Pusri News

Mass Media News

Find out the latest information about Pusri from the media spotlight.

news-1

25 December 2024

Komitmen PT Pusri sebagai perusahaan ramah lingkungan
Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja yang didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia.

Sriwidjaja diambil sebagai nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara hingga daratan China, pada abad ke tujuh masehi.

Pada 1997, Pusri ditunjuk sebagai induk perusahaan yang membawahi empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri pupuk dan petrokimia, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kaltim dan PT Pupuk Iskandar Muda, serta satu BUMN yang bergerak di bidang "engineering", "procurement & construction" (EPC), yaitu PT Rekayasa Industri.  

Pada 1998, anak perusahaan Pusri bertambah satu BUMN lagi, yaitu PT Mega Eltra yang bergerak di bidang perdagangan. Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero).  Hingga kini PT Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

PT Pusri Palembang selain sebagai produsen pupuk urea pertama di Indonesia, juga mempunyai kebijakan yang memang diprioritaskan untuk efisiensi dan lingkungan hidup, kata Manajer Humas PT Pusri Palembang, Sulfa Ganie di Palembang, belum lama ini.
    
Ia memberikan contoh, dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki PT Pusri Palembang semaksimal mungkin mengurangi dan mengolah limbah sehingga menjadi lebih baik.

PT Pusri Palembang bahkan telah menginvestasikan dana miliaran rupiah untuk pengadaan alat-alat pengolah limbah. Mulai unit pengolah limbah cair, pengolah limbah gas, pengolah limbah minyak, termasuk polusi suara.

PT Pusri Palembang juga menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001-2004, dimana berdasar hasil audit internal dan eksternal yang dilakukan setiap enam bulan agar tetap dipercaya untuk menerapkan sistem tersebut.

Menurut Sulfa, perusahaan yang efisien dan ramah lingkungan adalah komitmen bagi PT Pusri dan terus berupaya menjadi perusahaan dimiliki oleh lingkungan.

Pembinaan Lingkungan

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memperluas jangkauan program pembinaan lingkungan dan sosial (CSR) dengan mengembangkan tanaman penghijauan bambu petung (bambuseae) di bantaran Sungai Musi.

"Penanaman bambu ini merupakan partisipasi PT Pusri untuk melestarikan Sungai Musi dari ancaman kerusakan atau pendangkalan akibat erosi dan abrasi," kata Direktur Utama PT Pusri Musthofa setelah melakukan penanaman bambu di bantaran Sungai Musi kawasan Dusun II Balai Makmur, Desa Merah Mata,  Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (11/12).

Penanaman bambu petung sebanyak 500 batang dan tanaman penghijauan lainnya di kawasan itu selain mengembangkan kelestarian ekologi, juga upaya memberdayakan masyarakat yang nantinya bisa memanfaatkan tanaman tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan.

Menanggapi program kegiatan PT Pusri itu, sejumlah warga di Desa Merah Mata, Banyuasin menyatakan menyambut gembira, karena selama ini memang sangat diharapkan adanya bibit tanaman bambu.

"Sekarang kami tidak perlu susah-susah mencari bibit tanaman bambu, karena telah disediakan pihak PT Pusri, tinggal lagi tugas kami merawatnya supaya banyak memberikan manfaat bagi penduduk sekitar," kata Ruslan (42) warga setempat.

Ia menambahkan, keberadaan pohon bambu banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain dapat dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan rumahtangga, pagar perkebunan dan sebagai penghijauan.    

Menurut Dirut PT Pusri, Musthofa, dalam filosofi bambu dekat dengan masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan, karena digunakan sebagai senjata perjuangan (bambu runcing---red) untuk melawan penjajah, serta manfaat lain juga amat banyak digunakan masyarakat sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan, sehingga tanaman bambu ini menjadi salah satu program utama CSR PT Pusri Palembang.

Sedangkan untuk jangka panjang manfaat penanaman bambu tersebut karena kemampuan akarnya untuk mengikat tanah dan meningkatkan debit air.

"Saat ini bantaran daerah aliran sungai (Das) Musi sudah banyak yang terkikis, karenanya sungai tersebut membutuhkan penghijauan secara terus menerus. PT Pusri pun akan terus berupaya melakukan penanaman bambu hingga satu juta batang," ujarnya.

PT Pusri pada 2013 mengalokasikan dana untuk pengadaan bibit bambu yang didatangkan dari luar daerah senilai Rp100 juta. Namun saat ini penanaman baru dilakukan secara bertahap atau tiga bulan sekali sebab kesulitan mendapatkan bibit.

"Bibit bambu petung itu harus dipesan dulu dari luar daerah. Itupun butuh waktu karena menunggu proses pembibitaan," kata Musthofa yang di dampingi para direksi PT Pusri tersebut.

Sementara Sekretaris Perusahaan PT Pusri Zein Ismet mengatakan, PT Pusri memprioritaskan tanaman penghijauan bambu petung di bantaran Sungai Musi karena dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pendangkalan di beberapa titik pada bagian hulu dan hilir.

"Dari informasi yang kita dapat sedikitnya ada 14 titik pendangkalan Sungai Musi, sehingga dikhawatirkan ke depan kelestarian lingkungan sungai akan mengganggu jalur transportasi angkutan sungai. Mengacu dari itu PT Pusri secara bertahap meningkatkan kepedulian ekologi terhadap kelangsungan kelestarian sungai," katanya.

Selain itu manfaat jangka panjang yang paling utama dari bambu adalah kemampuan akar bambu dalam mengikat tanah serta meningkatkan debit air.

Tanaman penghijauan sebagai kelanjutan program CSR bidang lingkungan “Serumpun Bambu Sejuta Berkah” di lahan  tanggul  tepi  Sungai  Musi  kawasan  Dusun  II  Balai  Makmur Kabupaten Banyuasin.

Perusahaan inipun dalam tiga tahun berturut-turut menerima Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup, Penghargaan Industri Hijau dan Efisiensi Energi Nasional
 
Perusahaan efisien dan ramah lingkungan  layak disandang untuk produsen pupuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, serta Kementerian BUMN pun mengakuinya dengan menganugerahi sejumlah penghargaan.

Pada periode 2012, pelopor produsen pupuk urea di Indonesia ini menerima penghargaan Proper Hijau untuk ketiga kalinya secara berturut-turut (2010, 2011, dan 2012) dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Kemudian PT Pusri yang berkantor pusat di sekitar bantara Sungai Musi pusat Kota Palembang ini, juga menerima penghargaan Industri Hijau dari Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, serta Penghargaan Efesiensi Energi Nasional dari Kementerian BUMN.

Pada 26 November 2013, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Indonesia kembali memberikan penghargaan Industri Hijau untuk perusahaan yang didirikan sejak tanggal 24 Desember 1959 ini.

Menurut Sulfa, PT Pusri Palembang juga membantu pelestarian lingkungan melalui penangkaran satwa, diantaranya penangkaran rusa dan burung. Disebutkannya, penangkaran rusa dimulai sejak 2008, diawali dengan mendatangkan tiga pasang rusa dari penangkaran satwa di Cisarua Bogor.

