Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.
08 November 2024
Editor: Parni
COPYRIGHT © 2015
08 November 2024
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) bersama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) menggandeng perusahaan Jordan Phospate dari Yordania untuk membangun NPK Chemical Complex di Aceh.
Kepada ROL, Direktur Utama PT Pusri, Musthofa mengatakan NPK Chemical Complex akan dimulai pembangunan pada 2016. dimana telah dilakukan studi kelayakannya.
Untuk merealisasikan parbrik NPK chemical tersebut, perusahaan pupuk tertua di Indonesia tersebut menggandeng BUMN pupuk yang ada di Aceh yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). "Pusri dan PIM bersama Jordan Phospate melakukan joint venture dalam pembiayaan pembangunannya," kata Musthofa.
Untuk komposisi penyertaan sahamnya menurut Musthofa antara Pusri dan PIM dengan Jordan Phospate yaitu 50 persen : 50 persen. "Untuk Pusri dan PIM kemungkinan komposisinya 30 persen : 20 persen atau 40 persen : 10 persen, tidak mungkin 25 persen : 25 persen mengingat PIM baru bangkit kembali," ujar Direktur Utama PT Pusri.
Pembangunan NPK Chemical di Aceh tersebut menurut Musthofa membutuhkan investasi sebesar 300 juta dolar AS dan akan memiliki kapasitas produksi sebanyak 1 juta ton pertahun.
Sementara itu pembangunan pabrik pupuk NPK (Nitrogen Phospor Kalium) milik PT Pusri yang kini tengah dalam pembangunan, menurut Sekretaris Perusahaan PT Pusri Zain Ismed, pembangunannya akan selesai pada tahun ini.
“Pembangunan pabrik NPK saat ini masih dalam penyelesaian, dan pembangunan berjalan sesuai dengan rencana. Jika tidak ada hambatan bisa selesai dan dioperasikan pada Oktober 2015,” katanya.
Pembangunan pabrik pupuk NPK atau pabrik pupuk majemuk oleh PT Pusri merupakan pengembangan usaha dari BUMN pupuk tertua di Indonesia. "Selama ini Pusri fokus memproduksi pupuk urea dan amonia. Kini dengan pengembangan kegiatan usaha, Pusri membangun pabri pupuk NPK dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 ton per tahun," ujarnya.
08 November 2024
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejalan dengan komitmen untuk memberikan kontribusi dan manfaat yang luas bagi masyarakat, PT Pusri Palembang memberikan santunan dan doa bersama 1000 anak yatim.
Kegiatan ini diikuti oleh 31 panti asuhan dan masjid di Palembang.
Direktur Utama PT Pusri Palembang, Mustofa, Rabu (8/7/2015) mengatakan, dalam kegiatan ini pihaknya juga memberikan bingkisan hari raya bagi anak-anak berupa paket buku, alat tulis, paket KFC, dan uang santunan.
"Kami berharap apa yang Pusri berikan saat ini dapat bermanfaat dan menambah kebahagiaan mereka menjelang hari raya. Kami akan terus berupaya agar kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahun," ujarnya.
08 November 2024
08 November 2024
RMOL. Untuk meningkatkan kuantitas produksi, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) sudah menyiapkan pabrik yang ditargetkan beroperasi penuh pada 2016 mendatang.
Pabrik baru II B PT Pusri ini, ungkap Direktur Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Beny Hariyoso kepada Rakyat Merdeka Online Sumsel, akan menggantikan pabrik lama, yang akan full dimatikan.
"Pabrik lama tidak efisien lagi untuk melakukan produksi. Dengan adanya existing pada pabrik II, secara otomatis, gas lama akan dipakai pabrik II B," tuturnya.
Benny menerangkan, pabrik baru yang mampu memproduksi 2,61 juta ton per tahun tersebut, pekerjaan fisik pembangunan sudah hampir selesai, dengan persentase pembangunan sudah mencapai 95 persen.
"Berdasarkan jadwal yang disampaikan pihak kontraktor, uji coba perdanaa akan dilakukan pada pada Desember 2015," jelasnya kemarin, Sabtu (4/7).
Benny melihat, pembangunan pabrik bari menggantikan pabrik lama, sudah sesuai dengan rencana. Untuk peralihan gas lama dari pabrik II, tidak ada masalah, dan siap beroperasi penuh pada Maret 2016.
Setelah uji coba pada Desember 2015 mendatang, tes pengoperasian pabrik tahap pertama untuk memastikan semua kapasitas terpasang, akan dilakukan pada Januari hingga Februari 2016. Pusri akan membantu kontraktor untuk membuat rekayasa uji peningkatan pabrik agar benar-benar bisa menjalankan target produksi.
"Jika sebemnya pabrik Pusri II yang dibangun pada tahun 1974 dapat memproduksi dengan kapasitas 450.000 ton per tahun. Dengan existing ke Pusri II B, maka akan menambah produksi pupuk yang dilakukan Pusri," ulasnya.
