Stok Pupuk Urea PT Pusri Padang Capai 10.700 Ton
Padang, (tvOne)
Posisi stok pupuk urea yang tersedia pada sejumlah gudang PT Pusri Padang hingga awal pekan ke dua Mei 2009 mencapai 10.700 ton dan siap disalurkan ke 19 kabupaten dan kota di provinsi itu.
"Stok pupuk urea yang tersedia pada sejumlah gudang Pusri cukup banyak dan pendistribusiannya tinggal permintaan dari kabupaten dan kota melalui mekanisme yang ada," kata Supervisor Pengadaan dan Penjualan PT Pusri Cabang Padang, M. Teguh Mukhtar, di Padang, Senin (11/5/2009).
Dia menjelaskan, stok pupuk selalu ada pada gudang Pusri, apalagi pasokan relatif lancar sepanjang tidak terpengaruh cuaca.
Jadi, Pusri bila Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok (RDKK) pada kabupaten dan kota sudah dimasukan oleh distributor, penyaluran akan disegerakan.
Sebaliknya, bila persyaratan yang harus dilengkapi sesuai mekanisme yang ada belum ada sampai ke Pusri, bagaimana harus menyalurkanya karena jumlah tidak jelas.
Menurut dia, mememasuki musim tanam saat ini, petani di sentra Sumbar tidak akan terkendala dengan persedian pupuk, bila RDKK sudah disampaikan.
Jadi, tak ada istilah pupuk langka. Tapi kalau kurang atau terlambat sampai ke tingkat petani bisa terjadi, karena mekanisme penyaluran pupuk ada persyaratan yang dilengkapi.
Selain itu, katanya, terjadi kekurangan pupuk pada sejumlah sentra di provinsi itu, karena alokasi lebih kecil dari teknis di lapangan yang disebabkan tak jelasnya kebutuhan secara riil.
Sebab, distributor yang telah ditunjuk Koperindag provinsi dalam menebus pupuk pada Pursi harus melengkapi RDKK yang disusun kelompok tani bersama dengan pembimbing penyuluh.
Selanjutnya, RDKK yang setelah disusun harus diketahui Lurah, Kepala cabang Dinas Pertanian tingkat kecamatan.
Teguh menjelaskan, Pusri sebagai produsen menyalurkan pupuk berdasarkan RDKK yang masuk dan dilengkapi rekomendasi Lurah, Cabang Dinas Petanian tingkat kecamatan.
Dalam kesempatan itu, Teguh menyarankan, supaya Pemprov Sumbar melalui instansi terkait membuat RDKK tahunan, guna mengatasi kekurangan alokasi pupuk.
Adanya RDKK tahunan, diyakini dapat mengatasi kekurangan pupuk pada tingkat petani, karena selama ini terjadi belum adanya hal demikian.
Selain itu, tujuan RDKK tahunan, agar dapat diketahui secara riil jumlah areal pertanian, holtikultura, perkebunan rakyat, kebutuhan pupuk sektor peternakan dan budidaya ikan.
"Selama ini belum terlihat adanya RDKK tahunan, sehingga alokasi lebih kecil dan kebutuhan riil di lapangan," katanya.
Data dihimpun pada tingkat petani Solok, satu sentra beras utama di Sumbar, mengaku mengalami kesulitan mendapatkan pupuk pada tingkat petani.
Anis (48) petani di sentra Koto Baru mengatakan, meskipun ada pada tingkat pedagang pengecer tidak semua jenis yang tersedia, hanya urea yang banyak.
Selain itu, tambahnya, petani juga dihadapkan menebus pupuk pada tingkat kelompok tani, karena menerapkan pola (membeli satu karung urea, harus beli 10 kg jenis pupuk lainnya).
Read More