Kabar Pusri

Lampaui Target, Pupuk Indonesia Produksi 11,8 Juta Ton pada 2019

03 April 2020

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) melaporkan produksi pupuk sebesar 11.838.451 ton. Angka ini setara 101,84 persen dari rencana sebesar 11.625.000 ton. Hal itu disebabkan pabrik dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi. Perusahaan juga memproduksi amoniak sebesar 5.906.382 ton sepanjang 2019, setara 101,29 persen dari rencana yang sebesar 5.831.000 ton, serta asam sulfat dan asam fosfat masing-masing 849.510 ton dan 270.333 ton atau 99,94 persen dan 108,13 persen dari rencana.

“Kinerja produksi tahun 2019 relatif lebih baik dari tahun 2018. Hal ini tercermin dari peningkatan volume produksi sebesar 446.329 ton atau 2,42 persen dari tahun 2018," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam keterangan tertulis, Jumat (3/4/2020).

"Peningkatan volume produksi salah satunya disebabkan pengoperasian pabrik Amurea II yang mulai komersil sejak Agustus 2018,” imbuh Aas. Perseroan juga melaporkan realisasi rasio konsumsi gas untuk urea sebesar 27,56 MMBTU/ton lebih efisien dari rencana 28,28 MMBTU/ton.

Sedangkan rasio konsumsi gas untuk amoniak sebesar 35,92 MMBTU/ton yang juga lebih efisien dari rencana sebesar 36,05 MMBTU/ton. Aas menjelaskan, pencapaian tersebut lantaran pabrik-pabrik beroperasi secara optimal, sehingga dapat meningkatkan efisiensi konsumsi pabrik secara konsolidasi. 

Realisasi rasio konsumsi gas urea dan amoniak 2019 lebih efisien lantaran penghentian operasional pabrik Pusri IV yang konsumsi energinya tinggi. "Efisiensi ini penting dalam mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Grup," jelas Aas.

Pupuk Indonesia juga melaporkan penjualan produk pupuk dengan total capaian sebesar 12.604.778 ton atau 96,65 persen dari rencana. Penurunan penjualan disebabkan penyesuaian alokasi Permentan yang menjadi 8,8 juta ton dari rencana semula 9,5 juta ton.

Perseroan, imbuh dia, memprioritaskan pasokan pupuk untuk dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan. “Bila kebutuhan untuk subsidi dan sektor pangan dalam negeri sudah terpenuhi dan stoknya dipastikan aman, baru kita akan menjual ke sektor komersil maupun ekspor," jelas Aas.

Penjualan pupuk komersil baik dalam negeri dan luar negeri di tahun 2019 adalah sebesar 3.896.130 ton atau 111,58 persen dari rencana. Penjualan urea di sektor komersil lebih tinggi dari rencana karena tingginya permintaan di pasar ekspor. Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp 71,25 triliun, naik dibanding tahun 2018 yang mencapai Rp 69,44 triliun.

“Di tahun 2019 kami juga mencatat kontribusi kepada negara sebesar Rp 6,52 triliun yang terdiri dari total pajak dan deviden,” tutur Aas. Ulang tahun ke-8. Perseroan memperingati hari jadi ke-8 pada hari ini. Menurut Aas, dalam momentum ini, dirinya ingin mengajak seluruh pagawai untuk saling mendoakan dan bergotong royong membantu negara agar secepatnya bisa pulih kembali.

Aas mengungkapkan, terdapat sejumlah rasa syukur yang ingin dipanjatkan pada peringatan HUT Pupuk Indonesia kali ini. Pertama, rasa syukur akan tingginya semangat persatuan, kepedulian dan gotong royong seluruh masyarakat di tengah musibah virus corona.

Kemudian, syukur atas keberhasilan perseroan mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2019. Menurut Aas, kinerja perusahaan di tahun 2019 relatif baik dibandingkan rencana yang telah ditetapkan.

Selain itu, dalam lima tahun atau selama 2015-2019, Pupuk Indonesia Grup melaporkan pertumbuhan produksi produk pupuk mencapai 1 juta ton. Lada 2015 dan 2016 angka produksi berada di level 10 juta ton, kemudian meningkat sejak 2017 menjadi 11,4 juta ton, 11,6 juta ton pada 2018 dan 11,8 juta ton pada 2019.

Tren yang sama juga terjadi pada produksi produk non pupuk yakni amoniak. Pada 2015 produksi amoniak perseroan mencapai 5,5 juta ton, dan meningkat hingga 5,9 juta ton pada 2019.

Penjualan produk pupuk dalam kurun lima tahun terakhir mencapai 61,7 juta ton, terdiri dari penjualan pupuk subsidi sebesar 45,4 juta ton dan penjualan pupuk non subsidi sebesar 16,3 juta ton. Besaran penjualan pupuk bersubsidi sendiri selalu menyesuaikan dengan alokasi subsidi yang dimandatkan oleh pemerintah.

Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan


Sumber:https://money.kompas.com/read/2020/04/03/063900626/lampaui-target-pupuk-indonesia-produksi-118-juta-ton-pada-2019?page=2
Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