Permintaan Pupuk Terus Meningkat
Permintaan pupuk di dalam negeri akan terus meningkat, seiring dengan kebijakan pemerintah melakukan revitalisasi dan meningkatkan hasil ? hasil komoditas pertanian.
?Pemakaian pupuk diperkirakan mendorong kenaikan produksi ( hasil tani ) 30-40 persen?, kata Direktur Pemasaran PT Pupuk Sriwidjaja Bowo Kuntohadi pada konferensi Asosiasi Industri Pupuk Internasional ( IFA ) di Nusadua, Bali, belum lama ini.
Oleh karena itu, kata dia, permintaan pupuk, baik pupuk subsidi untuk sector pangan, maupun pupuk non subsidi untuk perkebunan akan terus meningkat di Indonesia.
Apalagi, kata dia, pemerintah mencanangkan target peningkatan produksi padi setiap tahunnya. Tahun 2006-2007 pemerintah memproyeksikan kenaikan produksi padi sebesar 0,35 % - 6,5 % dengan perluasan areal tanam naik sebesar 0,79 % - 7,09 %.
Areal tanam padi diproyeksikan mencapai 12,08 juta hektar pada 2015 dengan kenaikan per tahun sebesar 0,3 %. Pada 2015 produksi padi ditargetkan mencapai 61,09 juta ton dengan kenaikan per tahun sebesar 1,33 %.
Selain itu seiring dengan naiknya harga komoditas pertanian dunia, permintaan pupuk untuk kelapa sawit, karet, kakao, kopi, dan lain ? lain juga naik.
Pemerintah memproyeksikan pada 2015 lahan tanaman kakao mencapai 1,65 juta hektar atau naik sekitar 1,37 % per tahun dan produksi naik sebesar 3,68 % per tahun.
Pada 2015 proyeksi tanaman kopi mencapai 800 ribu hektar atau naik 4,4 % per tahunnya dengan kenaikan produksi sebesar 0,33 %, dan karet diproyeksikan tumbuh luas areal tanamnya sebesar 0,69 % per tahun sehingga pada 2015 luasnya mencapai 3,52 juta hektar dan produksinya mencapai 2,9 juta ton.
Demikian pula dengan kelapa sawit, pada 2015 diproyeksikan luas lahannya mencapai 7,62 juta hektar dan produksi minyak sawit mencapai 16,2 juta ton. Tahun ini , kata Bowo, Indonesia telah menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar dengan produksi sebesar 16,2 juta ton.
Dengan asumsi pertumbuhan perluasan areal tanaman pangan dan perkebunan per tahun tersebut, maka PT Pupuk Sriwidjaja ( Pusri ) selaku induk perusahaan BUMN pupuk memproyeksikan permintaan pupuk terus meningkat, dibawah lima persen per tahun.
Pada 2008 total permintaan pupuk urea diproyeksikan mencapai 5,7 juta ton dari total produksi urea nasional sebesar 6,4 juta ton. Permintaannya terus tumbuh sehingga pada 2015 diproyeksikan mencapai 7,2 juta ton dengan kemampuan produksi urea sebesar 7,4 juta ton.
Permintaan pupuk SP-36 juga diproyeksikan naik. Pada 2008 permintaan SP-36 diproyeksikan mencapai 738.143 ton dari kemampuan produksi sekitar 700 ribu ton, sehingga terjadi defisit sebesar 38.143 ton yang akan dipenuhi dari impor.
Namun mulai 2009 seiring dengan selesainya perluasan pembangunan pabrik SP-36 oleh Petrokimia Gresik dengan total kapasitas satu juta ton, maka kenaikan permintaan SP-36 diperkirakan bias diatasi yang pada 2015 diproyeksikan mencapai 810.310 ton. Sedangkan pertumbuhan permintaan pupuk NPK, dalam proyeksi Pusri, diperkirakan belum bias sepenuhnya dipenuhi dari dalam negeri.
Pada 2008 total permintaan NPK mencapai 1,1 juta ton, ditengah kapasitas produksi sebesar 764.515 ton. Pada 2015 permintaan NPK diproyeksikan mencapai 1,5 juta ton, sedangkan kemampuan produksi 1,1 juta ton.
Kenaikan permintaan juga terjadi untuk pupuk KCL dan ZA yang banyak digunakan untuk tanaman tebu. (Ant)
Baca Selengkapnya