30 June 2016
PALEMBANG, RP – PT Pupuk Sriwdjaja (Pusri) Palembang, menjamin ketersediaan stok pupuk untuk kebutuhan petani pasca Lebaran hingga musim tanam puncak pada Oktober 2016 – Maret 2017.
Manager Humas PT Pusri Palembang, Sulfa Ganie mengatakan, pihaknya memastikan ketersediaan pasokan itu tidak hanya di tingkat pabrik melainkan pula di tingkat distributor dan pengecer. “Apalagi sekarang ada kebijakan baru bahwa distributor harus tetap menebus pupuk meski petani belum menggunakannya. Supaya ada kepastian stok,” katanya di sela-sela acara buka bersama direksi PT Pusri dengan anak yatim piatu di Palembang, akhir pekan lalu.
Dengan kepastian stok pupuk, kata dia, seharusnya tidak ada lagi keluhan soal petani yang sulit mendapat pupuk di lapangan. Menurut dia mekanisme penyaluran dengan cara baru itu membuat pengecer maupun distributor punya tabungan pupuk untuk keperluan sekitar dua sampai tiga pekan ke depan. “Selain itu, Pusri juga tidak perlu lagi mengalami stok yang menumpuk di gudang karena langsung disalurkan,” katanya.
Adapun stok pupuk perusahaan secara nasional, mencapai 167.454 ton per 14 Juni 2016 atau lebih tinggi dari ketentuan stok pemerintah, yakni sebanyak 52.000 ton. Sulfa mengatakan hingga saat ini perseroan telah menyalurkan 542.457 ton pupuik bersubsidi ke seluruh wilayah pemasaran Pusri. “Sesuai rayonisasi, Pusri menyalurkan pupuk ke Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta,” katanya, adapun rencana penyaluran pupuk milik Pusri yang tertuang dalam peraturan menteri pertanian (Permentan) sepanjang tahun ini mencapai 1,35 juta ton.
Sulfa menjelaskan pemakaian pupuk oleh petani saat ini memang sedang menurun karena dipengaruhi berbagai kondisi. Dia mencontohkan untuk realisasi penyaluran di Sumsel tercatat 47.477 ton padahal dalam rencana di SK Mentan penyaluran sebanyak 64.730 ton sampai dengan Juni 2016. “Seperti di Sumsel memang lagi rendah bisa jadi karena pengaruh banjir. Adapula petani padi yang lagi beralih nanam jagung dan kedelai, itu berpengaruh terhadap serapan pupuk,” katanya.
Dia mengemukakan serapan biasanya akan tinggi pada saat musim tanam Oktober-Maret, oleh karena itu perusahaan telah siap manakala permintaan pupuk oleh petani meningkat dari kondisi sekarang.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro mengemukakan, pabrik Pusri II-B di pastikan beroperasional pada Agustus 2016.
”Sudah hampir 100 persen siap diresmikan dan beroperasi komersil, nanti akan ada ui performance dulu yang biasanya sekitar satu bulan,” jelasnya.
Pabrik Pusri II-B yang berada di Kompleks Pusri Palembang itu ditarget mampu menambah produksi pupuk 950.000 ton per tahun dan amoniak 750.000 ton per tahun.
”Memang ada kemunduran jadwal. Sekarang pasokan gas untuk pabrik mulai masuk ke pabrik baru ini,” katanya.
Mulyono mengungkapkan, salah satu kendala pembangunan pabrik adalah kontraktor yang belum bisa menyelesaikan pengerjaannya. Dia menjelaskan dengan beroperasionalnya pabrik tersebut, maka akan mampu menambah total produksi pupuk dan amoniak dari perseroan tersebut. “Perseroan menargetkan produksi pupuk dapat mencapai 2,65 juta ton dan 1,85 juta ton untuk amoniak,” terangnya.
Mendukung operasional pabrik baru itu, Pusri juga telah bekerja sama dengan empat perusahaan besar penyuplai gas. Yakni Pertamina EP, Medco Energy, Pertagas Niaga dan Conoco Philips yang mana akan memasok gas sebanyak mmscfd untuk pabrik II-B. (tma)
Share
22 November 2024
PUSRI RAIH PENGHARGAAN TERTINGGI PLATINUM DI AJANG SNI AWARD 2024