"Sekarang, jumlahnya sudah mencapai 40 ekor rusa dengan berbagai jenis. Ada rusa tutul, ada pula rusa Sambar. Di samping itu, juga ada penangkaran burung," tambahnya.

"Pada intinya, Pusri Palembang berkomitmen untuk terus menjadi perusahaan efisien dan ramah lingkungan. Karena itu, program yang berkaitan efisiensi dan ramah lingkungan akan terus digalakkan," kata Sulfa.

Acuan Perda Palembang

Sementara komitmen perusahaan menyelamatkan lingkungan, baik masalah pengolahan limbah maupun kegiatan penghijauan, ternyata menjadi acuan pihak Pemerintah Kota Palembang dan DPRD setempat dalam menyusun Rancangan Peraturan Daerah mengenai izin lingkungan.

Pada 17 Mei 2013 rombongan DPRD Kota Palembang di dampingi BLH setempat mengunjungi PT Pupuk Sriwidjajaj untuk melakukan sosialisasi terkait dengan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Palembang tentang Izin Lingkungan Hidup.

Perda yang akan dibuat nantinya mengganti Perda No: 06 Tahun 2011 tentang Dokumen Lingkungan Hidup dimana sejak terbitnya Peraturan Pemerintah No: 27 Tahun 2012, maka daerah diwajibkan membuat Perda baru yang tidak memberatkan perusahaan. Rombongan dipimpin oleh Sekertaris Pansus Antoni Yuzar diikuti  anggota Pansus Muliadi, Musliman, Syahril Eddy serta di dampingi Herdian dan Budi dari BLH Kota Palembang.

Kunjungan diterima Direktur Produksi PT Pusri Djohan Safri beserta jajaran General Manajer (GM), selanjutnya rombongan berkesempatan mengikuti Plant Tour guna melihat secara langsung Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang dimiliki oleh PT Pusri Palembang.

"Kami rasa Pusri sudah cukup baik dalam mengelola limbah dan semoga dapat lebih baik lagi ke depannya," ujar Antoni di sela-sela kunjungannya. Selain lokasi IPAL, rombongan juga meninjau pembangunan penangkaran burung serta taman rusa yang dimiliki oleh PT Pusri Palembang.

"Seperti kita ketahui Pusri menaruh perhatian khusus mengenai lingkungan, selain limbah kita juga aktif dalam kegiatan penghijauan dan pelestarian keanekaragaman hayati," tutur Manajer Humas Pusri Sulfa Ganie Manajer.

Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pusri Palembang dilaksanakan berdasarkan rancangan yang dilandasi oleh semangat untuk kemajuan bersama antara perusahaan dan seluruh pemegang kepentingan.

"Kami percaya bahwa semua kontribusi perusahaan, adalah semua yang kami impikan dalam berkarya dan berkembang bagi kemajuan bersama yang berkelanjutan" katanya.

Membangun bisnis yang berkelanjutan tidak akan bisa lepas dari usaha perusahaan dalam menata rencana masa depan. Mengoptimalkan keuntungan bukanlah satu-satunya prioritas perusahaan dalam melakukan operasi bisnis.

Sinergi antara kualitas kinerja perusahaan dengan perkembangan semua pemangku kepentingan adalah salah satu mimpi yang selalu harus diraih.  Sumber daya manusia, masyarakat dan lingkungan sekitar, serta semua pihak yang berinteraksi langsung dengan kegiatan perusahaan adalah elemen-elemen penting  diperhatikan dalam menentukan kegiatan CSR perusahaan.

Selanjutnya, keharmonisan, perbaikan kualitas, dan kemajuan bersama telah menjadi pedoman yang membangun karakter perusahaan dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.

Sumber : http://www.antarasumsel.com/berita/281696/komitmen-pt-pusri-sebagai-perusahaan-ramah-lingkungan
Read More
news-1

25 December 2024

PT PUSRI TINGKATKAN PRODUKSI 2014

Palembang, (Antara Sumbar) - Perseroan Terbatas Pupuk Sriwidjaja Palembang, Sumatera Selatan, pada 2014 berupaya meningkatkan target produksi meskipun target yang ditetapkan pada 2013 hanya terealisasi 97 persen.

"Tahun ini realisasi produksi pupuk urea mencapai 1,9 juta ton atau 97 persen dari target yang ditetapkan, namun kami optimistis pada 2014 bisa memproduksi urea lebih banyak lagi sesuai dengan target yang ditetapkan sebesar 2,045 juta ton," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ganie di Palembang, Senin.

Dia menjelaskan realisasi produksi pupuk urea pada 2013 sebesar 97 persen dan produksi amonia sebesar 96 persen dari target yang ditetapkan, cukup baik melihat kondisi pabrik saat ini yang semuanya telah berusia tua.

Kondisi keempat pabrik PT Pusri secara umum memprihatinkan karena sudah berusia tua, pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik 1B yang dibangun pada 1994, sedangkan yang berusia paling tua adalah pabrik Pusri 2 dibangun pada 1974.

"PT Pusri sekarang ini memiliki empat unit pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun. Namun, karena kondisinya sudah berusia tua, beberapa tahun terakhir kemampuan produksinya tidak bisa maksimal lagi," ujarnya.

Meskipun kondisi semua pabrik berusia tua, pihaknya terus berupaya mengoperasikannya secara maksimal dengan melakukan beberapa penggantian suku cadang dan merawat mesin secara berkala.

Dengan dilakukannya penggantian suku cadang dan perawatan mesin secara berkala, kondisi pabrik pada masa mendatang diprediksi akan lebih baik sehingga optimistis peningkatan target produksi pupuk urea pada 2014 sebesar 2,045 juta ton bisa tercapai.

Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Produksi PT Pusri Johan Syafri mengatakan dalam kondisi pabrik yang sudah tua saat ini, target produksi pupuk urea dalam tiga tahun terakhir tidak pernah tercapai.

"Produksi pupuk urea akhir-akhir ini tidak pernah tercapai sesuai target, meskipun demikian realisasi produksi yang mencapai di atas 90 persen sudah cukup baik melihat kondisi pabrik yang semuanya telah berusia tua," ujar dia.

Untuk mempertahankan kegiatan produksi pupuk urea agar tetap bisa maksimal, pihaknya secara bertahap berupaya melakukan perawatan pabrik dan melakukan penggantian suku cadang mesin pabrik sesuai dengan masa pakainya serta secara bertahap berupaya melakukan revitalisasi pabrik tersebut.  

Saat ini, sedang dilakukan pembangunan satu pabrik baru, yakni Pusri 2B, yang merupakan proyek revitalisasi pabrik yang usianya paling tua, yakni Pusri 2.

Pelaksanaan pembangunan pabrik baru proyek revitalisasi yang dimulai pada 8 April 2013 di areal komplek pabrik di kawasan Sungai Lais, Jalan Mayor Zen Palembang itu, telah mencapai 30 persen atau sesuai dengan target yang ditetapkan.

