Kabar Pusri

Berita Media Masa

Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.

news-1

08 November 2024

Pusri Tekan Biaya Nonproduksi Terkait Penguatan Dolar
Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwijaya menekan biaya nonproduksi untuk merespon penguatan dolar terhadap rupiah yang terjadi sejak awal tahun 2015.

Direktur Produksi PT Pusri Djohan Safri di Palembang, Senin, mengatakan upaya ini dilakukan agar pengeluaran perusahaan tetap sejalan dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).

"Penguatan dolar jelas sangat berpengaruh karena Pusri membeli gas dan membayarnya dengan dolar. Dalam RKAP dipatok satu dolar di angka Rp11.500, tapi kini sudah dikisaran Rp13.200 jadi harus dilakukan penyesuaian, salah satunya dengan menekan biaya nonproduksi," kata dia.

Ia menjelaskan biaya nonproduksi itu, di antaranya bonus bagi karyawan, pembelian peralatan baru nonproduksi, dan lainnya.

"Pada prinsipnya, Pusri ingin agar pupuk yang dijual ini harganya terjangkau bagi masyarakat," ujar dia.

Ia tidak menampik, selisih kurs yang cukup tajam itu telah mempengaruhi aliran dana perusahaan sehingga dipastikan akan mengurangi keuntungan pada 2015.

Terkait berapa besar nominal dana yang sudah tergerus, Djohan enggan mengungkapkannya. "Yang jelas cukup besar," kata dia.

Meski dihadapkan persoalan peningkatan biaya produksi terkait penguatan dolar, Pusri tetap fokus menyiapkan pabrik baru Pusri II-B di Palembang, Sumatera Selatan, yang direncanakan beroperasi penuh pada Maret 2016 akan mendongrak produksi urea dari 2,1 juta ton menjadi 2,8 juta ton per tahun.

Menurut Djohan, target ini diprediksi langsung tercapai pada tahun pertama karena pabrik baru telah disiapkan maksimal untuk langsung mengantikan pabrik yang lama (Pusri II).

"Setelah Pusri II-B sepenuhnya dioperasikan, dan Pusri II dimatikan maka target langsung seratus persen yakni 2,8 juta ton urea atau meningkat 750 ribu ton dari sebelumnya," ujar Djohan.

Ia mengemukakan, keberadaan pabrik baru ini menjadi solusi utama atas stagnannya produksi Pusri dalam beberapa tahun terakhir.

"Pada 2014, Pusri membukukan produksi urea sebesar 2,10 juta ton, sementara pada 2015 menargetkan hanya meningkat tipis menjadi 2,15 juta ton. Artinya, jika ingin menambah produksi tidak ada cara lain selain membangun pabrik baru karena yang lama sudah stagnan," kata dia.

Editor: Parni
COPYRIGHT © 2015

Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Pusri dan PIM Gandeng Jordan Phospate Bangun NPK Chemical Complex

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) bersama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) menggandeng perusahaan Jordan Phospate dari Yordania untuk membangun NPK Chemical Complex di Aceh.

Kepada ROL, Direktur Utama PT Pusri, Musthofa mengatakan NPK Chemical Complex akan dimulai pembangunan pada 2016. dimana telah dilakukan studi kelayakannya.

Untuk merealisasikan parbrik NPK chemical tersebut, perusahaan pupuk tertua di Indonesia tersebut menggandeng BUMN pupuk yang ada di Aceh yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). "Pusri dan PIM bersama Jordan Phospate melakukan joint venture dalam pembiayaan pembangunannya," kata Musthofa.

Untuk komposisi penyertaan sahamnya menurut Musthofa antara Pusri dan PIM dengan Jordan Phospate  yaitu 50 persen : 50 persen. "Untuk Pusri dan PIM kemungkinan komposisinya 30 persen : 20 persen atau 40 persen : 10 persen, tidak mungkin 25 persen : 25  persen mengingat PIM baru bangkit kembali," ujar Direktur Utama PT Pusri.

