efesiensi Energi Nasional dari Kementerian BUMN.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 26 November 2013, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Indonesia kembali memberikan penghargaan Industri Hijau untuk perusahaan yang didirikan sejak tanggal 24 Desember 1959 ini.

Manajer Humas PT Pusri Palembang, Sulfa Ganie SE MM mengungkapkan, menjadi perusahaan yang efisien dan ramah lingkungan adalah komitmen bagi PT Pusri Palembang. “PT Pusri Palembang juga terus berupaya menjadi perusahaan yang ‘dimiliki’ oleh lingkungan,” ujar Sulfa yang dihubungi Media Kalimantan dari Banjarmasin via telepon selular.

Diterangkannya, PT Pusri Palembang mempunyai kebijakan yang memang diprioritaskan untuk efisiensi dan lingkungan hidup. Contoh kecil, sebutnya, dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki PT Pusri Palembang semaksimal mungkin mengurangi dan mengolah limbah sehingga menjadi lebih baik.

“PT Pusri Palembang bahkan telah menginvestasikan dana miliaran Rupiah untuk pengadaan alat-alat pengolah limbah. Mulai unit pengolah limbah cair, pengolah limbah gas, pengolah limbah minyak, termasuk polusi suara,” ungkap pria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Manajer Pemasaran Wilayah II,  Manajer Pengendalian & Pelayanan Pelanggan, serta Manajer Keamanan PT Pusri Palembang itu.

Lebih jauh, sambung Sulfa, PT Pusri Palembang juga menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001-2004, dimana berdasar hasil audit internal dan eksternal yang dilakukan setiap enam bulan, PT Pusri Palembang tetap dipercaya untuk menerapkan sistem tersebut.

“Secara berkelanjutan, PT Pusri Palembang juga terus melaksanakan program-program CSR yang berkaitan dengan lingkungan,” ujarnya.

Sulfa menyebutkan, saat ini PT Pusri Palembang menggalakkan program penanaman 1.000 batang bambu di sekitar Sungai Musi, serta sekitar 2.000 bibit buah-buahan dan pepohonan, diantaranya bibit manggis, mangga, sawo, kelengkeng, jabon, waru, ketapang, dan salam.

“Program-program penghijauan itu diperhitungkan dapat menyerap sedikitnya 85.000 Ton CO2/ tahun. Secara berkelanjutan, PT Pusri Palembang akan terus menanam bibit-bibit bambu di sepanjang Sungai Musi, sehingga akan sangat membantu untuk menyerap air hujan dan menahan erosi,” tandasnya.

Tak hanya itu, lanjut Sulfa Ganie, PT Pusri Palembang juga membantu pelestarian lingkungan melalui penangkaran satwa, diantaranya penangkaran rusa dan burung. Disebutkannya, penangkaran rusa dimulai sejak 2008, diawali dengan mendatangkan tiga pasang rusa dari penangkaran satwa di Cisarua Bogor.

“Sekarang, Alhamdulillah jumlahnya sudah mencapai 40 ekor rusa dengan berbagai jenis. Ada rusa tutul, ada pula rusa Sambar. Di samping itu, juga ada penangkaran burung,” tambahnya.



Revitalisasi ‘Pabrik Tua’ dan Terapkan Proyek STG

Terkait efisiensi, Sulfa menerangkan, PT Pusri Palembang telah banyak melakukan terobosan. Mulai penggunaan gas untuk operasional sehingga mengefisiensikan penggunaan listrik, kemudian mengurangi penggunaan energi gas dengan subtitusi energi dari batubara, sampai pada revitalisasi ‘pabrik tua’ Pusri dengan membangun pabrik baru. Yaitu, Pabrik II-B yang peletakan batu pertamanya telah dilakukan pada April 2013 lalu.

Revitalisasi Pabrik II-B itu, jelas Sulfa, untuk mengganti Pabrik II yang usianya sekarang mencapai 39 tahun. Pabrik II-B akan menambah kapasitas produksi sebesar 660.000 ton pupuk amoniak, serta 907.500 ton pupuk urea per tahun. Lebih dari itu, sambungnya, Pabrik II-B akan menghemat konsumsi energi gas bumi hampir 12 MMBTU per Ton urea (dari 33,98 MMBTU per Ton urea menjadi 22 MMBTU per Ton urea).

“Tak kalah penting, Pabrik II-B akan sangat ramah lingkungan. Insya Allah, pabrik tersebut sudah beroperasi pada Desember 2015 mendatang,” tandasnya.