Melihat perkembangan pembangunan pabrik baru proyek revitalisasi pabrik tertua Pusri 2 itu, pihaknya optimistis pabrik baru Pusri 2B yang memliki kapasitas produksi amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun bisa beroperasi pada 2015 atau paling lambat 2016, kata Johan. (*/sun)

Read More
news-1

25 December 2024

KORBANKAN MILIARAN RUPIAH DEMI SI PELAYAN SETIA
Sudah 12 tahun Sungai Musi mendangkal. Selama itu pula, kinerja distribusi PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang tak maksimal. Pendangkalan yang memicu biaya angkut tinggi, membuat pabrik tua itu pun terus berpotensi merugi. 

Mampukah Pusri melawan pendangkalan Musi? Sebagai satu-satunya jalur distribusi yang digunakan dalam kurun waktu 54 tahun terakhir, sungai sepanjang 750 kilometer (km) itu sejatinya memang telah menjadi urat nadi penyaluran pupuk PT Pusri. Melalui sungai yang membentang kota Palembang itu, Pusri hingga kini mampu memenuhi kebutuhan pupuk urea untuk petani ke berbagai penjuru negeri.  

Sayang di tengah perjalanan, Musi nyatanya tak bisa menjadi pelayan yang setia bagi keluar masuknya pupuk-pupuk yang dibutuhkan para petani. Masalah pendangkalan kedalaman alur Musi di sekitar dermaga dan ambang luar (Muara Sungsang) yang semakin parah terus menjadi masalah klasik. Ibarat penyakit, gejala ini semakin membuat keuangan Pusri tak nyaman.  

“Masalah ini sudah lama mengganggu, karena isi kapal angkut berkurang, setahun Pusri bisa kehilangan sampai 250.000 ton. Kerugiannya bisa dihitung sendiri,” ujar Direktur Utama PT Pusri Palembang, Musthofa, pada Peringatan HUT Pusri ke-54, 10 Desember lalu. Hal ini juga dibenarkan Sekretaris Perusahaan PT Pusri, Zain Ismed.  

Menurutnya, pendangkalan di sekitar alur Sungai Musi memang memicu terjadinya dead freight (potensi kerugian) bagi Pusri. “Ada dead freight (potensi kerugian) sampai 1.500–2.000 ton tiap satu kali angkut. Jadi memang tidak efisien,” ujarnya. Dead freight mau tak mau harus ditanggung Pusri sejak belasan tahun silam, karena kapal- kapal kecil pengangkut urea curahnya hanya mampu mengangkut 6.000–7.000 ton pupuk.  

Alhasil, kapasitas angkut normal kapal existing milik Pusri yang mencapai 8.500 ton, selalu gagal diisi penuh. Usia kapal yang sudah di atas 30 tahun juga semakin melengkapi masalah. “Kapalnya tidak bisa diisi penuh 8.500 ton karena sungai dangkal. Jadi, selalu sisa 1.500 –2.000 ton, gara-gara ini biaya angkutnya naik. Kalau tadinya selesai diangkut tiga kali, sekarang harus empat kali. Jelas ada dead freight. Kalau dipaksakan bisa tenggelam,” tuturnya.  

Sejak pendangkalan itu mengganggu, tak banyak yang bisa dilakukan pabrik pupuk urea tertua di Indonesia itu. Alternatif pilihannya hanya mengurangi tonase pupuk yang diangkut, agar kapal bisa masuk Dermaga. Inefisensi pun menjadi PR lama yang tak berkesudahan. Hingga suatu hari Pusri akhirnya memilih ikut patungan untuk melakukan pengerukan bersama beberapa BUMN, seperti Pertamina dan PT Bukit Asam agar kapasitas angkut kapal kembali normal, sekaligus meminimalisasi dead freight yang terjadi. Pengerukan itu mulai dilakukan sekitar tahun 2000-an.  

Tak tanggung-tanggung, setiap tahun tak kurang Rp5 miliar digelontorkan Pusri untuk mengurangi potensi kerugian akibat pendangkalan yang terjadi. Sayang, upaya dan pengorbanan finansial yang tak sedikit itu tak banyak membantu karena hasil pengerukan tak sesuai yang diharapkan. Kondisi inilah yang membuat Pusri akhirnya menghentikan kerja sama pengerukan. Karena tak ada jalan lain, Pusri pun harus kembali memutar otak untuk mencari strategi.  

Sementara menanti jalan keluar baru, Pusri pun harus mengeluarkan biaya transportasi ekstra untuk tetap melancarkan distribusinya dengan kapal- kapal kecil mereka. Pembiaran pendangkalan Sungai Musi oleh pemerintah membuat peningkatan biaya aktivitas ekonomi pabrik ini semakin menjadi-jadi. “Kerugian itu ada, yang pasti ongkos angkut kami naik menyebabkan biaya produksi ikut naik. Kalau biaya produksi sudah naik tinggi, kita jadi susah bersaing di pasaran. Itu juga menjadi ancaman,” ujarnya.  

Sebagai perusahaan strategis, Pusri tak mau lagi tinggal diam. Mereka pun mulai mencari cara dan strategi melawan perubahan alam ini. Tanggung jawab atas ketersediaan pupuk untuk ketahanan pangan nasional, pun menjadi beban sekaligus motivasi. Setelah melakukan, Pusri akhirnya tak mau lagi melakukan pengerukan. Pusri memilih cara baru melawan pendangkalan Musi yang terus terjadi.  

Melalui proses tender di pertengahan tahun 2012, tepatnya pada tanggal 10 Desember, akhirnya PT Pusri melakukan penandatanganan kontrak kerja sama dengan PT Anggrek Hitam (Batam) untuk membuat kapal angkut khusus yang bisa tetap mengangkut pupuk urea sampai kondisi pendangkalan paling kritis di Sungai Musi. Mulai hari itu, dibuatlah Kapal Self Proppelled Urea Barge (SPUB) yang dinamai menjadi PUSRI INDONESIA – I. 

Kapal itu kini jadi satu-satunya harapan dan senjata Pusri melawan pendangkalan Musi. Kapal ini didesain sangat handal meski alur sungai memiliki draf sangat rendah. “Pusri mengeluarkan 14,9 JutaDolaruntukmembuatkapal flat bottomini,” ujar Project Control pembangunan Kapal SPUB, Puji Lestario baru-baru ini. Puji mengatakan, kesepakatan manajemen menciptakan desain kapal angkut model ini bukan tanpa alasan. 

Pendangkalan yang sudah dirasa semakin mendesak mau tidak mau memaksa Pusri menyiapkan sarana distribusi baru yang mumpuni. Apalagi, produksi Pusri yang saat ini mencapai 1,3 juta ton per tahun akan meningkat tajam seiring rampungnya proyek pabrik lini II tahun 2015. “Pusri itu punya 7 kapal urea dan amoniak, tapi hampir semua kapal itu berusia tua terutama kapal amoniak. Kalau tidak dibuatkan kapal SPUB ini, nanti kalau pabrik Pusri II B produksi, kapal existing ini bisa keteteran mendistribusikan pupuk,” ujarnya. 

