Find out the latest information about Pusri from the media spotlight.
26 December 2024
26 December 2024
26 December 2024
Palembang - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang menerapkan sistem zero toleransi terhadap distributor yang melakukan penyimpangan distributor pupuk bersubsidi. Penerapan aturan baru ini dimulai Maret 2010 dalam bentuk penandatanganan perjanjian kepada distributor dan pengecer.
Manajer Pemasaran Pusri Daerah (PPD) Sumatera Selatan, Masriza, Kamis (11/3) mengatakan, penerapan aturan zero toleransi ini diterapkan sebagai langkah antisipasi pelanggaran distributor dan pengecer yang menjadi mitra perusahaan ini.
Tercatat 105 distributor yang terikat dalam aturan itu. Bila nanti terjadi pelanggaran para distributor. menurut Masriza, aturan zero toleransi tidak hanya mengikat distributor. Namun, juga berbias pada pengecer yang berada di bawah distributor yang terkena sanksi.
"Jadi kita tidak lagi memberikan toleransi. Zero toleransi ini tidak hanya mengancam distributor nakal jugo pengecer dan ekspeditur. Walaupun mereka belum tentu melakukan kesalahan," ucap Masriza.
PT Pusri, telah mempersiapkan maping bagi para distributor di setiap kecamatan sesuai wilayah tanggung jawab masing-masing.
Hingga tugas distributor ini tidak keluar dari wilayah kerja dan sesuai apa yang diatur dalam SK Bupati di setiap kabupaten. Penerapan aturan ini, dengan pertimbangan pupuk subsidi itu program pemerintahan yang diperuntukan bagi rakyat dan pendistribusian selalu dalam pengawasan.
"Jadi menyangkut uang rakyat harus dikembalikan kepada rakyat. Penyalurannya sesuai koridor yang ada."
Saat ini, distributor yang telah dipecat PT Pusri karena menyimpang telah menyerahkan kepada pihak berwajib. "Namun dari Pusri sudah tidak ada toleransi, dan sudah menjadi komitmen bersama kalau melanggar harus siap menerima resiko."
Saat ini, di wajibkan PPD Sumsel tercatat 105 distributor, 880 pengecer resmi yang menaungi 10.464 kelompok tani dan 757.148 petani. Pada musim tanam (MT) 2010 diwilayah PPD Sumsel dialokasikan 230 ribu ton urea bersubsidi sesuai SK Gubernur setempat. Ida Syahrul
26 December 2024
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) membina sekitar 10 ribu petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Musi Rawas (Mura) dan Musi Banyuasin (Muba) di Sumatera Selatan.
Manejer Umum PT Pusri Ir.Bambang Subiyanto mengatakan, kini kehidupan para petani tersebut sudah mandiri.
Sistem pembinaannya, menurut Bambang, dibagi dalam lima kelompok di setiap kabupaten supaya pembinaannya dapat dilaksanakan dengan baik karena memudahkan koordinasi.
Ia mengatakan, umumnya mereka bertani di lahan pasang surut dengan luas areal keseluruhan dari tiga kabupaten itu sekitar 13 ribu hektare. Petani selain diberi bantuan permodalan juga mengikuti pelatihan agar keterampilan mereka di bidang pertanian semakin maju.
“Bantuan yang diberikan itu sebagai bentuk kepedulian perusahaan milik negara tersebut terhadap lingkungan sekitar. Selain itu karena PT Pusri sebagai BUMN yang menjadi penyangga ketahanan pangan nasional,” ujarnya di Palembang, Kamis.
Perusahaan pupuk nasional itu juga memberikan pembinaan terhadap para pengusaha kecil dan menengah di Provinsi Sumsel khususnya dan juga di beberapa kota lainnya di Indonesia.(*an/z)
26 December 2024
26 December 2024
JAKARTA: BUMN pupuk berpotensi kesulitan keuangan akibat dana kurang bayar subsidi 2008 sebesar Rp1,5 triliun akan dialihkan oleh Menteri Pertanian untuk membiayai program lain.
Kesulitan dalam pengadaan bahan baku dan operasional sejumlah BUMN pupuk terutama dialami PT Petrokimia Gresik (Petrogres) sebagai produsen berbagai jenis pupuk seperti pupuk fosfat, urea, ZA, NPK dan Phonska, ZK, dan pupuk organik Petrogranik.
Untuk mengoperasikan 16 unit pabrik dengan total kapasitas produksi hampir 4,33 juta ton per tahun dan lima pabrik nonpupuk berkapasitas 1,65 juta ton, Petrogres membutuhkan modal kerja yang sangat besar. Kebutuhan itu untuk pengadaan berbagai bahan baku a.l. gas, batuan fosfat, KCL, dan sulfur. Belum termasuk asam fosfat dan amoniak yang keduanya diimpor.