Pembangunan NPK Chemical di Aceh tersebut menurut Musthofa membutuhkan investasi sebesar 300 juta dolar AS dan akan memiliki kapasitas produksi sebanyak 1 juta ton pertahun.

Sementara itu pembangunan pabrik pupuk NPK (Nitrogen Phospor Kalium) milik PT Pusri yang kini tengah dalam pembangunan, menurut Sekretaris Perusahaan PT Pusri Zain Ismed, pembangunannya akan selesai pada tahun ini.  

“Pembangunan pabrik NPK saat ini masih dalam penyelesaian, dan pembangunan berjalan sesuai dengan rencana. Jika tidak ada hambatan bisa selesai dan dioperasikan pada Oktober 2015,” katanya.

Pembangunan pabrik pupuk NPK atau pabrik pupuk majemuk oleh PT Pusri merupakan pengembangan usaha dari BUMN pupuk tertua di Indonesia. "Selama ini Pusri fokus memproduksi pupuk urea dan amonia. Kini dengan pengembangan kegiatan usaha, Pusri membangun pabri pupuk NPK dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 ton per tahun," ujarnya.

Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

1000 Anak Yatim dapat Santunan dari PT Pusri Palembang

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejalan dengan komitmen untuk memberikan kontribusi dan manfaat yang luas bagi masyarakat, PT Pusri Palembang memberikan santunan dan doa bersama 1000 anak yatim.

Kegiatan ini diikuti oleh 31 panti asuhan dan masjid di Palembang.

Direktur Utama PT Pusri Palembang, Mustofa, Rabu (8/7/2015) mengatakan, dalam kegiatan ini pihaknya juga memberikan bingkisan hari raya bagi anak-anak berupa paket buku, alat tulis, paket KFC, dan uang santunan.

"Kami berharap apa yang Pusri berikan saat ini dapat bermanfaat dan menambah kebahagiaan mereka menjelang hari raya. Kami akan terus berupaya agar kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahun," ujarnya.

Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Pusri butuh 1.000 hektare di KEK TAA
Palembang  (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwijaya membutuhkan lahan seluas 1.000 hektare untuk membangun pabrik baru di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Banyuasin, Sumatera Selatan.

Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Beny Haryoso di Palembang, Senin, mengatakan saat ini perusahaannya menunggu realisasi KEK yang ditargetkan pemerintah mulai beroperasi pada akhir 2015. "Pada prinsipnya, Pusri siap saja. Tinggal menunggu informasi dari pemerintah," kata Benny.

Ia mengatakan, pembangunan pabrik baru di KEK TAA itu merupakan rencana pengembangan perusahaan tahap berikutnya, setelah menuntaskan pembangunan pabrik Pusri II-B.

"Nanti yang TAA direncanakan semuanya memakai batu bara, tidak ada lagi yang memakai gas seperti di Pusri II-B," kata dia.

Terkait dengan kesiapan pendanaan pembangunan pabrik seluas 1.000 hektare itu, menurut Benny tidak perlu diragukan karena perbankan skala nasional dan daerah sudah menyatakan kesediaan.

"Seperti halnya dengan pembangunan Pusri II-B yang didanai beberapa perbankan, rencananya pembangunan pabrik baru di TAA juga begitu," kata dia.

Pemprov Sumsel melalui Disperindag sudah menyiapkan dana hingga Rp51 miliar untuk membebaskan lahan 217 hektare, dari total KEK di TAA seluas 2.030 hektare pada 2015. Pada tahun 2016, PMU menargetkan pembebasan lahan tahap kedua hingga 725 hektare dengan kebutuhan dana sekitar Rp106 miliar di APBD tahun depan.

