19 May 2014
PALEMBANG, RP – PT Pupuk Sriwidjaja Palembang mengintensifkan pendistribusian pupuk subsidi untuk petani. Mengingat sejumlah daerah di Sumsel mulai menghadapi musim tanam.
Sekretaris perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Ze Ismed mengungkapkan, alokasi pupuk bersubsidi untuk petani mulai memasuki musim pembibitan dan penanaman sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
Sumsel dialokasikan 140 ribu ton untuk masa tanam tahun ini. “Pembagian alokasi pupuk bersubsidi sudah ditetapkan pemerintah melalui Mentri Pertanian, Namun demikian kita tidak ingin Sumsel yang memiliki pabrik pupuk justru kekurangan stok pupuk,” Jelas Zen Ismed, Selasa (13/5).
Namun menurut dia, yang perlu dipahami masyarakat, tidak semua petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi sebab, ada mekanisme tersendiri untuk mendapatkannya. Menurut Zen hanya petani yang memiliki kelompok tani yang sudah terdaftar di Pemerintah yang bisa mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Makanya bagi petani yang selama ini tidak mendapatkan pupuk bersubsidi sebetulnya bukan salah Pusri yang kurang memproduksi. Melainkan pengetahuan mereka mengenai kelompok tani yang kurang dipahami, sehingga ketika memasuki musim tanam padi mereka rata-rata mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk jika pun ada harganya mahal,” jelas dia.
Harga pupuk bersubsidi berdasarkan harga eceran tertinggi Rp.1.800 per kilo, harga bisa lebih tinggi jika petani membeli bukan di pengecer resmi yang sudah ditunjuk pemerintah maupun Pusri.
Sementara bagi petani yang tidak memiliki kelompok tani, menurut Zen terpaksa petani harus membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal. Khusus untuk pupuk urea non subsidi ini, Pusri sudah melakukan antisipasi kelangkaan dengan meningkatkan pasokan kesejumlah distributor resmi Pusri.
“Khusus untuk penjualan pupuk non subsidi ke petani, kita sudah menunjuk beberapa agen disetiap Kabupaten Kota, pemilihan distributor sudah disaring secara ketat, sebab Pusri tidak menginginkan distributor ini malah menjadi biang kelangkaan pupuk dengan melakukan penimbunan yang membuat pupuk susah dicari petani,” Katanya.
Setiap bulan Pusri selalu melakukan sidak ke setiap distributor resmi Pusri untuk mengetahui bagaimana serapan pupuk dan menghindari adanya penyelewengan penggunaan pupuk, sebab untuk pupuk urea non subsidi peruntukannya ada untuk petani dan ada untuk perusahaan.
Mengenai harga sendiri tahun ini tidak ada kenaikan harga pupuk. Sementara untuk distribusi sedikit mengalami peningkatan, sebab Management Pusri sendiri memutuskan untuk menambah alokasi pupuk urea dari 1.980 juta ton menjadi 2.040 juta ton pertahun. Dari jumlah tersebut hampir lebih dari 40% dialokasikan untuk pupuk subsidi. Tingginya permintaan pupuk karena pertumbuhan area pertanian dan perkebuna di Sumsel makin luas. Apalagi di pasar luar Negeri harga kurang bersahabat, Pusri memutuskan untuk mengutamakan kebutuhan pupuk dalam Negeri.
Ditingkat agen dan pengecer harga pupuk urea terpantau stabil, selisih harga antara distributor dan pengecer masih diatas wajar. “jika selisih dibawah Rp2 Ribu perkilo berarti tidak ada masalah dengan harga namu jika diatas berarti ada indikasi permaina pupuk,” kata Zen. (iam)
Bagikan
22 November 2024
PUSRI RAIH PENGHARGAAN TERTINGGI PLATINUM DI AJANG SNI AWARD 2024