Terobosan cukup besar yang juga dilakukan PT Pusri Palembang terkait efisiensi ini, sambung Sulfa, adalah penerapan proyek STG atau Steam Turbin Generator Boiler batubara. “Proyek ini adalah proyek substitusi gas bumi ke batubara. Dengan STG, PT Pusri Palembang menghemat pemakaian gas bumi sebesar 17 MMSCFD, yang akan dialokasikan ke gas proses Pabrik II-B. Dari sisi biaya, penggunaan batubara juga menurunkan biaya steam sekitar 6 USD/ Ton dan menghemat biaya listrik 0,12 USD/ KWh,” jelas Sulfa.

Selain itu, sambung Sulfa, PT Pusri Palembang telah lama melakukan optimalisasi pemanfaatan tail gas yang diolah melalui unit pengolah limbah gas, Purge Gas Recovery Unit atau PGRU. “Jika sebelumnya ada yang terbuang ke atmosfer, sekarang tail gas dimanfaatkan sebagai gas bakar. Nilai penghematan energinya mencapai 0,4 MMBTU/ Ton NH3,” terangnya.

Dan belum lama tadi, lanjut Sulfa, telah dilakukan penggantian unit PGRU Pusri-IV dari cryogenic menjadi membrane, dengan penghematan energi sebesar 3,79 MMBTU/ Ton NH3 atau setara dengan 20.000 USD/ hari.

“Pada intinya, Pusri Palembang berkomitmen untuk terus menjadi perusahaan yang efisien dan ramah lingkungan. Karena itu, programprogram yang berkaitan ke arah sana (efisiensi dan ramah lingkungan, red) akan terus digalakkan,” tutup Sulfa yang berharap di tahun 2013 ini, PT Pusri Palembang dapat meraih penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.(khairil)


Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Nama Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Masih Melekat di Kalimantan Selatan

PUSRI Palembang atau Pupuk Sriwidjaja Palembang, sejak tahun 2003 lalu, tepatnya sejak dikeluarkan SK Menperindag No 70 tahun 2003 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, tidak lagi melayani pendistribusian pupuk bersubsidi ke Kalimantan Selatan. SK Menperindag kala itu, membatasi wilayah penjualan pupuk bersubsidi milik Pusri ke wilayah Sumatera (tanpa Sumut dan Aceh) dan Jawa Tengah saja.

Dalam aturan Permendag RI No 15/MDAG/ PER/4/2013 yang baru dikeluarkan pada 1 April 2013 lalu pun, distribusi pupuk bersubsidi dari Pusri Palembang juga tidak mencakup ke wilayah Kalimantan Selatan. Namun yang menarik, meski sudah sepuluh tahun berlalu, nama Pusri Palembang yang merupakan salah satu perusahaan BUMN ini masih melekat di Kalimantan Selatan. Baik di mata akademisi pertanian, termasuk di mata para petani, dan penjual pupuk di Kalimantan Selatan.

Bahkan, papan nama kantor pemasaran dan logo PT Pupuk Sriwidjaja ini pun masih terpampang di kawasan Jalan Brigjend H Hasan Basri Kayutangi Banjarmasin. Padahal kantor tersebut digunakan sebagai kantor pemasarannya Pupuk Kaltim, walaupun ada sebuah ruangan di belakang kantor yang digunakan sebagai Kantor Perwakilan PT Pusri Palembang.

Beberapa waktu lalu, wartawan Media Kalimantan mencoba berkunjung ke kantor tersebut. Sayang, tak banyak informasi yang bisa didapat. Pegawai PT Pusri Palembang yang ada di kantor itu, sekarang ini hanya berjumlah empat sampai lima orang. Itupun menurut salah satu pegawai di kantor tersebut, mereka tinggal menunggu masa pensiun.

“Sejak tidak lagi mendistribusikan pupuk bersubsidi, aktivitas di kantor ini memang tak banyak lagi. Kami paling-paling mengecek ke pelabuhan kalau kebetulan ada kapal Pusri,” ujar pegawai tersebut.

Namun dikisahkan pegawai itu, kantor yang mereka tempati ini sangatlah sibuk di era 1980 – 2003 lalu. Dimana kala itu, Pusri Palembang melayani pendistribusian pupuk bersubsidi untuk wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Tapi lagi-lagi sayang, ketika wartawan Media Kalimantan mencoba meminta data pendistribusian Pusri Palembang kala itu, pegawai tersebut mengaku tak menyimpan datanya lagi.