Usai mendapatkan kepastian dukungan anggaran dari Presiden Joko Widodo, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan fokus untuk penyediaan sejak Maret 2015, proses pembebasan lahan sudah dimulai yakni dengan target lahan seluas 217 hektare.

Namun, rencana ini harus molor karena terkendala pada persoalan khas pembebasan lahan yakni kurang otentiknya batas wilayah objek lahan.
Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Pusri Fokus Bangun Pabrik Baru Ramah Lingkungan
 
 

RMOL. Untuk meningkatkan kuantitas produksi, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) sudah menyiapkan pabrik yang ditargetkan beroperasi penuh pada 2016 mendatang.

Pabrik baru II B PT Pusri ini, ungkap Direktur  Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Beny Hariyoso kepada Rakyat Merdeka Online Sumsel, akan menggantikan pabrik lama, yang akan full dimatikan.

"Pabrik lama tidak efisien lagi untuk melakukan produksi. Dengan adanya existing pada pabrik II, secara otomatis, gas lama akan dipakai pabrik II B," tuturnya.

Benny menerangkan, pabrik baru yang mampu memproduksi 2,61 juta ton per tahun tersebut, pekerjaan fisik pembangunan sudah hampir selesai, dengan persentase pembangunan sudah mencapai 95 persen.

"Berdasarkan jadwal yang disampaikan pihak kontraktor, uji coba perdanaa akan dilakukan pada pada Desember 2015," jelasnya kemarin, Sabtu (4/7).

Benny melihat, pembangunan pabrik bari menggantikan pabrik lama, sudah sesuai dengan rencana. Untuk peralihan gas lama dari pabrik II, tidak ada masalah, dan siap beroperasi penuh pada Maret 2016.

Setelah uji coba pada Desember 2015 mendatang, tes pengoperasian pabrik tahap pertama untuk memastikan semua kapasitas terpasang, akan dilakukan pada Januari hingga Februari 2016. Pusri akan membantu kontraktor untuk membuat rekayasa uji peningkatan pabrik agar benar-benar bisa menjalankan target produksi.

"Jika sebemnya pabrik Pusri II yang dibangun pada tahun 1974 dapat memproduksi dengan kapasitas 450.000 ton per tahun. Dengan existing ke Pusri II B, maka akan menambah produksi pupuk yang dilakukan Pusri," ulasnya.

Selain untuk meningkatkan produksi, pembuatan pabrik baru Pusri ini juga dibangun lebih ramah lingkungan. Meskipun energi gas pada pabrik lama masih dipakai, pada pabrik baru ini, energi utama yang dipakai adalah energi Batubara.

"Untuk semua kebutuhan produksi pada pabrik Pusri II B ini, akan menggunakan Batubara sebagai energi utamanya. Sementara energi gas hanya untuk proses pembuatan pupuk," tuturnya.

Penggunaan energi Batubara pada Pabrik Pusri II B ini, akan memakai teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea.

Rencana proyeksi dengan kapasitas terpasang untuk pabrik amonia 2.000 ton per hari (660.000 ton per tahun), dan pabrik urea 2.750 ton per hari (907.500 ton per tahun), akan jauh lebih ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU/ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea.

"Setelah pembangunan pabrik urea dan amonia yang baru ini, kedepan Pusri juga sedang mendirikan pabrik pupuk npk yang ditargetkan selesai pada September 2016. Dengan begitu, ada dua pabrik npk di lahan 4 hektare, yang diharapkan akan mampu memproduksi pupuk npk dengan target 100 ton per tahun, sesuai terget Pusri di tahun 2016," tandasnya. [rhd]

Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Bekerja Dengan Hati
PALEMBANG, SRIPO - Dirut PT Pusri Palembang, Musthofa mengajak SPPSP agar tidak hanya mempedomaniikatan formal melalui Perjanjian Kerja Bersama (PKB), tetapi juga bekerja dengan ikatan informal atau bekerja dengan hati.