Selain untuk meningkatkan produksi, pembuatan pabrik baru Pusri ini juga dibangun lebih ramah lingkungan. Meskipun energi gas pada pabrik lama masih dipakai, pada pabrik baru ini, energi utama yang dipakai adalah energi Batubara.
"Untuk semua kebutuhan produksi pada pabrik Pusri II B ini, akan menggunakan Batubara sebagai energi utamanya. Sementara energi gas hanya untuk proses pembuatan pupuk," tuturnya.
Penggunaan energi Batubara pada Pabrik Pusri II B ini, akan memakai teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea.
Rencana proyeksi dengan kapasitas terpasang untuk pabrik amonia 2.000 ton per hari (660.000 ton per tahun), dan pabrik urea 2.750 ton per hari (907.500 ton per tahun), akan jauh lebih ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU/ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea.
"Setelah pembangunan pabrik urea dan amonia yang baru ini, kedepan Pusri juga sedang mendirikan pabrik pupuk npk yang ditargetkan selesai pada September 2016. Dengan begitu, ada dua pabrik npk di lahan 4 hektare, yang diharapkan akan mampu memproduksi pupuk npk dengan target 100 ton per tahun, sesuai terget Pusri di tahun 2016," tandasnya. [rhd]
08 November 2024
08 November 2024
08 November 2024
PALEMBANG. Produsen pupuk urea yang berkantor pusat di Palembang PT Pupuk Sriwidjaja, sejak Januari hingga Juni 2015 telah menyalurkan pupuk urea nonsubsidi atau komersial ke perkebunan milik perusahaan swasta lebih dari 15.000 ton.
"Penyaluran pupuk secara komersial itu dilakukan ke perusahaan perkebunan yang berada di sembilan provinsi rayon pemasaran yakni Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ganie di Palembang, Rabu.
Selain ke perusahaan perkebunan swasta, dalam beberapa bulan terakhir ini pihaknya juga telah menyalurkan pupuk urea nonsubsidi ke sejumlah perusahaan sektor industri sekitar 40.000 ton, ujarnya.
Menurut dia, guna meningkatkan pendapatan perusahaan, selain melaksanakan kewajiban yang ditugaskan pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani, pihaknya terus berupaya melakukan kegiatan bisnis dengan memasarkan pupuk secara komersial.
Pemasaran pupuk secara komersil itu, tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga ada yang diekspor ke sejumlah negara di kawasan Asia, katanya.
Dia menjelaskan, kegiatan pemasaran pupuk urea secara komersial itu akan terus ditingkatkan guna memperluas pasar mengantisipasi peningkatan produksi seiring akan segera selesainya pembangunan satu pabrik baru proyek rivitalisasi pabrik urea tertua Pusri II.
"Saat ini dengan empat pabrik yang memiliki total kapasitas produksi terpasang mencapai 2,262 juta ton pupuk urea per tahun secara umum dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani dan perusahaan perkebunan dalam negeri serta memenuhi permintaan pasar luar negeri," ujar Sulfa.
08 November 2024
Produksi pupuk urea 4 pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, sejak Januari hingga Juni 2015 berjalan normal dan sesuai dengan targetan ditetapkan.
Palembang, RP-hingga Juni 2015 realisasi produksi urea ke empat pabrik mencapai 700.000 ton lebih, kegiatan produksi itu diupayakan tetap normal mengingat kondisi pabrik yang dimiliki sekarang ini seluruhnya sudah berusia tua.
Demikian dituturkan Manajer Hubungan Masyarakat Pusri Sulfia Ghanie di Palembang. Dengan lancarnya kegiatan produksi keempat pabrik pupuk urea, yakni Pabrik Pusri 2, Pusri 3, Pusri 4, dan Pabrik Pusri 1B, stok pupuk di tingkat pabrik (lini-1) di sembilan provinsi wilayah kerja PT Pusri tersedia cukup banyak.
Stok pupuk urea curah di lini-1 per Juni 2015, mencapai sekitar 40 ribu ton. Sedangkan di lini-3 seluruh wilayah kerja PT Pusri yang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, tersedia stok pupuk urea mencapai 50.000 ton lebih.
Menurut dia, keempat pabrik PT Pusri sejak awal tahun hingga kini bisa beroperasi secara maksimal sehingga mampu memproduksi pupuk urea sesuai target yang ditetapkan pada setiap bulannya. “Kegiatan produksi pabrik pupuk urea dan amoniak sepanjang tahun 2015 ini berjalan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti meskipun kondisi keempat pabrik cukup tua,” ujarnya.
Kondisi semua pabrik PT Pusri secara umum memprihatinkan karena sudah berusia tua. Satu-satunya pabrik yang usianya paling muda adalah pabrik 1B yang dibangun pada tahun 1994, sedangkan yang berusia paling tua adalah pabrik pusri 2 yang dibangun tahun 1974.
Untuk mempertahankan kegiatan produksi pupuk urea agar tetap bisa berjalan secara maksimal, pihaknya secara maksimal berupaya melakukan revitalisasi pabrik yang dalam kondisi tua itu. Sekarang ini sedang dilakukan pembangunan satu pabrik baru, yakni Pusri 2B yang merupakan proyek revitalisasi pabrik yang usianya paling tua, yakni Pusri 2 dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 907.500 ton urea per tahun.
