13 November 2015
Palembang, TRIBUN. Proyek revitalisasi satu dari empat pabrik tua milik PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang, Sumatra Selatan, yang mulai dikerjakan April 2013, pada November 2015 ini hampir rampung.
“Perkembangan pembangunan pabrik baru pengganti pabrik paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974 sesuai rencana. Hingga kini telah mencapai sekitar 97 persen atau memasuki tahap pengujian (precommisioning),” kata Manager Humas PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ganie, di Palembang, Rabu.
Menurut dia, proyek revitalisasi satu dari empat pabrik pupuk urea paling tua milik perusahaan pupuk yang berkantor pusat di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan itu, sejauh ini berjalan lancar sesuai rencana meskipun dalam proses pelaksanaan terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Melihat perkembangan kegiatan pembangunan tersebut, pihaknya optimistis pabrik baru Pusri-IIB untuk mengganti pabrik Pusri-II yang dinilai sudah tidak efisien lagi itu bisa mulai beroperasi pada akhir tahun ini atau awal 2016,katanya.
Dia menjelaskan saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton pertahun, namun karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak perna tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik tersebut rata – rata usianya 35 tahun keatas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun. ”Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling mudah adalah pabrik Pusri-IB yang dibangun pada 1994,”ujarnya.
Untuk meningkatkan produksi pupuk urea dan amoniak, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik paling tua yakni pabrik Pusri -II yang dibangun pada 1974.
Proyek revitalisasi pabrik paling tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.
Pabrik Pusri-IIB menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk pabrik amoniak dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amoniak mencapai 2000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri 2 B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amoniak dan 21,18 MMBTU per ton urea.
Jika satu pabrik baru tersebut dioperasikan dapat meningkatkan produksi pupuk urea hingga 2,61 juta ton per tahun dari kapasitas produksi terpasang yang dimiliki sekarang ini, kata Sulfa.
Bagikan
22 November 2024
PUSRI RAIH PENGHARGAAN TERTINGGI PLATINUM DI AJANG SNI AWARD 2024