"PKB ini merupakan ikatan tertulis anatar karyawan dengan perusahaan. Saya mengharapkan selai ikatan formal, juga informal. Ikatan dalam hati karyawan," ungkap Musthofa usai menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 2015-2017 antara Manajemen PT Pusri Palembang dengan Serikat Pekerja Pusri Palembang (SPPSP) di Wisma Melati, Rabu (24/6).

Musthofa mengingatkan PKB tak hanya untuk mengontrol hubungan perusahaan dengan karyawan. Namun juga mengajak untuk menjalin ikatan dalam hati. Sementara Ketua SPPSP Sahrul Effendi juga menjelaskan masa kerja PKB dua tahun selalu diperbaharui. (fiz) 
Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Pusri-SPPSP Sepakati PKB
PALEMBANG – Manajemen PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dengan Serikat Pekerja Pusri Palembang (SPPSP)  sepakat melakukan  penandatanganan kesepahaman terkait perjanjian kerja bersama (PKB). Isinya terkait kesejahteraan karyawan dan aturan-aturan yang mencakupi ketenagakerjaan.

Direktur Utama PT Pusri, Mustofa mengatakan, PKB adalah ikatan tertulis antara karyawan Pusri dengan perusahaan. "Tapi saya berharap selain ada ikatan formal, lebih baik jika ada ikatan nonformal," ujarnya di usai penandatanganan perjanjian dengan SPPSP di Wisma Melati Kompleks Pusri, kemarin.

Dia juga mengajak agar semua karyawan untuk bekerja sama membangun perusahaan untuk menjadi lebih baik. "PKB ini untuk mengontrol antara perusahaan dan karyawan," kata dia.

Ketua SPPSP, Sahrul Effendi menambahkan, PKB ini menjadi payung hukum di Pusri. Hal itu yang akan mengatur ketenagakerjaan dan kesejahteraan karyawan. "Dasar PKB ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan," imbuhnya.

Walaupun tujuan untuk kesejahteraan karyawan, katanya, pihaknya tetap mentoleransi jika kondisi perusahaan tidak mampu. "Ini untuk dijadikan perimbangan antara hak dan kewajiban karyawan dengan hak dan kewajiban perusahaan," imbuh dia.

Katanya, aturan tersebut direvisi dan diperbaiki setiap tahun. Di mana pembahasan bersama dilakukan dengan manajemen perusahaan. "Jika telah menemui kesepahaman, maka dilakukan penandatanganan, yang artinya untuk dijadikan acuan dan panduan berikutnya," pungkasnya. (art/rip/ce5)
 
Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Pusri Salurkan Pupuk ke Swasta Mencapai 15.000 ton

PALEMBANG. Produsen pupuk urea yang berkantor pusat di Palembang PT Pupuk Sriwidjaja, sejak Januari hingga Juni 2015 telah menyalurkan pupuk urea nonsubsidi atau komersial ke perkebunan milik perusahaan swasta lebih dari 15.000 ton.

"Penyaluran pupuk secara komersial itu dilakukan ke perusahaan perkebunan yang berada di sembilan provinsi rayon pemasaran yakni Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ganie di Palembang, Rabu.

Selain ke perusahaan perkebunan swasta, dalam beberapa bulan terakhir ini pihaknya juga telah menyalurkan pupuk urea nonsubsidi ke sejumlah perusahaan sektor industri sekitar 40.000 ton, ujarnya.

Menurut dia, guna meningkatkan pendapatan perusahaan, selain melaksanakan kewajiban yang ditugaskan pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani, pihaknya terus berupaya melakukan kegiatan bisnis dengan memasarkan pupuk secara komersial.

Pemasaran pupuk secara komersil itu, tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga ada yang diekspor ke sejumlah negara di kawasan Asia, katanya.

Dia menjelaskan, kegiatan pemasaran pupuk urea secara komersial itu akan terus ditingkatkan guna memperluas pasar mengantisipasi peningkatan produksi seiring akan segera selesainya pembangunan satu pabrik baru proyek rivitalisasi pabrik urea tertua Pusri II.