“Karena sudah 10 tahun berlalu, di kantor ini kami tidak memiliki datanya lagi. Dan kebetulan, kami yang ada ini ditempatkan di sini (Banjarmasin, red) setelah 2003. Jadi benar-benar tidak memiliki data untuk itu,” terang pegawai tersebut.

Penasaran dengan Pusri Palembang, Media Kalimantan mencoba mencari informasi dari berbagai pihak. Dan ternyata, meski sudah 10 tahun tak ‘menampakkan wujud’ dalam produk pupuk di Kalimantan Selatan, Pusri Palembang masih sangat dikenal masyarakat. Abdussamad Thalib, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, mengakui bahwa pupuk bersubsidi Pusri Palembang pernah didistribusikan di Kalimantan Selatan dan Tengah.

“Saya ingat Pusri kala itu sebagai penyalur pupuk yang resmi menjadi mitra pemerintah dalam bidang pertanian di Indonesia. Terutama melalui Proyek BIMAS, termasuk di daerah Kalsel melalui penerapan teknologi Panca Usaha yang kemudian berkembang dengan Sapta Usaha,” ujarnya.

Abdussamad Thalib yang pernah menjadi PPL di tahun 1977 sampai dengan 1981 itu mengungkapkan, dari sisi peningkatan produktivitas, penggunaan Pusri untuk membantu peningkatan produktivitas Ton/ Ha memang benar teruji. “Terutama untuk varietas unggul nasional,” sambung Abdussamad Thalib yang kemudian diangkat menjadi Dosen di Unlam sejak 1981.

Sementara itu, ketika Media Kalimantan bertanya kepada para penjual pupuk, ternyata nama Pusri Palembang juga masih sangat familiar. Sri Wulan, pemilik Toko Tani Agung di Banjarbaru mengungkapkan, Pusri sangat terkenal dengan produk urea-nya. “Bahkan sampai saat ini, orang (petani) yang membeli urea, masih menyebut beli Pusri. Padahal kan, urea di Kalsel dan Kalteng saat ini, bukan lagi pabrikan Pusri,”ujar ibu yang sudah puluhan tahun berjualan pupuk dan perlengkapan pertanian itu.

Hal senada diungkapkan Sumaryanto, penjual pupuk lainnya di kawasan Landasan Ulin Banjarbaru. Dikatakannya, sampai saat ini banyak pula pembeli yang mencari pupuk Pusri. Karena ujar Sumaryanto, menurut sejumlah pembelinya itu, pupuk keluaran Pusri memiliki kualitas yang lebih baik.

“Kalau pembelinya pesan Pusri non subsidi, sering kali masih bisa kami pesankan. Tapi kalau untuk Pusri yang bersubsidi, jelas kami tidak bisa melayani pembeli itu. Karena tidak mungkin bisa mendistribusikannya di luar rayon. Jangankan dari Palembang ke Banjarmasin, pupuk subsidi itu, salah jalur dari Banjarmasin ke Martapura saja bisa ditangkap polisi,” ujarnya.

Dan memang benar, ketika dikonfirmasi kepada Kantor Pusat PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang, Manajer Humas PT Pusri Palembang, Sulfa Ganie SE MM membenarkan masih banyaknya permintaan Pusri Palembang di wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah. Tentu saja, ujar Sulfa Ganie, permintaan yang bisa mereka layani hanyalah permintaan Pusri non subsidi. “Penyaluran urea Pusri non subsidi ke Kalsel dan Kalteng memang cukup tinggi. Per 1 Januari sampai November 2013 ini mencapai 12.000 Ton. Ada yang dikirim ke Sampit, Pangkalan Bun, juga ada yang ke Kotabaru dan beberapa wilayah lainnya,” terang Sulfa.

Kabar gembiranya sambung Sulfa Ganie, per 1 Januari 2014 nanti, Pusri kemungkinan bisa mendapat wilayah distribusi ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah lagi. “Kabarnya seperti itu, tapi belum bisa dipastikan. Saya kurang ingat, apakah Kalsel atau Kalbar. Berkasnya ada di kantor. Nanti dilihat saja bagaimana perkembangannya,” ujar Sulfa sedikit membuat penasaran.(khairil)

Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Pakai Pusri, Sawit yang Menguning Berubah Hijau dan Segar

NAMA Besar Pupuk Sriwidjaja Palembang atau Pusri Palembang untuk urusan pupuk, memang tak diragukan lagi. Tak heran, ketika Agribisnis Media Kalimantan melempar pertanyaan tentang Pusri di jejaring sosial facebook, sejumlah pengguna facebook yang bergerak di bidang agribisnis pun langsung memberikan komentarnya. Salah satunya, Mael Bachdim.