Untuk itu, sebelum Pabrik II B Pusri rampung tahun 2015, kapal SPUB ini kata Puji harus sudah siap dioperasikan lebih dulu. Selain andal melewati alur dangkal, kapal ini juga bisa menghemat biaya distribusi PT Pusri dibandingkan Pusri harus menggunakan alternatif lain semisal jalur darat. Dengan spesifikasinya yang tangguh di alur dengan draf rendah, SPUB ini menjadi harapan baru untuk mengamankan kendala shipping out dalam distribusi urea dari pusat produksi Palembang. 

Meliputi wilayah distribusinya, yakni Sumsel, Jambi, Bengkulu, Babel, Lampung, Banten, DKI, DIY, dan Jawa Tengah. Efisiensi pun menjadi sangat mungkin dilakukan dengan optimalisasi muatan kapal. Dengan kapal PUSRI INDONESIA – I baru ini nanti, pupuk urea yang dapat diangkut bisa mencapai 8500 ton, meski alur kedalaman Musi dan sekitar dermaga hanya mencapai 4,2 meter (kedalaman paling kritis atau terjelek). 

Demikian halnya saat air sedang pasang, kapasitas angkut SPUB bisa jauh lebih besar mencapai 11.000 ton pupuk. Dengan kapal baru ini, Pusri otomatis tidak perlu khawatir lagi soal pendistribusian, karena kapasitas angkut sudah bisa mengimbangi target produksi ke depan mencapai 2,1 juta ton. Keamanan ketahanan pangan pun bukan lagi jadi persoalan mengganggu. “Kapal ini mampu mengatasi pendangkalan sampai 15 tahun. Setelah kurun waktu itu, perubahan pasti ada lagi. Sampai November 2013, progres SPUB ini sudah mencapai 63,3%” tuturnya. 

Untuk menanggulangi imbas pendangkalan, Pusri tak hanya mengandalkan kapal baru itu saja. Berbagai upaya lain termasuk mengajak masyarakat sekitar pabrik menanam bambu di bantaran sungai juga terus mereka galakkan. Untuk upayanya yang satu ini, sejak 2013, tak kurang sepanjang bantaran Sungai sudah ditanami bambu, dengan harapan dapat mengurangi abrasidi sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). 

Selain itu, Pusri juga tetap melakukan pengerukan rutin terutama di daerah dermaga, di mana putaran lumpur cenderung cepat menumpuk dari waktu ke waktu. Terpisah, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang (Adpel) Henry Tondang mengakui, pendangkalan memang terjadi di beberapa titik di alur Sungai Musi. Terutama di Muara Sungsang (ambang luar) yang menjadi pertemuan air sungai dan laut atau yang mereka kenal sebagai titik C2 dan C3. 

Selain di lokasi tersebut, beberapa pendangkalan baru juga terpantau mereka, seperti di daerah Upang dan Pulau Payung. Pendangkalan di titik ini diakuinya mulai cukup mengganggu keluar masuk kapal terutama saat air sedang surut. Tingginya pendangkalan ini membuat kapalkapal yang akan masuk ke pelabuhan harus dipandu agar tidak terjebak dan kandas. “Pendangkalan itu memang adadanpalingrawandiC2danC3. Kita menyebutnya ambang luar atau Muara Sungsang. Pendangkalan di sini sampai 2 meter. Makanya terus kita keruk, cuma itu dia dana kita kanterbatas. Pengerukan hanya bisa dilakukan setahun sekali,” ucapnya. 

Kuatnya arus pertemuan dari Banyuasin ke muara Sungsang membuat sedimentasi di bagian ini masuk kategori sedimentasi tingkat tinggi. Pendangkalan pun sering terjadi karena adanya penumpukan lumpur. Lumpur dan kotoran sampah ini terbawa dari daratan, baik berupa sampah biasa, partikel tanah, maupun kayu gelondongan. Akibatnya, kedalaman alur sangat tergantung dengan pasang surut air laut. 

Akibat pendangkalan ini kapalkapal yang hendak masuk ke pelabuhan pun diakuinya harus bisa menyesuaikan jadwal dengan kondisi pasang surut Musi. “Supaya pendangkalannya jangan semakin parah perlu kerja sama semuanya. Jangan menggunduli tanaman dan buang sampah di sungai. Karena kalau kapal industri sudah tidak masuk lagi, kita bisa merugi semuanya,” ungkapnya.


KOMALASARI Palembang


Read More
news-1

25 December 2024

Terobosan Pusri Menuju Efisiensi Penggunaan Energi
HARGA harga bahan bakar minyak (BBM) yang cenderung terus naik, membuat dunia usaha menoleh ke sumber energi alternatif yang lebih murah dan tersedia melimpah.

Salah satunya batu bara. Indonesia mempunyai cadangan bahan tambang itu dalam jumlah besar, yakni sekitar 19,3 miliar ton. Hingga kini, pemanfaatannya di dalam negeri masih kecil. Dari produksi rata-rata 131,72 juta ton per tahun yang dipergunakan baru 32,91 juta ton per tahun, sedangkan sisanya diekspor. Biaya pemakaian sumber energi itu jauh lebih murah ketimbang BBM.

Untuk memproduksi 1 ton steam jenuh 5 bar per jam berbahan bakar batu bara, misalnya, bisa menghemat biaya Rp 415 juta lebih per tahun. Sementara itu, penggunaan batu bara untuk boiler pada industri serat sintetis, mampu menurunkan biaya energi sebesar 30%, sedangkan pada pembangkit listrik penurunannya mencapai 40%.

Memang perlu diakui, selain keunggulannya, batu bara punya kelemahan. Pembakarannya menghasilkan CO2 yang merupakan gas rumah kaca dan berbahaya bagi lingkungan. Di samping itu, menghasilkan sulfur dioksida ketika dibakar.

Di atmosfer, senyawa tersebut menjadi asam sulfur, yang memicu iritasi paru dan merupakan komponen utama hujan asam. Meski demikian, saat ini sudah tersedia teknologi untuk mengatasi kelemahan tersebut. Para pakar juga terus mengkaji agar dampaknya terhadap lingkungan menjadi nol. Ke depan, dengan pertimbangan efisiensi dan berbagai kelebihan yang dimiliki, batu bara dipastikan akan kian dilirik oleh kalangan industri.

PT Pusri Palembang, contohnya, telah menggandeng produsen batu bara PTBukit Asam Tbk dalam mengurangi penggunaan gas untuk kebutuhan sehari-hari di luar bahan baku. Kedua pihak sudah melakukan Head of Agreement (HoA) untuk melakukan studi kelayakan proyek gasifikasi.

Bukit Asam menyatakan sanggup mengalokasikan area khusus untuk proyek tersebut. Gasifikasi membutuhkan konsistensi pasokan batu bara minimal selama 20 tahun, sehingga dibutuhkan lokasi khusus. Kurang dari angka itu proyek tidak bankable, sehingga sudah mencari pendanaan.

TEROBOSAN 

Apabila semua berjalan lancar, empat tahun ke depan proyek gasifikasi bisa selesai. Diperkirakan efisiensi gas yang bisa dilakukan paling tidak 25% dari kebutuhan utilitas perusahaan. Saat ini, Pusri Palembang yang memasok pupuk urea bersubsidi ke Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi, Bangka-Belitung, Jateng, dan Banten, membutuhkan gas hingga 225 juta kaki kubik per hari.