"Saat ini dengan empat pabrik yang memiliki total kapasitas produksi terpasang mencapai 2,262 juta ton pupuk urea per tahun secara umum dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani dan perusahaan perkebunan dalam negeri serta memenuhi permintaan pasar luar negeri," ujar Sulfa.

 

Editor: Uji Agung Santosa
Sumber: Antara
Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

PUSRI ON THE TRACK

Produksi pupuk urea 4 pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, sejak Januari hingga Juni 2015 berjalan normal dan sesuai dengan targetan ditetapkan.

Palembang, RP-hingga Juni 2015 realisasi produksi urea ke empat pabrik mencapai 700.000 ton lebih, kegiatan produksi itu diupayakan tetap normal mengingat kondisi pabrik yang dimiliki sekarang ini seluruhnya sudah berusia tua.

Demikian dituturkan Manajer Hubungan Masyarakat Pusri Sulfia Ghanie di Palembang. Dengan lancarnya kegiatan produksi keempat pabrik pupuk urea, yakni Pabrik Pusri 2, Pusri 3, Pusri 4, dan Pabrik Pusri 1B, stok pupuk di tingkat pabrik (lini-1) di sembilan provinsi wilayah kerja PT Pusri tersedia cukup banyak.

Stok pupuk urea curah di lini-1 per Juni 2015, mencapai sekitar 40 ribu ton. Sedangkan di lini-3 seluruh wilayah kerja PT Pusri yang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, tersedia stok pupuk urea mencapai 50.000 ton lebih.

Menurut dia, keempat pabrik PT Pusri sejak awal tahun hingga kini bisa beroperasi secara maksimal sehingga mampu memproduksi pupuk urea sesuai target yang ditetapkan pada setiap bulannya. “Kegiatan produksi pabrik pupuk urea dan amoniak sepanjang tahun 2015 ini berjalan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti meskipun kondisi keempat pabrik cukup tua,” ujarnya.

Kondisi semua pabrik PT Pusri secara umum memprihatinkan karena sudah berusia tua. Satu-satunya pabrik yang usianya paling muda adalah pabrik 1B yang dibangun pada tahun 1994, sedangkan yang berusia paling tua adalah pabrik pusri 2 yang dibangun tahun 1974.

Untuk mempertahankan kegiatan produksi pupuk urea agar tetap bisa berjalan secara maksimal, pihaknya secara maksimal berupaya melakukan revitalisasi pabrik yang dalam kondisi tua itu. Sekarang ini sedang dilakukan pembangunan satu pabrik baru, yakni Pusri 2B yang merupakan proyek revitalisasi pabrik yang usianya paling tua, yakni Pusri 2 dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 907.500 ton urea per tahun.

Kegiatan pembangunan pabrik baru yang dimulai pada pertengahan tahun 2013 itu, hingga kini berjalan sesuai rencana. Jika proses pembangunannya berjalan lancar diperkirakan sudah mulai produksi pada akhir tahun 2015 ini dan mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun, ujar Sulfa. (ant)

 

Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Pusri Achieves Production Target
TEMPO.CO, Jakarta - Four fertilizer factories belonging to PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) in Palembang, South Sumatra, have been running normally from January to June 2015, and claimed to have met its intended production target. "Until June [2015], the production of the four factories have exceeded 700,000 tons. Production will remain normal considering that the factories' are old," Pusri Public Relations Manager Sulfa Ghanie said in Palembang on Wednesday, June 10, 2015. Sulfa said that Pusri's Fertilizer supplies available in its factories as of June 2015, was recorded at about 40,000 tons. Meanwhile, the number of supplies available in Pusri's work area, including South Sumatra Province, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, Jakarta, Central Java and Yogyakarta, was recorded to be more than 50,000 tons. Sulfa added that production activities in the four factories were considered normal and managed to reach its optimum capacity despite the fact that the factories were rather old. Pusri's new factory construction had began in the middle of 2013, and is currently running according to plan. The new factory is expected to begin production in the end of 2015 and hoped to increase fertilizer productions up to 2.61 million tons annually. ANTARANEWS
Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Produksi Empat Pabrik Pusri Sesuai Target
Palembang (ANTARA News) - Produksi pupuk urea empat pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Sumatera Selatan sejak Januari hingga Juni 2015 berjalan normal dan sesuai dengan target yang ditetapkan.

