Kabar Pusri

Tangguh-Abadi Pasok Tiga Pabrik Pupuk

14 December 2008

Pemerintah menyatakan, cadangan gas alam Tanggung di Papua (BP) dan gas Abadi di selat Masela (Inpex) bisa untuk memenuhi kebutuhan gas PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kujang maupun PT Petrokimia Gresik.

Peruntukan kedua cadangan gas alam di Indonesia Bagian Timur untuk pabrik pupuk dan petrokimia terkait dengan menurunnya cadangan gas di sekitar pabrik yang selama ini memasok kebutuhan gas pabrik tersebut.

"Namun, selain dari kedua cadangan gas alam juga disiapkan sejumlah alternatif untuk memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk dan petrokimia tersebut," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro dalam penjelasan tertulis yang dikutip dari situs departemen, Sabtu 13 Desember 2008.

Kebutuhan gas untuk PT Pupuk Sriwijaya selain dari gas Tangguh dan gas Abadi, menurut Purnomo antara lain akan dipenuhi dengan membeli sebagian gas PT Perusahaan Gas Negara (eks Blok Corridor, sebesar 400 MMSCFD) selama 15 tahun. Selain itu juga dengan membeli gas PT PGN dari ex Blok PT Pertamina EP Sumbagsel sebesar 125 MMSCFD selama 10 tahun. Semua itu diluar komitmen gas PT PGN kepada konsumen lain.

Pasokan gas untuk PT Petrokimia Gresik (PKG) sesuai GSA dipenuhi oleh Kodeco dan KEI Pagerungan. Selain itu juga direncanakan dari lapangan Lenggowangi-JOB Petrochina Tuban mulai tahun 2008. Saat ini pasokan gas mengalami kekurangan karena kerusakan pipa gas di Porong. Untuk itu dilakukan mekanisme substitusi yaitu dengan mengurangi alokasi gas untuk PT PLN di Gresik.

Sedang pasokan gas untuk pabrik Petrokimia Baru ada beberapa alternatif yaitu dari LNG Bontang extension via re-gas di Gresik (onstream sekitar 2012), EMOI Cepu dalam fase eksplorasi (onstream sekitar 2012) dan LNG Inpex (blok Masela) yang onstream sekitar tahun 2016. Untuk gas EMOI Cepu perkiraan cadangan (resources) sebesar 1,6 TCF. "Namun untuk pabrik Petrokima Baru sebaiknya didesain menggunakan batubara sebagai pengganti fuel gas dan feed gas," papar Purnomo.

Untuk PT Pupuk Kujang yang memiliki kebutuhan gas sebesar 126 MMSCFD pasokan dari gas Tangguh (BP) dan gas Abadi (Inpex) akan dilakukan melalui mekanisme pembelian pada Receiving Terminal Jawa Barat. Saat ini untuk Kujang 1A yang membutuhkan gas sebesar 57 BBTUD dipasok oleh BP ONWJ sebesar 57 MMSCFD. PJBG (Perjanjian Jual Beli Gas) dengan BP untuk Kujang 1A berlaku mulai 2007 hingga 2017.

Untuk Kujang 1B yang memiliki kebutuhan gas sebesar 48 BBTUD saat ini dipasok dari PT Pertamina EP sebesar 48 MMSCFD. PJBG dengan Pertamina untuk Kujang 1B mulai berlaku 2006 hingga 31 Desember 2008. Pasokan gas setelah 2008 sedang diusahakan dari PT Pertamina dan BP ONWJ.

"Hasil diskusi terakhir PT Pertamina EP sanggup memasok gas selama 3 tahun namun kemungkinan tidak maksimal (48 BBTUD). Untuk itu ada kemungkinan mendapat tambahan dari ekses gas BP ONWJ sebesar 5 MMCFD yang saat ini sedang dievaluasi," ujar Purnomo.
Report Governance Public Info FAQ