Kegiatan pembangunan pabrik baru yang dimulai pada pertengahan tahun 2013 itu, hingga kini berjalan sesuai rencana. Jika proses pembangunannya berjalan lancar diperkirakan sudah mulai produksi pada akhir tahun 2015 ini dan mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun, ujar Sulfa. (ant)
08 November 2024
08 November 2024
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
08 November 2024
Antusias. Begitulah kesan yang terlihat dari ibu-ibu rumah tangga di RT 08, RW 03, Kelurahan Sei. Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang. Dengan antusiasnya, mereka menceritakan pengalaman ketika berbudidaya cabai dan tomat.
Bu Indra, misalnya, ibu rumah tangga yang juga sebagai kepala RT ini menuturkan bercocok tanam bukanlah hal yang baru bagi dirinya. Bahkan, bercocok tanam merupakan salah satu hobi yang digemarinya selama ini.
Meski sudah berumur lebih dari setengah abad, perempuan yang pernah menjadi serdadu ini juga masih aktif bercocok tanam di pekarangan rumahnya. Hal ini terlihat dari banyaknya pot-pot yang berserakan. “Itu bekas bibit, sekarang sudah besar (terong),” katanya.
Bu Indra merupakan salah satu warga binaan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). Bersama dengan ibu-ibu rumah tangga lainnya, Ibu Indra membentuk Kelompok Tani Gemilang II.
Mereka mendapatkan bibit sebanyak 400 pot tanaman dari Pusri. Selain bibit, kelompok tani tersebut juga mendapatkan pendampingan dalam budidaya tanaman, mulai dari penyiapan media tanam, penanaman, pemupukan hingga panen.
Bu Indra mengaku warga RT 08 cukup antusias dengan program pemberdayaan mayarakat dari Pusri tersebut. Pasalnya, pada 1998 yang lalu, kelompok taninya pernah mendapatkan penghargaan kelompok tani terbaik se-kotamadya.
Hal ini juga tidak terlepas dari perilaku warganya yang mengedepankan sifat kebersamaan atau gotong-royong, sehingga program apapun dari pemerintah siap dijalankan. “Kalau ada program dari pemerintah, kami pasti jalankan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Sementara itu, anggota Kelompok Tani Gemilang II lainnya, Ibu Nurimah mengaku senang bisa masuk dalam PKBL Pusri. Selain menambah ilmu, budidaya tanaman cabai dan tomat juga menambah sedikit pendapatannya.
“Saya kan punya usaha catering kecil-kecilan juga. Nah, saat panen kemarin, hasil kelompok itu saya borong. Lumayan dapat korting Rp5.000 per kg. Harga cabai di pasar kan sekarang lumayan tinggi Rp20.000 per kg,” ujarnya
Ibu Nurimah berharap program pemberdayaan masyarakat dari Pusri ini bisa kembali berlanjut kedepannya. Menurutnya, apabila bantuan program tersebut lebih besar, dampaknya pun bakal lebih besar juga.
Di tempat berbeda, Manajer Humas Pusri Sulfa Ghanie mengatakan PKBL atau biasa disebut Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari Pusri tersebut bertujuan agar masyarakat mampu secara mandiri meningkatkan kesejahteraannya.
“Program ini tentunya tidak hanya semata-mata membagikan bibit, tetapi bagaimana menciptakan kegiatan CSR yang inovatif , unggul dan sustainable sehingga bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan lingkungan,” tuturnya.
Dari program CSR Pusri yang berkelanjutan tersebut, Sulfa berharap akan muncul kampung cabai atau kampung-kampung hortikultura lainnya di sekitar kawasan Pusri dalam waktu 2-3 tahun mendatang.
Dalam tahap pertama ini, dari 14 kelompok tani yang ikut program CSR, hanya 4 kelompok tani yang dapat dikembangkan lebih lanjut atau berhak mengikuti program tahap kedua. Rata-rata anggota kelompok merupakan perempuan dengan status pendidikan SMA.
Rencananya, pada tahap kedua ini, 4 kelompok tani akan mulai diajarkan konsep pengembangan agribisnis dalam budidaya tanaman tersebut. Pusri sendiri sudah mempersiapkan sekitar 50 ton pupuk organik bagi kelompok tani binaan.
Sementara itu, Supervisor Bina Lingkungan Pusri Suhardi mengatakan pendampingan dan pengawasan secara berkesinambungan terhadap program CSR tersebut menjadi bagian yang juga penting agar sasaran yang ingin dicapai bisa terealisasi.
“Dalam jangka pendek, kami harap program CSR ini juga bakal menggugah masyarakat sekitarnya untuk ikut memanfaatkan lahan pekarangan dalam memenuhi kebutuhan sayuran sehari-harinya,” tuturnya.
Editor : Yoseph Pencawan
Ringkang Gumiwang
http://sumatra.bisnis.com/