Pria yang bekerja di ADR Group Plantation, di kawasan Banyuasin Sumatera Selatan, Palembang itu menceritakan, sejak 2001, perusahaan tempatnya itu menggunakan pupuk urea non subsidinya Pusri. “Perusahaan kami bergerak di perkebunan kelapa sawit, sampai sekarang terus menggunakan Pusri,” ujarnya.

Mael Bachdim menerangkan, lahan perkebunan yang dikelola perusahaan tempatnya bekerja sekitar 3.000 Ha. Untuk tanaman kelapa sawit umur tiga tahun, mereka menggunakan Pusri dengan dosis 1 Kg/ pokok dengan ditabur di bawah ujung kanopi daun kelapa sawit.

“Hasilnya memuaskan. Sebelum dilakukan pemupukan dengan Pusri, daun bibit kelapa sawit mereka tampak menguning. Tapi setelah dilakukan pemupukan, bibit kelapa sawit kami menjadi hijau dan segar,” jelas pria kelahiran 7 Maret 1988 itu.(khairil)

Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Pusri Buat Kapal SPUB
Mayor Zen, Palembang Pos.-
Saat ini manajemen PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sudah mendesign kapal yang memiliki daya angkut lebih kecil dari kapal-kapal Pusri sebelumnya. Proyek ini dinamakan Proyek Pembangunan Kapal SPUB atau Self Propelled Urea Barge. Kontrak pembangunan kapal ini sudah dimulai pada 10 Desember 2012 lalu dan target penyelesaiannya pada 2014 mendatang.

Deputy Project Manager SPUB PT Pusri Palembang Ir Umar Dhani mengatakan, untuk tahap awal Pusri Palembang akan membuat 1 (satu) kapal SPUB dan setelah selesai pembuatannya baru akan dievaluasi lagi untuk rencana pembuatan kapal selanjutnya sesuai kebutuhan perusahaan.

”Untuk Pembangunan kapal ini Pusri Palembang bekerjasama dan yang mendesign kapal adalah LPPM IT/S dan NASDEC. Biaya pembangunan satu unit kapal sekitar Rp 180 miliar (kotrak Pusri dengan PT Anggrek Hitam-Batam, REd),” terang Umar Dhani belum lama ini.

Saat ini Pusri sedang melaksanakan pengerukan pada alur Sungai Musi meliputi ambang luar C2 dan C3 dilanjutkan di Selatan Payung dan Selatan Jaran. Hal ini sesuai dengan Maklumat Pelayaran KSOP Palembang No: 16/KSOP PLG-2013 tanggal 03 Agustus 2013. Hingga bulan September 2013 dilaporkan LWS Selat Jaran : 42 DM, Sungai Lais 50 DM, outerbar 50 DM.

Diakuinya, jika saat ini kondisi kapal milik PT Pusri Palembang masing-masing 7 kapal urea crush dan 1 kapal amoniak. Umur kapal 37 tahun (Eks Jepang : KM Otong Kosasih, KM Ibrahim Zahier, KM Soemantri B, KM Pusri Indonesia). Ada juga yang berusia 3 tahun masing-masing (Eks k Korea : KM Mochtar PM, KM Abusamah, KM Julianto MD, dan Eks Jerman : MT Sultan MB II).

Sementara untuk kapasitas angkutan dan kemampuan kapal Pusri sekarang berdasarkan data terakhir rata-rata daya angkut per voyage kapal milik adalah 7.000 MT ( kinerja Kapal milik Agustus 2013).
Kemampuan angkut kapal milik bervariasi disesuaikan dengan pasang surut sungai Musi setiap bulan nya.
Pada saat pasang tinggi maksimum bisa mengangkut COB lebih kurang 8.000 MT tetapi jika yang bersangkutan bertempatan dengan pasang maka COB bisa lebih kurang 6.500 MT

Dulu pengerukan sungai Musi dilakukan bersama-sama dengan satu sindikasi bersama perusahaan lain seperti PT Pelindo, PT BA, PT Semen Baturaja, dan pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Namun program tersebut sudah tidak berjalan. (ove)

Baca Selengkapnya
news-1

24 November 2024

Pusri Turun Tangan 10 Ton GKG/Ha Dihasilkan

Tribun Sumsel- Sejak Mei tahun 2011 pemerintah meluncurkan Program Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) yang melibatkan Perum Perhutani, PT Sang Hyang Seri, PT Pusri (Holding) dan PT Inhutani.

