29 December 2015
Palembang- Setelah revitalisasi pabrik Pusri II dengan pabrik baru Pusri II B selesai, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) punya keinginan melanjutkan penggantian pabrik Pusri III dan Pusri IV.
Namun dari hasil kajian, Manajemen memilih melakukan optimalisasi dengan beberapa pembangkit dan prosesing pabrik.
“Kita sebenarnya sudah mengkaji pergantian pabrik Pusri III dan Pusri IV. Namun dari perhitungan belum feasible. Sebagai gantinya terhadap Pusri II dan Pusri IV kita lakukan optimalisasi bagaiman mengurangi konsumsi gas,” kata Musthofa Direktur Utama PT Pusri, di Palembang, Senin(28/12).
Salah satu upaya optimalisasi terhadap Pusri III dan Pusri IV menurut Musthofa dalah dengan melakukan pergantian pembangkit dengan memnggunakan batu bara dan mengubah sedikit peralatan proses. “Pembangkit uap yang menggunakan gas alam selanjutnya di-stop deiganti dengan batubara,” ujarnya.
Dengan perubahan dari gas alam ke batubara, kata Musthofa akan lebih efisien dengan karena harga batubara lebih murah dari gas alam. “Harganya bisa setengah dari gas alam,” katanya.
Untuk merealisasikan pergantian gas alam dengan batubara, PT Pusri telah menjalin kerjasama dengan PT Bukit Asam (PTBA) Tbk untuk proses gasifikasi batubara yang bertujuan untuk substitusi bahan baku dan bahan bakar dari gas alam ke batubara. Nilai investasi proyek gasifikasi sebesar 1.890 juta dolar AS. Rencana lokasi untuk pabrik gasifikasi di bangko tengah barat, Tanjung Enim.
PT Pusri juga saat ini tengah membangun proyek Steam Turbin Generator (STG) dan Boiler Batubara untuk mengurangi pemakaian gas alam di pabrik. Kapasitas STG sebesar 23 MW dan boiler batubara sebesar 2 x 240 ton per jam. Teknologi yang digunakan adalah Pulverized Coal Boiler (PC) dengan kontraktor PT Rekayasa Industri. Nilai investasi untuk proyek STG dan Boiler Batubara sebesar 206,9 juta dolar AS.
“Kemajuan pembangunan proyek steam turbin generator dan boiler batubara samapai November 2015 sudah mencapai 91,7 persen,” kata Musthofa.
Sementara itu pembangunan proyek pabrik Pusri II B bertujuan untuk merevitaslisasi pabrik Pusri II yang dinilai sudah kurang efisien dalam konsumsi energi. Kemajuan pembangunannya sampai November 2015 sudah mencapai 97,8 persen.
Menurut Musthofa, pabrik Pusri IIB yang mulai dibangun April 2013 ditargetkan sudah bisa produksi pada Maret 2016. Pabrik baru ini dibangun dengan investasi sebesar 657 juta dolar AS. Pabrik pusri II B memiliki kapasitas produksi urea sebesar 907.500 ton per tahun dan amonia sebesar 660 ribu ton per tahun.
Pabrik Pusri II B untuk proses amonia menggunakan teknologi kellog brown & root (KBR) dan untuk proses irea menggunakan teknologi ACES 21 TOYO. (az)
Sumber : Sriwijaya Post
Share
22 November 2024
PUSRI RAIH PENGHARGAAN TERTINGGI PLATINUM DI AJANG SNI AWARD 2024