03 November 2016
LHOKSEUMAWE – PT Pusri, salah satu pabrik pupuk tertua di Indonesia, mulai menjajaki pengembangan pasar di wilayah Aceh. Selama ini kebutuhan pupuk non subsidi jenis urea dan npk dipasok perusahaan tersebut, melalui pusat pemasaran di Medan, Sumatera Utara.
Hal ini dikatakan Kepala Penjualan PT Pusri Wilayah Sumatera Utara, Benny Farlo kepada GoAceh, Rabu (2/11/2016). “Saat ini kami sedang melakukan road show untuk pengembangan pasar dan mendekatkan diri kepada konsumen yang ada di wilayah Aceh,” katanya.
Dalam kunjungan ke Lhokseumawe, Ia juga sempat bertemu dengan Wakil Ketua Komisi B, DPRK Kota Lhokseumawe. “Kita ingin membangun komunikasi dengan eksekutif dan legislatif. Harapannya untuk pupuk komersil atau pupuk non subsidi kita punya titik suplai di Provinsi Aceh,” sebutnya.
Ia menyebutkan, saat ini pupuk asal negeri tirai bambu Cina juga mulai memasuki pasar Indonesia. Karena itu, pihaknya perlu mengantisipasi dengan memperluas jaringan distribusi. “Sebagai salah satu pabrik pupuk tertua, kita perlu merintis pusat pasar dan adanya gudang pupuk di sini guna mengantisipasi masuknya pupuk dari Cina,” kata Benny Farlo.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRK Lhokseumawe, Muklis Azhar, mengaku mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan oleh pihak Pusri. “Ini juga bagus bagi upaya untuk membantu petani mendapatkan pupuk non subsidi dengan mudah. Dengan adanya pusat distribusi Pusri di sini, tentu akan menjamin ketersediaan pupuk,” katanya.
Selain itu, katanya, Pusri merupakan perusahaan negara. “Lebih baik kita bantu perusahaan negara dan industri dalam negeri, dari pada peluang ini dimanfaatkan oleh perusahaan dari luar,” kata politisi Hanura yang dikenal dengan nama Pak Ulis.
Editor: Zainal Bakri
www.goaceh.co
LHOKSEUMAWE – PT Pusri, salah satu pabrik pupuk tertua di Indonesia, mulai menjajaki pengembangan pasar di wilayah Aceh. Selama ini kebutuhan pupuk non subsidi jenis urea dan npk dipasok perusahaan tersebut, melalui pusat pemasaran di Medan, Sumatera Utara.
Hal ini dikatakan Kepala Penjualan PT Pusri Wilayah Sumatera Utara, Benny Farlo kepada GoAceh, Rabu (2/11/2016). “Saat ini kami sedang melakukan road show untuk pengembangan pasar dan mendekatkan diri kepada konsumen yang ada di wilayah Aceh,” katanya.
Dalam kunjungan ke Lhokseumawe, Ia juga sempat bertemu dengan Wakil Ketua Komisi B, DPRK Kota Lhokseumawe. “Kita ingin membangun komunikasi dengan eksekutif dan legislatif. Harapannya untuk pupuk komersil atau pupuk non subsidi kita punya titik suplai di Provinsi Aceh,” sebutnya.
Ia menyebutkan, saat ini pupuk asal negeri tirai bambu Cina juga mulai memasuki pasar Indonesia. Karena itu, pihaknya perlu mengantisipasi dengan memperluas jaringan distribusi. “Sebagai salah satu pabrik pupuk tertua, kita perlu merintis pusat pasar dan adanya gudang pupuk di sini guna mengantisipasi masuknya pupuk dari Cina,” kata Benny Farlo.
Baca: Petani di Baktiya Keluhkan Kelangkaan Pupuk
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRK Lhokseumawe, Muklis Azhar, mengaku mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan oleh pihak Pusri. “Ini juga bagus bagi upaya untuk membantu petani mendapatkan pupuk non subsidi dengan mudah. Dengan adanya pusat distribusi Pusri di sini, tentu akan menjamin ketersediaan pupuk,” katanya.
Baca: Petani Harapkan Kebutuhan Pupuk Musim Tanam Tahun Ini Mencukupi
Selain itu, katanya, Pusri merupakan perusahaan negara. “Lebih baik kita bantu perusahaan negara dan industri dalam negeri, dari pada peluang ini dimanfaatkan oleh perusahaan dari luar,” kata politisi Hanura yang dikenal dengan nama Pak Ulis.
Editor | : | Zainal Bakri |
LHOKSEUMAWE – PT Pusri, salah satu pabrik pupuk tertua di Indonesia, mulai menjajaki pengembangan pasar di wilayah Aceh. Selama ini kebutuhan pupuk non subsidi jenis urea dan npk dipasok perusahaan tersebut, melalui pusat pemasaran di Medan, Sumatera Utara.
Hal ini dikatakan Kepala Penjualan PT Pusri Wilayah Sumatera Utara, Benny Farlo kepada GoAceh, Rabu (2/11/2016). “Saat ini kami sedang melakukan road show untuk pengembangan pasar dan mendekatkan diri kepada konsumen yang ada di wilayah Aceh,” katanya.
Dalam kunjungan ke Lhokseumawe, Ia juga sempat bertemu dengan Wakil Ketua Komisi B, DPRK Kota Lhokseumawe. “Kita ingin membangun komunikasi dengan eksekutif dan legislatif. Harapannya untuk pupuk komersil atau pupuk non subsidi kita punya titik suplai di Provinsi Aceh,” sebutnya.
Ia menyebutkan, saat ini pupuk asal negeri tirai bambu Cina juga mulai memasuki pasar Indonesia. Karena itu, pihaknya perlu mengantisipasi dengan memperluas jaringan distribusi. “Sebagai salah satu pabrik pupuk tertua, kita perlu merintis pusat pasar dan adanya gudang pupuk di sini guna mengantisipasi masuknya pupuk dari Cina,” kata Benny Farlo.
Baca: Petani di Baktiya Keluhkan Kelangkaan Pupuk
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRK Lhokseumawe, Muklis Azhar, mengaku mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan oleh pihak Pusri. “Ini juga bagus bagi upaya untuk membantu petani mendapatkan pupuk non subsidi dengan mudah. Dengan adanya pusat distribusi Pusri di sini, tentu akan menjamin ketersediaan pupuk,” katanya.
Baca: Petani Harapkan Kebutuhan Pupuk Musim Tanam Tahun Ini Mencukupi
Selain itu, katanya, Pusri merupakan perusahaan negara. “Lebih baik kita bantu perusahaan negara dan industri dalam negeri, dari pada peluang ini dimanfaatkan oleh perusahaan dari luar,” kata politisi Hanura yang dikenal dengan nama Pak Ulis.
Editor | : | Zainal Bakri |
Share
22 November 2024
PUSRI RAIH PENGHARGAAN TERTINGGI PLATINUM DI AJANG SNI AWARD 2024