12 November 2015
Palembang, RP – Rencana PT Pupuk Sriwidjaja memproduksi pupuk jenis NPK, tidak lama lagi akan terealisasi. Setelah pabrik selesai dibangun September lalu, perusahaan anggota holding company Pupuk Indonesia ini, rencananya akan mulai memproduksi pupuk NPK Desember mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Ir. M. Djohan Safri, Direktur Produksi PT Pupuk Sriwidjaja saat menjadi pembicara dalam aacara seminar nasional yang dilaksanakan Pusat Peneliti Lingkungan Hidup Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Universitas Sriwijaya mengangkat tema “Etika Lingkungan dalam Eksplorasi Sumberdaya Pangan dan Energi, di Novotel, Rabu (11/11). Maenurtunya keberadaan pupuk NPK sangat penting untuk menunjang produktivitas pangan di Sumsel.
“Pusri saat ini tercatat sebagai pabrik pupuk tertua di Indonesia, namun untuk produksi pupuk NPK masih tertinggal, semua pabrik pupuk sudah sejak lama memiliki pabrik khusus NPK. Rencananya bulan depan Pusri mulai memproduksi NPK dengan kapasitas 100.000 ribu ton per tahun”, kata Djohan.
Rencana PT Pusri memproduksi pupuk majemuk yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium atau NPKsudah lama dirancang, namun karena masih terkendala pabrik, akhirnya produksi baru bisa dilakukan kahir tahun ini.
“Sebetulnya selama ini sudah ada produksi pupuk NPK. Bahkan peredarannya dilakukan sudah sejak lama, namun khusus untik produksi yang dilakukan di Pusri baru akan dimulai. Tahap awal, Pusri akan memprioritaskan suplai untuk daerah di sekitar Sumatera Selatan, setelah itu jika sudah memadai akan didistribusikan ke semua provinsi yang termasuk cakupan Pusri.
Selama ini kata Djohan, Pusri konsesn memproduksi pupuk jenis urea. Setiap tahun kapasitas produksi sudah meningkat menjadi 2 juta ton lebih. Selain urea, ada juga produksi pupuk organik. Peningkatan produksi padi yang terjadi setiap tahun tentu membutuhkan alokasi pupuk yanhg terus meningkat. Apalagi program pemerintah saat ini konsen membangun kemandirian pangan, utamanya beras. “Kebutuhan pupuk menjadi sarana penting untuk mendukung program kemandirian pangan,” katanya.
Jauh sebelumnnya, Zain Ismed, Corporate Secretary Pusri mengatakan, pembangunan pabrik NPK mulai dibangun sejak 2014. “Kapasitas produksi tetap 100.000 ton per tahun,” kata Ismed. Jika sudah produksi, tahap awal pabrik baru bisa memproduksi sebanyak 25.000 ton NPK per tahun. Proyek ini menelan investasi Rp.154,61 miliar. Sampai April 2015, dana yang sudah dipakai untuk proyek ini mencapai Rp.78,95 miliar.
Nantinya pupuk NPK yang dihasilkan dari pabrik ini untuk memenuhi pangsa pasar domestik. “Pupuk INPK dibutuhkan untuk tanaman di Indonesia. Selama ini kami hanya produksi jenis pupuk urea,” jelas Ismed.
Selain membangun pabrik pupuk NPK, Pusri juga merampungkan pabrik pupuk urea Pusri IIB. Pabrik ini dirancang berkapasitas produksi 457.500 ton urea per tahun. Dengan tambahan pabrik ini produksi Pusri akan naik menjadi 2,61 juta ton per tahun. (iam)
Sumber; Radar Palembang
Share
22 November 2024
PUSRI RAIH PENGHARGAAN TERTINGGI PLATINUM DI AJANG SNI AWARD 2024