"Hingga Juni ini realisasi produksi urea keempat pabrik mencapai 700.000 ton lebih, kegiatan produksi itu diupayakan tetap normal mengingat kondisi pabrik yang dimiliki sekarang ini seluruhnya sudah berusia tua," kata Manajer Hubungan Masyarakat Pusri Sulfa Ghanie di Palembang, Rabu.

Dengan lancarnya kegiatan produksi keempat pabrik pupuk urea yakni pabrik Pusri 2, Pusri 3, Pusri 4, dan pabrik Pusri 1B stok pupuk di tingkat pabrik (lini-1) dan dan sentra produksi pertanian atau tingkat kabupaten (lini-3) di sembilan provinsi wilayah kerja PT Pusri tersedia cukup banyak.

Stok pupuk urea curah di lini-1 per Juni 2015 ini mencapai sekitar 40.000 ton, sedangkan di lini-3 seluruh wilayah kerja PT Pusri yang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, tersedia stok pupuk urea mencapai 50.000 ton lebih, katanya.

Menurut dia, keempat pabrik PT Pusri sejak awal tahun hingga kini bisa beroperasi secara maksimal sehingga mampu memproduksi pupuk urea sesuai target yang ditetapkan pada setiap bulannya.

"Kegiatan produksi pabrik pupuk urea dan amoniak sepanjang tahun 2015 ini berjalan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti meskipun kondisi keempat pabrik yang dimiliki cukup tua," ujarnya.

Kondisi semua pabrik PT Pusri secara umum memprihatinkan karena sudah berusia tua, satu-satunya pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik 1B yang dibangun pada 1994 sedangkan yang berusia paling tua adalah pabrik Pusri 2 yang dibangun pada 1974.

Untuk mempertahankan kegiatan produksi pupuk urea agar tetap bisa berjalan secara maksimal, pihaknya secara bertahap berupaya melakukan revitalisasi pabrik yang dalam kondisi tua itu.

Sekarang ini sedang dilakukan pembangunan satu pabrik baru yakni Pusri 2B yang merupakan proyek revitalisasi pabrik yang usianya paling tua yakni Pusri 2 dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 907.500 ton urea per tahun.

Kegiatan pembangunan pabrik baru yang dimulai pada pertengahan 2013 itu hingga kini berjalan sesuai rencana, jika proses pembangunannya berjalan lancar diperkirakan sudah mulai berproduksi pada akhir 2015 ini dan mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun, ujar Sulfa.

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2015

Baca Selengkapnya
news-1

08 November 2024

Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Ala Pusri

Antusias. Begitulah kesan yang terlihat dari ibu-ibu rumah tangga di RT 08, RW 03, Kelurahan Sei. Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang. Dengan antusiasnya, mereka menceritakan pengalaman ketika berbudidaya cabai dan tomat.

Bu Indra, misalnya, ibu rumah tangga yang juga sebagai kepala RT ini menuturkan bercocok tanam bukanlah hal yang baru bagi dirinya. Bahkan, bercocok tanam merupakan salah satu hobi yang digemarinya selama ini.

Meski sudah berumur lebih dari setengah abad, perempuan yang pernah menjadi serdadu ini juga masih aktif bercocok tanam di pekarangan rumahnya. Hal ini terlihat dari banyaknya pot-pot yang berserakan. “Itu bekas bibit, sekarang sudah besar (terong),” katanya.