 

Perencanaan GP3K di lingkungan BUMN ini merupakan bentuk dukungan BUMN dalam rangka program ketahanan pangan nasional dengan target surplus beras nasional 10 juta ton dalam kurun waktu 2011-2015.

 

Pada sinergi ini petani menyediakan lahan dan menggarap, sedangkan BUMN melakukan pengawalan dan menyediakan modal pengolahan lahan, benih, pupuk dan pestisida.

 

Program ini direspon dengan cepat salah satu perusahaan yang ditunjuk untuk melaksanakan GP3K, yakni PT Pusri Palembang. Hanya berselang lima bulan, PT Pusri bersama Bupati OKU Timur H Derman Deru, pada 12 Oktober 2011 melakukan panen perdana padi sawah yang masuk dalam program GP3K tersebut. Petani berhasil meningkatkan produksi dari rata-rata 4,65 ton Gabah Kering Giling (GKG) menjadi 8 ton GKG. (Sripo, (13/10/2011).

 

Eko Sunarko Dirut PT Pusri Palembang menjelaskan, panen raya program GP3K perdana itu meliputi persawahan seluas 620 hektare, yang penanamannya pada bulan Juli 2011. Lahan yang masuk program GP3K tersebut, merupakan milik petani yang diolah sendiri, namun diawasi langsung tim dari Pusri dan dinas serta instansi terkait.

 

 

 

Tahu Permasalahan Terkait

 

Dua tahun berselang program GP3K terus digencarkan khususnya di wilayah Sumsel dengan memperluas areal tanam tak hanya di OKU Timur, tapi juga Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan beberapa wilayah di kabupaten/kota di Sumsel.

 

Banyak ilmu yang PT Pusri dapatkan melalui program GP3K ini. Menurut Irwan Azis Kepala Komite Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K), PT Pusri semakin mengenal dan mengetahui permasalahan petani yang merupakan user produk pupuk yang dihasilkan PT Pusri.

 

Dikatakan salah satu penyebab tidak maksimalnya hasil panen di tingkat petani, karena kurang disiplin dalam menggunakan sarana dan prasarana produksi, seperti penggunaan pupuk, pemakaian benih yang tidak unggul dan lain-lain. “Indonesia yang notabene lebih maju dibanding Vietnam, ternyata untuk sisi produksi panen kalah dengan Vietnam. Kita masih di kisaran 5-6 ton per hectare (ha) gabah kering giling (GKG). Vietnam sudah 9 ton per ha”, katanya. Dikatakan, GP3K ditopang dana dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dana ini dipinjamkan untuk mengawal mulai dari teknologi, penyediaan sarana dan prasarana pertanian (saprotan).

 

“Seluruh kebutuhan sarana produksi petani dibantu dalam bentuk pinjaman natura dan innatura selanjutnya dikembalikan atau dibayar petani setelah panen,” kata Irwan seraya menambahkan diharapkan terjadi peningkatan produksi padi, sehingga tahun 2014 bisa mencapai surplus 10 juta ton beras.

 

Selama hampir dua tahun berjalan, program GP3K ini semakin dikembangkan. Total dana yang disalurkan mencapai Rp 45 miliar meliputi wilayah Sumbagsel, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Banten. “Pusri Palembang mendapat tugas untuk membantu 240 ribu ha lahan, dan sudah terealisasi semuanya. Hingga kini yang sudah panen mencapai 122 ribu ha lebih,” ujar Irwan. Khusus di Sumsel, program ini juga sudah menunjukkan keberhasilan. Misalnya untuk OKU Timur sudah mampu menghasilkan panen 8 ton per ha.

 

 

10 Ton GKG/Ha

 

Selain di OKU Timur, target wilayah yang disasar PT Pusri di Provinsi Sumsel adalah Banyuasin dan Musirawas yang baru tahap pengenalan GP3K.