"Kalau dana kurang bayar subsidi pupuk Rp1,5 triliun itu dipakai untuk keperluan lain, akan sangat mengganggu cash flow. Kami juga terbebani akumulasi pinjaman beserta bunga yang nilainya cukup besar. Kondisi ini bisa berdampak pada terganggunya operasional pabrik," ujar Dadang Heru Kodri, Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Holding), saat dikonfirmasi Bisnis, kemarin.
Dia mengaku saat berlangsung rapat kerja Komisi IV DPR dengan Mentan pada 2 Maret 2010, direksi BUMN pupuk yang juga hadir di sana telah menyatakan penolakannya atas keinginan Menteri Pertanian untuk mengalihkan penggunaan dana kurang bayar subsidi pupuk 2008 sebesar Rp1,5 triliun untuk membiayai program lain.
"Raker saat itu terbuka. Banyak wartawan yang meliput dan banyak yang melihat. Saat itu, jelas sekali kami [BUMN pupuk] menyatakan tidak setuju dana Rp1,5 triliun itu dipakai untuk keperluan lain," katanya.
Menurut dia, saat raker berlangsung beberapa anggota Komisi IV juga sempat mengingatkan pengalihan dana tersebut bisa mengganggu operasional pabrik pupuk. Saat kesimpulan rapat diambil pun BUMN pupuk masih menyatakan tidak setuju dengan rencana Mentan untuk swasembada pangan.
Dirut PT Petrogres Arifin Tasrif memaparkan pada tahun ini perseroan membutuhkan dana sekitar Rp16 triliun untuk belanja modal, investasi dan membiayai operasional pabrik termasuk pembelian bahan baku. "Revenue kami tahun ini ditargetkan Rp16,7 triliun."
Dadang menambahkan Pusri selaku holding telah melayangkan surat kepada Menteri Keuangan tertanggal 4 Maret yang isinya meminta agar dana Rp1,5 triliun itu secara konsisten dialokasikan untuk membayar subsidi pupuk yang masih terutang.
Dana tersebut diperlukan untuk menutup biaya operasional perusahaan dan program kerja 2010 dapat direalisasikan.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir menyatakan jika dana kurang bayar Rp1,5 triliun tidak dibayarkan, akan menyusahkan BUMN pupuk tersebut. "Sama saja BUMN pupuk menunggu lonceng kematiannya," tuturnya ketika dihubungi Bisnis.
Menteri Pertanian Suswono yang tengah berada di Australia mendampingi kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin menyatakan dana kekurangan bayar subsidi pupuk kepada produsen pupuk BUMN dari APBN 2008 sebesar Rp 1,5 triliun akan dialokasikan untuk empat program strategis.
"Itu untuk penyelamatan sapi betina produktif, audit lahan, pendataan ternak, dan pencetakan sawah baru. Program strategis ini bertujuan untuk pencapaian swasembada pangan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Bisnis.
Surat produsen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah tetap mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,5 triliun dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2010 untuk melunasi kurang bayar subsidi pupuk, meskipun DPR mendesak agar dana itu dialihkan untuk program pelayanan publik. "Untuk [kurang bayar subsidi] pupuk sudah dianggarkan sekitar Rp1,2 triliun-1,5 triliun [dalam RAPBN-P 2010]," katanya kemarin.
Menurut dia, memang ada rekomendasi dari Komisi IV DPR agar ada kebijakan berbeda dari BUMN, seperti pelayanan publik (public service obligation/PSO). Namun, di sisi lain juga ada surat keberatan dari salah satu BUMN produsen pupuk terkait usulan tersebut. "Pokoknya sesuai dengan rekomendasi BPK, itu [anggaran kurang bayar subsidi pupuk] tetap dialokasikan."
Ketua Komisi IV DPR Ahmad Muqowam justru mempertanyakan kepentingan surat produsen pupuk yang ditujukan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 4 Maret 2010 terkait hasil rapat kerja komisi IV DPR.
"Bagaimana mungkin pada raker dengan Mentan dan anggota Komisi IV, seluruh direktur pabrik pupuk hadir dan setuju dengan kesimpulan itu. Mengapa sekarang mereka keberatan," ujarnya ketika dihubungi Bisnis. (Diena Lestari/Aprika R. Hernanda/ Achmad Aris/Agust Supriadi) ([email protected])
Oleh Chamdan Purwoko
26 December 2024
26 December 2024
26 December 2024
26 December 2024
26 December 2024
26 December 2024