Bu Indra merupakan salah satu warga binaan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). Bersama dengan ibu-ibu rumah tangga lainnya, Ibu Indra membentuk Kelompok Tani Gemilang II.

Mereka mendapatkan bibit sebanyak 400 pot tanaman dari Pusri. Selain bibit, kelompok tani tersebut juga mendapatkan pendampingan dalam budidaya tanaman, mulai dari penyiapan media tanam, penanaman, pemupukan hingga panen.

Bu Indra mengaku warga RT 08 cukup antusias dengan program pemberdayaan mayarakat dari Pusri tersebut. Pasalnya, pada 1998 yang lalu, kelompok taninya pernah mendapatkan penghargaan kelompok tani terbaik se-kotamadya.

Hal ini juga tidak terlepas dari perilaku warganya yang mengedepankan sifat kebersamaan atau gotong-royong, sehingga program apapun dari pemerintah siap dijalankan. “Kalau ada program dari pemerintah, kami pasti jalankan sebaik-baiknya,” tuturnya.

Sementara itu, anggota Kelompok Tani Gemilang II lainnya, Ibu Nurimah mengaku senang bisa masuk dalam PKBL Pusri. Selain menambah ilmu, budidaya tanaman cabai dan tomat juga menambah sedikit pendapatannya.

Saya kan punya usaha catering kecil-kecilan juga. Nah, saat panen kemarin, hasil kelompok itu saya borong. Lumayan dapat korting Rp5.000 per kg. Harga cabai di pasar kan sekarang lumayan tinggi Rp20.000 per kg,” ujarnya

Ibu Nurimah berharap program pemberdayaan masyarakat dari Pusri ini bisa kembali berlanjut kedepannya. Menurutnya, apabila bantuan program tersebut lebih besar, dampaknya pun bakal lebih besar juga.

Di tempat berbeda, Manajer Humas Pusri Sulfa Ghanie mengatakan PKBL atau biasa disebut Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari Pusri tersebut bertujuan agar masyarakat mampu secara mandiri meningkatkan kesejahteraannya.

Program ini tentunya tidak hanya semata-mata membagikan bibit, tetapi bagaimana menciptakan kegiatan CSR yang inovatif , unggul dan sustainable sehingga bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan lingkungan,” tuturnya.

Dari program CSR Pusri yang berkelanjutan tersebut, Sulfa berharap akan muncul kampung cabai atau kampung-kampung hortikultura lainnya di sekitar kawasan Pusri dalam waktu 2-3 tahun mendatang.

Dalam tahap pertama ini, dari 14 kelompok tani yang ikut program CSR, hanya 4 kelompok tani yang dapat dikembangkan lebih lanjut atau berhak mengikuti program tahap kedua. Rata-rata anggota kelompok merupakan perempuan dengan status pendidikan SMA.

Rencananya, pada tahap kedua ini, 4 kelompok tani akan mulai diajarkan konsep pengembangan agribisnis dalam budidaya tanaman tersebut. Pusri sendiri sudah mempersiapkan sekitar 50 ton pupuk organik bagi kelompok tani binaan.

Sementara itu, Supervisor Bina Lingkungan Pusri Suhardi mengatakan pendampingan dan pengawasan secara berkesinambungan terhadap program CSR tersebut menjadi bagian yang juga penting agar sasaran yang ingin dicapai bisa terealisasi.

Dalam jangka pendek, kami harap program CSR ini juga bakal menggugah masyarakat sekitarnya untuk ikut memanfaatkan lahan pekarangan dalam memenuhi kebutuhan sayuran sehari-harinya,” tuturnya.

Editor : Yoseph Pencawan
Ringkang Gumiwang
http://sumatra.bisnis.com/

Baca Selengkapnya
Layanan Pelanggan Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