 

Di Musirawas, PT Pusri Palembang yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) memberikan bantuan tenaga teknis kepada petani tentang pemberian pupuk. Alhasil, sebanyak 10,183 ton per hectare (ha) Gabah Kering Giling (GKG) per ha, dihasilkan oleh racikan dari perusahaan kebangaan masyarakat Sumsel.

 

Hasil ini terlibat saat melaksanakan uji penggunaan pupuk berimbang padi sawah, di lahan Demontration Plot (Demplot) PT Pusri yang digelar petani Desa S Kertosari Kecamatan Musirawas, (21/10) lalu.

 

Kepala Pemasaran Pupuk Daerah (PPD) PT Pusri Palembang, I Wayan Sadia mengatakan, Pusri memberikan penyuluhan teknologi pemberian dosis anjuran yang diterapkan oleh PIHC. Melihat kontur serta pengoptimalan lahan, maka dosis 5:3:2 (Organik-NPK-Urea) sangat tepat untuk dipakai di Purwodadi.

 

Maka dari itu, dia sangat berharap pola pemakaian pupuk berimbang, selalu digunakan petani dalam memulai musim tanam padi agar semakin maksimal hasilnya. “Dosis yang dianjurkan kepada petani di Purwodadi oleh tenaga penyuluh, terbukti telah mampu menghasilkan panen padi melebihi target sebanyak 8 ton. Itu juga tidak terlepas dari perhatian Pusri yang terus memantau hasil dari mulai tanam sampai panen,” ungkapnya.

 

Wayan membandingkan, hasil yang dicapai oleh PT Pusri dalam panen Demplot ini, sangat jauh kemajuannya disbanding rumusan dari dinas pertanian dan kebiasaan petani bertanam selama ini. Selisih hasil panen sangat jauh hamper sekitar 2-3 ton per ubinnya.

 

“Dari sini saja kita menilai selama ini hasi panen tidak maksimal. Tapi setelah Pusri turun tangan membina dan membuat racikan hasilnya melampaui target mencapai 10 ton setiap satu hectare-nya,” terang Wayan.

 

Pria asal Pulau Dewata ini mengimbau petani agar membentuk GP3K. Adapun keuntungan dari penerangan program ini, yaitu petani bisa lebih optimal dalam penghasilan panen setiap musimnya. “Keuntungannya, mulai dari pengawasan hingga pemupukan, akan dipantau terus menerus,” jelas Wayan.

 

Ketua Kelompok tani Setia Tani Desa S Kertosari Maryono mengatakan, kelompoknya sangat terbantu dengan bantuan pemberian pupuk yang diterapkan oleh PT Pusri.

 

“Kita harapkan PT Pusri tetap memberikan bantuan dan dukungan, baik masalah penyuluhan sampai ketersediaan pupuk bagi petani sehingga tidak ada lagi kelangkaan pupuk,” harap Maryono.

 

Di Kabupaten Banyuasin, GP3K sudah lebih dulu berjalan. Salah satunya yakni di desa Dayakesuma, sebuah desa terpencil di kecamatan Muarasugihan Kabupaten Banyuasin.

 

Pelaksanaan program GP3K Pusri sudah dilaksanakan 18 kelompok Tani dengan total 1.465 orang anggota dan luas lahan sekitar 2.934 ha. “Kami memberikan pinjaman lunak kepada petani, dengan biaya administrasi, bukan bunga, hanya tiga persen selama satu musim tanam,” kata Ketua GP3K PT Pusri Irwan Azis.

 

Kepala Desa Jumali sangat berterimakasih terhadap PT Pusri. Baginya Pusri seperti air yang memberi penawar dahaga bagi masyarakat. “Kami tidak lagi terjebak rentenir,” tukasnya.

 

Kasbani menambahkan, saat Pusri masuk, rentenir sempat mau “perang” dengan mengancam dirinya sebagai Ketua Gapoktan. “Mereka mengancam, tapi akhirnya tak berani lagi ke desa kami,” tambahnya.

 

Dari 18 poktan, sudah 11 poktan yang menikmati pinjaman lunak, dengan plafon rata-rata Rp 1,7 juta per orang atau Rp 114 juta per poktan (satu poktan beranggota 23-35 orang).

 

“Sayangnya pada panen Mei 2013 lalu hasil panen hanya 50 persen karena padi terserang penyakit patah leher. Tapi kami akan bangkit dan mudah-mudahan ada solusi dengan bantuan dari Pusri,” ujar Kasbani tetap optimistis. (siemen martin)

 

 

 

Baca Selengkapnya
Layanan Pelanggan Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