Kabar Pusri

Pusri Pastikan Stok Musim Tanam Tersedia Sesuai Ketentuan

21 November 2021

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan produsen pupuk urea dan NPK yang pusat produksinya berada di Sumatera Selatan. Memasuki musim tanam di Oktober 2021–Maret 2022, kebutuhan pupuk untuk pertanian tentu saja meningkat. Hal inilah sudah diantisipasi oleh Pusri dengan memastikan tersedianya stok pupuk urea dan NPK sesuai dengan alokasi dan ketentuan yang telah ditetapkan.
 
Memasuki minggu keempat Bulan November ini, ketersediaan Stok Pupuk Bersubsidi di setiap wilayah distribusi PT Pusri Palembang, terlihat pada tabel dibawah ini:   
 
Kebutuhan pupuk bersubsidi telah disalurkan sesuai dengan ketentuan Pemerintah yaitu disalurkan kepada petani yang telah terdaftar dan masuk dalam e-RDKK agar mempermudah proses evaluasi dan alokasi oleh Kementerian Pertanian," VP Humas PT Pusri Soerjo Hartono dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/11).
 
"Selain bertanggung jawab menyediakan pupuk bersubsidi, guna mengantisipasi lonjakan kebutuhan petani, Pusri juga menyiapkan stok pupuk non subsidi dan rangkaian produk inovasi Pusri," tambahnya.
 
Dikatakan Soerjo, untuk pupuk non subsidi sendiri, harganya ditentukan oleh mekanisme pasar, khususnya pasar internasional. Artinya, harganya naik turun tergantung dari kondisi harga pasar dunia.
 
Saat ini, kata dia, di dunia sedang terjadi lonjakan permintaan pupuk yang dibarengi dengan turunnya pasokan atau suplai di pasar internasional. Penyebabnya, antara lain, beberapa negara penghasil pupuk menghentikan sementara kegiatan ekspor guna memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Negara-negara ini, antara lain China, Rusia dan beberapa negara lain juga mengalami kesulitan pupuk untuk kebutuhan dalam negerinya
 
Kondisi ini diperparah dengan adanya krisis energi yang terjadi di Eropa. Akibatnya, terjadi lonjakan harga gas dunia. Ini menyebabkan biaya produksi pupuk juga naik secara signifikan.
 
Dampaknya, banyak pabrik pupuk yang menghentikan produksinya karena biaya produksi terlalu tinggi. Karena terjadi kekurangan suplai, harga pupuk di pasar internasional kembali naik, termasuk pupuk urea.
 
Hal inilah, ungkap Soerjo,  yang memicu terjadinya kenaikan harga pupuk yang signifikan karena permintaan melebihi suplainya. Khususnya pupuk jenis DAP dan KCl Harga urea impor saat ini, adalah sekitar Rp 12,7 juta per ton.
 
Mengantisipasi hal tersebut diatas, tegas dia, Pupuk Indonesia Grup, berkomitmen untuk sedapat mungkin memberlakukan harga pupuk yang masih terjangkau dan tidak terlalu memberatkan petani dan konsumennya. Saat ini, harga yang ditetapkan oleh Pupuk Indonesia Grup sekitar 74 persen dari harga pupuk internasional.
 
"Pupuk Indonesia juga berkomitmen menjaga stok pupuk nasional di musim tanam ini dengan menyiapkan stok melebihi ketentuan Pemerintah," tutur Soerjo.

Sumber : https://republika.co.id/berita/r2wjcz396/pusri-pastikan-stok-musim-tanam-tersedia-sesuai-ketentuan
Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