Namun, karena pasokan dari Pertamina EP, Medco, dan Pertagas hanya 200-205 juta kaki kubik per hari, kapasitas pabrik yang termanfaatkan hanya 90%. Kendati demikian, Pusri tetap mampu memenuhi pasokan urea pupuk bersubsidi yang merupakan penugasan pemerintah sebesar 1,293 juta ton pada tahun ini. Sulfa Ganie, Manajer Humas PT Pusri Palembang menyatakan, pihaknya telah banyak melakukan terobosan dalam upaya efisiensi.

Dari penggunaan gas untuk operasional sehingga mengefisiensikan penggunaan listrik, mengurangi penggunaan energi gas dengan substitusi energi dari batu bara, sampai revitalisasi pabrik tua dengan membangun yang baru. Peletakan batu pertama pabrik baru yang diberi nama Pabrik II-B dilakukan April 2013. Fasilitas itu untuk mengganti Pabrik II yang hampir berusia 40 tahun.

Pabrik II-B akan menambah kapasitas produksi sebesar 660.000 ton pupuk amoniak serta 907.500 ton pupuk urea per tahun. Lebih dari itu, pabrik baru akan menghemat konsumsi energi gas bumi hampir 12 million metric british thermal unit (mmbtu) per ton urea dari 33,98 mmbtu per ton urea menjadi 22 mmbtu per ton urea.

‘’Tak kalah penting, Pabrik II-B sangat ramah lingkungan dan insya Allah berope rasi Desember 2015 mendatang,’’jelasnya. Terobosan lain terkait dengan efisiensi adalah penerapan proyek Steam Turbin Generator boiler batu bara (STG) atau substitusi dari gas bumi ke batu bara. Melalui STG, Pusri menghemat pemakaian gas bumi sebesar 17 million cubic feet per day standard (mmscfd), yang akan dialokasikan ke gas proses Pabrik II-B.

OPTIMALISASI

Dari sisi biaya, penggunaan batu bara juga menurunkan biaya steamsekitar 6 dolar AS per ton, serta menghemat biaya listrik 0,12 dolar AS per kilo watt hour (KWh).

Pusri juga telah lama melakukan optimalisasi pemanfaatan tail gas yang diolah melalui unit pengolah limbah gas atau Purge Gas Recovery Unit (PGRU). Jika sebelumnya ada yang terbuang ke atmosfer, sekarang tail gas dimanfaatkan sebagai gas bakar. Nilai penghematan energinya mencapai 0,4 mmbtu per ton NH3.

Belum lama ini dilakukan penggantian unit PGRU Pusri-IV dari cryogenic menjadi membrane dengan penghematan energi 3,79 mmbtu per ton NH3 atau setara 20.000 dolar AS per hari. Pada intinya, perusahaan berkomitmen terus menjadi perusahaan yang efisien dan ramah lingkungan.

Program-program yang berkaitan dengan kedua hal itu terus digalakkan. Jadi, tak mengherankan kalau BUMN tersebut menerima berbagai penghargaan yang berhubungan dengan lingkungan dan efisiensi, khususnya energi.

Penghargaan yang diperoleh selama tahun ini adalah ‘’Proper Hijau’’ untuk kinerja lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Lalu, ‘’Industri Hijau’’ dari Kementerian Perindustrian dan ‘’Efisiensi Energi Nasional’’ kategori inovasi khusus dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di samping itu, ‘’Indonesia Green Award’’ kategori pelestari keanekaragaman hayati; serta pelopor pengolahan sampah dan pencegahan polusi.

Oleh Bambang Tri Subeno-79
di edit oleh Humas PT Pusri
Read More
news-1

25 December 2024

PT Pusri Raih Lima Penghargaan Selama 2013
Palembang (ANTARA Sumsel) - Perseroan Terbatas Pupuk Sriwidjaja Palembang, Sumatera Selatan, sepanjang 2013 ini telah meraih lima penghargaan tingkat nasional. "Penghargaan yang diraih tersebut merupakan wujud kerja keras seluruh karyawan untuk kemajuan perusahaan," kata Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Musthofa pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-54 PT Pusri di Palembang, Selasa. Menurut dia, penghargaan yang diperoleh selama tahun ini yakni peringkat "Proper Hijau" untuk penilaian kinerja lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Kemudian penghargaan "Industri Hijau" dari Kementerian Perindustrian, penghargaan "Efisiensi Energi Nasional" kategori inovasi khusus dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Penghargaan "Indonesia Green Award" kategori pelestari keanekaragaman hayati, pelopor pengolahan sampah dan pencegahan polusi, serta penghargaan "Corporate Secretary and Public Relations Award" dari Media Pekerja BUMN, katanya. Penghargaan yang diperoleh selama 2013 ini diharapkan pada tahun-tahun mendatang bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan lebih banyak lagi. Dengan banyaknya penghargaan yang bisa diraih, dapat menjadi motivasi karyawan dan manajemen mewujudkan peningkatan nilai perusahaan melalui pengembangan usaha, peningkatan produktivitas, serta kepedulian lingkungan, kata Musthofa.

Editor: Yudi Abdullah COPYRIGHT © 2013
Read More
news-1

25 December 2024

20 Ribu Peserta Semarakkan Jalan Sehat PT Pusri

JALAN Sehat PT Pusri Palembang dalam rangka HUT PT Pusri Palembang ke-54 berlangsung semarak, pagi kemarin (15/12). Kompleks PT Pusri jadi lautan manusia.

Sebanyak 20 ribu peserta ikut ramaikan event tahunan ini. Event tersebut start dan finish di Lapangan Golf PT Pusri. “Rute jalan sehat ini hanya 5 kilometer (km). kalau sebelumnya hanya keliling kompleks PT Pusri, sekarang kita keluar kompleks menelusuri RE Martadinata, Margoyoso, Patal Pusri dan kembali ke Pusri,” ujar H.M. Romli, direktur SDM dan Umum PT Pusri Palembang.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Direktur Utama PT Pusri Palembang, Ir. Musthofa. Juga dihadiri Direktur Produksi M. Djohan Safri, Direktur Komersil Bambang Lesmoko, Direktur Teknik dan Pengembangan Benny Haryoso, Direktur SDM dan Umum M. Romli HM.

Dilanjutkan Romli, sapaan akrabnya, start dan finish juga dipindahkan karena lapangan PT Pusri yang biasa digunakan harus disterilkan. “Lagipula disini juga lebih asri, suasananya juga enak,” terang dia.

Selain jalan sehat, kegiatan juga dimeriahkan senam masal. Hampir seluruh peserta tumplek-blek di Lapangan Golf ikuti senam sembari menunggu pembagian door prize. “Jadi habis jalan begitu peserta finish langsung ikut senam. Jadi benar-benar mencari keringat,” lanjut dia.

Panitia menyediakan door prize, berupa 2 unit sepeda motor, 105 sepeda, 2 sepeda listrik, LCD, mesin cuci, kompor gas, serta 50 tabungan dari Bank Bukopin. “Door prize kita undi secara acak dan adil. Peserta dapat kupon setelah jalan dan di gerbang finis kita sediakan tempat pengembalian kupon yang nantinya diundi,” timpal Sulfagani, Manajer Humas.

