07 January 2015
Palembang (ANTARA Sumsel) Perusahaan pupuk yang berkantor pusat di Palembang, Sumatera Selatan, PT Pupuk Sriwidjaja pada 2015 menyiapkan dana Rp3,8 triliun untuk menyelesaikan pembangunan pabrik baru proyek revitalisasi satu pabrik yang kondisinya paling tua.
"Belanja modal pada tahun ini dialokasikan sebesar Rp4,5 triliun 2015, dari dana tersebut sebagian besar atau sekitar Rp3,8 triliun untuk menyelesaikan proyek, dan sisanya untuk kegiatan operasional dan penyertaan modal," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Sulfa Ghanie di Palembang, Senin.
Pihaknya berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan proyek revitalisasi pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974, sehingga bisa selesai sesuai rencana dan dapat dilanjutkan dengan proyek revitalisasi tiga pabrik lainnya yang kini juga kondisinya sudah tua dan kurang efisien.
Berdasarkan perkembangan realisasi pelaksanaan proyek revitalisasi pabrik tersebut, sejauh ini berjalan sesuai target yang ditetapkan.
"Pembangunan satu pabrik baru yang dimulai pada 8 April 2013 hingga kini tidak ada masalah, meskipun saat ini dalam kondisi terjadi pelemahan nilai tukar rupiah, semua kegiatan pembangunan berjalan sesuai target dengan capaian 75 persen lebih," ujarnya.
Sementara Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Beni Haryoso sebelumnya menjelaskan, melihat perkembangan pelaksanaan proyek revitalisasi satu dari empat pabrik pupuk urea paling tua milik PT Pusri itu, pihaknya optimistis pabrik baru Pusi II-B bisa mulai beroperasi pada November 2015.
Pembangunan pabrik baru tersebut sekarang ini dalam tahap merangkai instalasi pipa dan pemasangan peralatan pabrik yang mulai dikirim secara bertahap oleh pemasok dari luar negeri seperti perusahaan Jerman, India, Korea, dan perusahaan Jepang, katanya.
Menurut Beni, saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun, namun, karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik tersebut rata-rata usianya 35 tahun ke atas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.
Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri I B yang dibangun pada 1994.
Proyek revitalisasi pabrik tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.
Pabrik Pusri II B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology, untuk pabrik amonia dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri II B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.
Jika proyek revitalisasi tersebut berjalan sesuai rencana, satu pabrik baru tersbeut diperkirakan sudah mulai berproduksi pada penghujung 2015 yang diharapkan dapat meningkatkan produksi pupuk urea hingga 2,61 juta ton per tahun, kata dia pula.
Editor: Yudi Abdullah
COPYRIGHT © 2015
Share
22 November 2024
PUSRI RAIH PENGHARGAAN TERTINGGI PLATINUM DI AJANG SNI AWARD 2024