PT Pupuk Indonesia (Persero) akan membangun pabrik NPK dengan total kapasitas sebesar 2,4 juta ton. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat optimistis industri pupuk dan petrokimia masih memiliki prospek yang baik ke depan seiring kebutuhan pupuk NPK terus meningkat.
Hal itu disampaikan pada sambutan peresmian Pusri II B, Ground Breaking NPK Fusion II Pusri dan Perencanaan Proyek Pengembangan 2,4 juta, oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hatrarto, Jumat (11/5).
Oleh sebab itu katanya, Pupuk Indonesia (PI) berencana menambah kapasitas produksi Pupuk NPK hingga 2,4 juta ton. Aas Asikin Idat menjelaskan saat ini PI Grup memiliki pabrik NPK dengan kapasitas 3,1 juta ton per tahun dan akan dikembangkan hingga 5,4 juta ton sampai tahun 2025.
Di Pusri, lanjutnya akan dibangun kembali NPK Fusion II berkapasitas 2X100.000 ton yang merupakan bagian dari program perancangan NPK 2,4 juta ton. Aas mengungkapkan potensi pasar NPK di dalam negeri masih cukup besar, terutama untuk sektor perkebunan.
“Saat ini, kami perkirakan masih terdapat kekurangan pasokan NPK domestik sekitar 3,9 juta ton, dari total kebutuhan 11,1 juta ton,” jelas Aas. Dengan hadirnya tambahan kapasitas pabrik ini, menurut dia, bukan hanya mengamankan kebutuhan dalam negeri. Namun juga dapat semakin menunjang program ketahanan pangan.
Apalagi, penggunaan pupuk NPK terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian maupun komoditas perkebunan. “Dan yang terpenting, mampu meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan hasil panennya,” tambah Aas.
Sementara Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Mulyono Prawiro mengatakan, pembangunan pabrik NPK Fusion berkapasitas 2 X 100.000 MTPY diperkirakan selesai pada 2019 sehingga dapat memperkuat pasokan pupuk NPK di sektor pangan perkebunan dan holtikultura terutama untuk wilayah Sumatera.
“Pembangunan pabrik NPK Fusion II berteknologi Steam Fused Granulation merupakan salah satu pengembangan kapasitas pupuk NPK yang dilakukan Pupuk Indonesia Grup,” kata Mulyono. Guna meningkatkan daya saing perusahaan, pengembangan NPK memang menjadi prioritas Pupuk Indonesia kedepan hingga tahun 2025.
Selain pengembangan berkapasitas 200.000 ton per-tahun di PT Pupuk Sriwidjaja, persiapan proyek juga sedang dilakukan oleh Pupuk Indoenesia yaitu pembangunan pabrik NPK di PT Pupuk Iskandar Muda sebesar 1.000.000 ton per-tahun, PT Pupuk Kujang Cikampek sebesar 200.000 ton per-tahun, PT Pupuk Kalimantan Timur sebesar 1.000.000 juta ton per-tahun.
“Kapasitas produksi urea saat ini sekitar 8,3 juta ton tidak akan kami tambah lagi dan akan kami optimalkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dalam rangka ketahanan pangan, serta menggunakan produk urea hasil produksi kita sebagai bahan baku pupuk NPK, “katanya. ren
Sumber : Berita Pagi edisi Sabtu 12 Mei 2018