Jalan sehat merupakan rangkaian Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) PT Pusri. Selain jalan sehat, ada cabang olahraga sepak bola, futsal, bulutangkis, bola basket, bola voli, tenis lapangan, tenis meja, dan tidak ketinggalan memancing. Adapun sponsor jalan sehat meliputi Bank Mandiri, Bukopin, BTN, SumselBabel, dan BJB.(adv)


Sumber : Sumeks

Read More
news-1

25 December 2024

Sikapi Pendangkalan, Pusri Beradaptasi Atau Mengeruk Sungai Musi?

Palembang (ANTARA Sumsel) - Waduh! lambat sekali kapal ini, kapan tiba di Bangka? . Sudah enam jam belum juga keluar dari alur Sungai Musi. Keluhan ini, diungkapkan Hesti (29), salah satu penumpang kapal Ferry tujuan Muntok Bangka. 

Penyeberangan dari Pelabuhan 35 Ilir Palembang menuju Muntok Bangka membutuhkan waktu sembilan hingga 13 jam. Rata-rata waktu yang dibutuhkan menggunakan kapal Ferry di perairan Sungai Musi sekitar tujuh jam bahkan bisa lebih lama yaitu sembilan jam. 

Kondisi tersebut tentunya sangat merugikan pengguna jasa penyeberangan, bukan hanya perusahaan yang mengandalkan sungai sebagai jalur transportasi pembawa produk dihasilkan pabrik, juga masyarakat yang biasa menggunakan Ferry dari Palembang ke Bangka (sekitar 74 mil) dan sebaliknya juga mengeluhkan lamanya waktu tempuh menuju laut lepas. 

Pendangkalan Sungai Musi merupakan kendala pelayaran yang telah lama menjadi masalah penguna jalur lalu lintas sungai tersebut terutama kapal-kapal besar dengan bobot sekitar 6.500 MT.  

Namun, untuk alur kapal Ferry dengan bobot 1.000 GT atau tingkat kedalaman berkisar tiga meter, mungkin sungai ini masih dalam ambang batas toleransi.  

Lalu jika beradaptasi dengan kondisi sedimentasi sungai yang semakin parah mungkin menjadi pilihan yang sama-sama berat untuk dilakukan pengerukan. 

Mengapa demikian? karena bagi perusahaaan kalau mengeruk lumpur sungai yang volumenya diperkirakan tiga juta meter kubik per tahun sungguh amat mahal biayanya, apalagi dilakukan oleh sebuah perusahaan. 

Sedimentasi itu, mau tidak mau harus diatasi, tentu bisa saja dengan pilihan mengeruk sungai dan memperkecil bobot kapal yang digunakan perusahaan untuk mobilitas. 

Atau memilih mengeruk pendangkalan dan tidak mengganti sarana transportasi yang baru maupun sebaliknya tak mengeruk tapi mengganti armada kapal menyesuaikan bobot dan kondisi alur sungai. 

Wali Kota Palembang Romi Herton ketika berkunjung ke PT Pupuk Sriwidjaja dihadapan direksi perusahaan pupuk milik negara tersebut mengajak bekerja sama untuk menormalisasi Sungai Musi. 

Sedimentasi di Sungai Musi khususnya wilayah Palembang kini kian parah sehingga pelu koordinasi antara pemerintah dan perusahaan swasta untuk mengatasi permasalahan tersebut, katanya. 

Pemkot tentunya, akan mengoptimalkan peran dalam mengkoordinasikan semua pihak yang berkepentingan agar bahu membahu menormalisasi sungai. 

Hingga kini, Sungai Musi menjadi jalur transportasi utama sejumlah perusahaan bukan hanya PT Pusri tetapi juga PT Semen Barutaja  dan PT Bukit Asam serta industri pengolahan karet (crumb rubber). 

Karena itu, Romi yang ketika itu berkunjung ke Pusri bersama jajaran pejabat pemkot berkomitmen mencari solusi bersama-sama mengatasi pendangkalan sungai yang membelah Kota Palembang ini. 

"Bukan hanya PT Pusri yang dilibatkan tetapi semua pihak pemangku kepentingan harus ikut berpartisipasi termasuk warga Palembang untuk meminimalisir pendangkalan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai," kata orang nomor satu di Palembang itu. 

Sungai Musi sebagai ikon Kota Palembang tidak hanya menjadi jalur transportasi utama menuju sejumlah kawasan di Sumatera Selatan, tetapi juga menjadi jalur transportasi menuju Selat Bangka. 

Namun, Romi menambahkan Sungai Musi juga menjadi ikon pariwisata yang kini telah dikenal dan dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara. 

Untuk menjaga normalisasi kedalaman sungai agar tetap bisa berfungsi sebagai jalur lintas utama transportasi air di Palembang mendesak untuk dilaksanakan pengerukan dan menjaga keseimbangan ekologi lingkungan di sepanjang daerah aliran sungai (Das) mulai hilir hingga hulu. 

Pelestarian biota sungai juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam upaya mempertahankan Sungai Musi. 

Dirut PT Pusri Palembang, Musthofa menanggapi ajakan wali kota tersebut mengapresiasi tawaran kerja sama pemkot mengatasi masalah pendangkalan Sungai Musi.

Selama ini, Pusri Palembang telah melakukan pengerukan sungai terutama di wilayah tempat kapal-kapal bersandar, katanya.

Mustofa mengatakan pendangkalan Sungai Musi  tidak hanya terjadi di wilayah Palembang,  juga di tempat lain yang sedikitnya sepanjang  60 kilometer sepanjang jalur lintas kapal pengangkut pupuk.

Dia menjelaskan, pengerukan yang dilakukan setiap tahun oleh Pusri dirasakan belum optimal karena idealnya, kerja sama terpadu antar perusahaan dikoordinasikan pemerintah dapat mendorong mengatasi sedimentasi.

Hal itu, terkait dengan luasnya area sungai yang telah mengalami pendangkalan dan mahalnya biasa pengerukan lumpur sungai.

Biaya pengerukan sungai tersebut ditaksir tidak kurang dari Rp6 miliar per tahun bahkan bisa mencapai belasan miliar rupiah.

Akibatnya, kalau hanya PT Pusri yang melakukan pengerukan tentu alokasi dana hanya dari satu sumber perusahaan dengan angka yang fantastis.


Siapkan kapal  

PT Pusri Palembang sampai kini rutin melakukan pengerukan alur Sungai Musi meliputi ambang luar C2 dan C3.

Pengerukan juga dilakukan di lintasan dan tempat bersandarnya kapal pengangkut pupuk dengan daya angkut paling kecil 6.500 MT. 

Pengerukan tetap menjadi kegiatan yang dilaksanakan perusahaan pupuk urea terbesar tersebut. 

Namun, untuk beradaptasi dengan kondisi pendangkalan Sungai Musi, sejak tahun 2012 telah membangun kapal yang memiliki daya angkut lebih kecil dibandingkan dengan armada saat ini.

Pembangunan sebuah kapal "self propelled urea barge" atau SPUB ditargetkan selesai tahun 2014, kata Manager Humas PT Pusri Palembang Sulfa Ganie.

Dia menjelaskan,  pembangunan kapal tersebut dilaksanakan perusahaan galangan kapal dari Batam, dengan biaya pembangunan satu unit kapal sekitar Rp180 miliar. 

Sampai kini perusahaan yang sedang membangun pabrik 2B tersebut memiliki tujuh unit kapal "urea crush" dan sebuah kapal amoniak yang usianya pun ada yang telah mencapai 37 tahun. 

Sulfa menambahkan, armada pengangkut pupuk tersebut juga tak bisa beradaptasi dengan kondisi pendangkalan Sungai Musi karena daya angkutnya paling kecil 6.500 MT. 

Padahal untuk bisa nyaman berlalu lintas di Sungai Musi dengan kondisi normal daya angkut maksimal 5.000 MT. 

Sementara kapal PT Pusri rata-rata daya angkutnya 7.000 MT tetapi ketika pasang tinggi bisa saja mencapai 8.000 MT. 

Karena itu, pembangunan kapal dengan daya angkut maksima 5.000 MT menjadi sebuah kebutuhan untuk tetap menjaga mobilitas angkutan pupuk selama proses pengerukan. 

Khusus untuk pembangunan kapal SPUB, dia menambahkan tahap awal hanya satu dibangun tetapi setelah evaluasi terkait dengan pengoperasian kapal tersebut kelak bisa saja keluar rekomendasi memperbanyak pembangunan sarana transportasi air itu. 

Di sisi lain, Pusri dalam setahun terakhir mulai mengembangkan tanaman penghijauan di antaranya bambu petung (bambuseae) di Bantaran Sungai Musi sebagai wujud kepedulian sosial dan lingkungan. 

"Penanaman bambu ini merupakan partisipasi PT Pusri untuk melestarikan Sungai Musi dari ancaman kerusakan atau pendangkalan akibat erosi dan abrasi," tambah Musthofa setelah melakukan penanaman bambu di Bantaran Sungai Musi,  kawasan Dusun II Balai Makmur, Desa Merah Mata, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Rabu. 

Penanaman bambu petung sebanyak 500 batang dan tanaman penghijauan lainnya di kawasan itu selain pengembangan ekologi juga upaya memberdayakan masyarakat yang nantinya bisa memanfaatkan tanaman tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Dalam filosofi bambu yang dekat dengan masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan, kata Musthofa, digunakan sebagai senjata perjuangan (bambu runcing---red) melawan penjajah, namun manfaat lain juga amat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan, sehingga tanaman bambu ini menjadi salah satu program utama CSR PT Pusri Palembang. 

Sedangkan untuk jangka panjang manfaat penanaman bambu tersebut karena kemampuan akarnya untuk mengikat tanah dan meningkatkan debit air Sungai Musi yang menjadi urat nadi perekonomian Sumatera Selatan. 

"Saat ini bantaran daerah alirang sungai (Das) Musi sudah banyak yang terkikis, karenanya sungai tersebut membutuhkan penghijauan secara terus menerus. PT Pusri pun akan berupaya melakukan penanam bambu hingga satu juta batang," ujarnya. 

PT Pusri pada 2013 mengalokasikan dana untuk pengadaan bibit bambu yang didatangkan dari luar daerah ini senilai Rp100 juta. Namun saat ini penanaman baru dilakukan secara bertahap atau tiga bulan sekali, sebab perusahaan tersebut kesulitan untuk mendapatkan bibit bambu. 

"Bibit bambu petung itu harus dipesan dulu dari luar daerah. Itupun butuh waktu karena menunggu proses pembibitaan," kata Musthofa yang didampingi para direksi PT Pusri tersebut. 

PT Pusri memprioritaskan tanaman penghijauan bambu petung di bantaran Sungai Musi karena dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pendangkalan di beberapa titik di bagian hulu dan hilir. 

Dari informasi yang diperoleh Pusri terdapat sedikitnya ada 14 titik pendangkalan Sungai Musi, sehingga dikhawatirkan ke depan kelestarian lingkungan sungai akan mengganggu jalur transportasi angkutan sungai. Mengacu dari itu perusahaan secara bertahap meningkatkan kepedulian ekologi terhadap kelangsungan kelestarian sungai. (NE*I016) 

Editor: Indra Gultom

COPYRIGHT © 2013


Read More
news-1

25 December 2024

Pusri Kembangkan Tanaman Bambu Di Bantaran Sungai Musi
Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang hingga kini terus meningkatkan dan memperluas jangkauan program pembinaan sosial dan kepedulian lingkungan sekitar (CSR), bahkan dalam setahun terakhir mulai mengembangkan tanaman penghijauan di antaranya bambu petung (bambuseae) di Bantaran Sungai Musi. 

"Penanaman bambu ini merupakan partisipasi PT Pusri untuk melestarikan Sungai Musi dari ancaman kerusakan atau pendangkalan akibat erosi dan abrasi," kata Direktur Utama PT Pusri Musthofa setelah melakukan penanaman bambu di Bantaran Sungai Musi,  kawasan Dusun II Balai Makmur, Desa Merah Mata, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Rabu. 

Penanaman bambu petung sebanyak 500 batang dan tanaman penghijauan lainnya di kawasan itu selain pengembangan ekologi juga upaya memberdayakan masyarakat yang nantinya bisa memanfaatkan tanaman tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Dalam filosofi bambu yang dekat dengan masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan, kata Musthofa, digunakan sebagai senjata perjuangan (bambu runcing---red) melawan penjajah, namun manfaat lain juga amat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan, sehingga tanaman bambu ini menjadi salah satu program utama CSR PT Pusri Palembang. 

Sedangkan untuk jangka panjang manfaat penanaman bambu tersebut karena kemampuan akarnya untuk mengikat tanah dan meningkatkan debit air Sungai Musi yang menjadi urat nadi perekonomian Sumatera Selatan. 

"Saat ini bantaran daerah alirang sungai (Das) Musi sudah banyak yang terkikis, karenanya sungai tersebut membutuhkan penghijauan secara terus menerus. PT Pusri pun akan berupaya melakukan penanam bambu hingga satu juta batang," ujarnya. 

PT Pusri pada 2013 mengalokasikan dana untuk pengadaan bibit bambu yang didatangkan dari luar daerah ini senilai Rp100 juta. Namun saat ini penanaman baru dilakukan secara bertahap atau tiga bulan sekali, sebab perusahaan tersebut kesulitan untuk mendapatkan bibit bambu. 

"Bibit bambu petung itu harus dipesan dulu dari luar daerah. Itupun butuh waktu karena menunggu proses pembibitaan," kata Musthofa yang didampingi para direksi PT Pusri tersebut. 

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pusri Zein Ismet mengatakan, PT Pusri memprioritaskan tanaman penghijauan bambu petung di bantaran Sungai Musi karena dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pendangkalan di beberapa titik di bagian hulu dan hilir. 

"Dari informasi yang kita dapat sedikitnya ada 14 titik pendangkalan Sungai Musi, sehingga dikhawatirkan ke depan kelestarian lingkungan sungai akan mengganggu jalur transportasi angkutan sungai. Mengacu dari itu PT Pusri secara bertahap meningkatkan kepedulian ekologi terhadap kelangsungan kelestarian sungai," katanya. (I016).
Read More
news-1

25 December 2024

Layanan Kesehatan Gratis Dalam Rangka Semarak HUT ke-54 PT Pusri Palembang.

Palembang- Dalam rangka menyemarakkan 54TH PT Pusri Palembang, perusahaan pupuk tertua di Indonesia ini kembali menyelenggarakan program layanan kesehatan gratis bagi masyarakat lingkungan sekitar PT Pusri melalui agenda kegiatan Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 09-12 Desember 2013 ini dibuka secara resmi oleh Dirut PT Pusri yang diwakili oleh Sekretaris Perusahaan Drs. M. Zain Ismed, MBA di Kantor Kelurahan Sungai Buah, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.

Turut hadir dalam acara tersebut unsur Muspika kecamatan IT II, yaitu Camat IT II Drs. Syahiruligama MM, Danramil Kapt. Supangat, Kapolsek AKP. R.Pakpahan, Lurah Sungai Buah, Lurah Sungai Selayur, Lurah 1 Ilir, Lurah 3 Ilir serta Manajemen PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Dalam sambutannya Sekretaris Perusahaan M. Zain Ismed mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen kepedulian PT Pusri Palembang terhadap warga sekitar. Di usianya yang sudah memasuki 54tahun, PT Pusri diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Untuk mencapai hal ini salah satunya tengah dibangun proyek Pusri IIB. Maka dari itu PT Pusri mengharapkan dukungan serta doa dari masyarakat.

Kegiatan Bhakti Sosial Kesehatan Masyarakat Sekitar PT Pusri ini bekerjasama dengan RS Pelabuhan dan dilaksanakan secara serentak di 4 kelurahan yaitu kelurahan Sungai Buah, kelurahan 1 Ilir, kelurahan 3 Ilir serta kelurahan Sungai Selayur. Di setiap pos layanan kesehatan disiagakan 1 orang tenaga dokter, 2 orang perawat dan tim HIPERKES Pusri. Kegiatan ini mendapat respon sangat baik dari masyarakat ditandai dengan ramainya Pos kegiatan yang telah ditentukan di masing-masing kelurahan diatas.

Selain kegiatan Bakti Sosial diatas, dalam rangka menyemarakkan HUT PT Pusri ke-54 Tahun 2013 juga diselenggarakan PORSENI untuk kalangan internal perusahaan yang mempertandingkan berbagai tangkai olahraga, santunan bagi anak yatim dan panti jompo, serta penanaman pohon bambu di sepanjang daerah aliran sungai Musi. (adby/hum)



Read More
news-1

25 December 2024

Pusri Sumbang Pajak ke Negara Rp1,3 Triliun
Indonesia Finance Today

PALEMBANG- PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri ) Palembang hingga November 2013 memenuhi kewajiban pajak kepada negarasebesar Rp1,3 triliun dari 14 item.

Sulfa Ganie, Manajer Humas PT Pusri Palembang, menjelaskan Pusri merupakan salah satu dari lima dari perusahaan milik negara yang ada di Sumsel sebagai  penyumbang pajak terbesar, selain PT BA Persero Tbk, PT Semen Baturaja dan Pertamina.

Dia menerangkan, dari 14 item pajak tersebut, ada yang dibayar ke pemerintah pusat, Pemerintah Kota Palembang, dan Pemerintah Provinsi, termasuk pajak penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang menjadi kewajiban perusahaan ini.

“Angka terbesar yang dikeluarkan perusahaan guna mendukung pembangunan, baik di pusat maupun daerah,” katanya kepada IFT, Rabu.

Pembayaran pajak kepada Pemerintah Kota, yakni Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp 13,9 miliar.  “Lima tahun terakhir pajak perseroan semakin meningkat, seperti pada 2009 pembayaran pajak ke Pemprov Sumsel untuk PBB mencapai Rp 13,2 miliar. Pada 2010 mencapai Rp 14.8 miliar, 2011 sebesar Rp 15 miliar, dan di 2012 sebesar Rp 17 miliar,” katanya.

Eppy Mirza, Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Sumsel menargetkan  penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) 2013 mencapai Rp 2,2 triliun. Pada  2012, PAD Sumsel mengalami over target  3% dari target yang ditetapkan Rp 1,7 triliun. (Irwan Wahyudi)

Read More
news-1

25 December 2024

130 Operator Pabrik Pusri Ikut Sertifikasi

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebanyak 130 operator pabrik PT Pusri  Palembang mengikuti Sertifikasi Operator oleh Pupuk Indonesia Holding Company di Auditorium Musi Diklat Pusri Palembang, Selasa (3/12/2013).

General Manager Operasi PT Pusri Palembang Paulus Poniman mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk kesetaraan standarisasi operasi di masing-masing SDM. SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ

Read More
news-1

25 December 2024

450 Pebulutangkis Jajal Pusri Open ke-8

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebanyak 450 pebulutangkis se-Sumatera bakal menjajal Turnamen Bulutangkis Pusri Open ke-8 yang berlangsung di Hall Bulutangkis Pusri Palembang, 17-21 Desember 2013.

"Kalau tahun lalu diikuti 598 pebulutangkis, sekarang dibatasi hanya 450 peserta karena hari pertama tahun lalu terpaksa dilaksanakan hingga 03.00 dini hari. Kalau tidak dipaksakan akan molor pelaksanaannya. Besarnya animo pebulutangkis tidak hanya peserta yang ramai, juga terlihat membeludaknya penonton saat pertandingan," ungkap Ketua PB Pusri Ir H Bob Indiarto didampingi Ketua Panpel Ir H Kartoni Kamal, Sekretaris Yayan Yuliardana dan Bidang Perlengkapan Hajarudin, Selasa (3/12/2013).

Dijelaskan Kartoni, adapun kategori nomor yang diertandingkan antara lain usia dini putra/putri, tunggal anak-anak putra/putri, tunggal pemula putra/putri, tunggal remaja putra/putri, ganda dewasa putra/putri, ganda veteran.

"Untuk yang kelompok umur agar melengkapi persyaratan data bukti usia yang asli. Raport atau STTB SD. Panitia menyiapkan total hadiah Rp 35 juta plus hadiah-hadiah dari sponsor, piagam dan piala. Peserta yang sudah terdaftar dari Jambi, Lampung, Bangka, Bengkulu dan kabupaten/kota di Sumsel. Ini dari Padang belum ada konfirmasi. Kemungkinan bakal ramai karena memasuki masa liburan," kata Kartoni.

Selain memperingati HUT Ke-54 PT Pusri  Palembang, event ini dalam upaya menjaring bibit pebulutangkis potensial.

"Cikal bakal atlet bulutangkis Sumsel. Diharapkan dibangkitkan lagi Pusdiklat Pusri yang telah menelorkan atlet nasional seperti Akhsan, Debi Susanto," ujar Kartoni yang juga Divisi Pemeliharaan PT Pusri Palembang. SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ

Read More
Layanan Pelanggan Report Governance Public Info FAQ