PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang terus melakukan tranformasi perusahaan. Ruang lingkup transformasi dibagi 2 tahap yaitu, Transformasi Budaya di tahun 2019 meliputi: Leadership, Capability, Attitude & Behavior. Kemudian, Transformasi Bisnis yang dimulai tahun 2020 mencakup Proses Bisnis, Manajemen Sistem, dan Struktur.
Terkait transformasi Proses Bisnis, PT Pupuk Sriwidjaja melakukan 3 inisiatif strategis sebagai program prioritas. Pertama, Digitalisasi dari legacy core untuk efisiensi, kedua, Diversifikasi produk untuk mendukung pertumbuhan bisnis, dan terakhir, Inovasi bisnis model untuk menghasilkan bisnis model baru.
Dalam sesi Penjurian TOP DIGITAL Awards 2020 secara online, Rabu, 4 November 2020, Dikdik Yuliana, General Manager Pemeliharaan PT Pupuk Sriwidjaja memaparkan, “Dari Legacy Core Pusri saat ini, kami melakukan program efesiensi dan optimasi terhadap seluruh proses-proses Bisnis Eksisting, lalu program digitalisasi seluruh Sistem Bisnis, memperpendek rantai pasok Bisnis Eksisting, dan Revitalisasi P III/IV.”
“Kemudian, untuk mendukung Business Growth, kami melakukan diversifikasi sejumlah produk perusahaan, yaitu: pupuk Majemuk (Chemical, Fusion & Compact), produk Pupuk Mikro, produk Pupuk dari Bahan Baku terbaharukan (Biofertilizer), produk Pestisida, Usaha di Oleokimia & turunannya (Fatty Acid, Etyl Ester, Glycerol, Fatty Alcohol), dan Usaha di Methanol & turunannya (DME, Polypropilene, MTBE).”
“Kami juga melakukan inovasi Model Bisnis dengan perekayasaan Bisnis Eksisting dan atau membuat Model Bisnis Baru yang berbeda dengan Model Bisnis Eksisting,” jelas Dikdik.
Transformasi Digital di Pusri
Terkait digitalisasi di PT Pusri, kepada dewan juri, Dikdik menjelaskan, pihaknya telah menggunakan solusi end-to-end IoT yaitu Asset Performance Management yang dapat mendigitalisasi sistem pemantauan asset perusahaan dengan memberikan informasi kondisi aset secara real-time. Solusi ini dapat digunakan memonitor lokasi dan kondisi produk atau aset perusahaan seperti suhu, kelembapan, dan tekanan udara secara real-time.
Menurutnya, pengelolaan aset merupakan hal yang sangat krusial bagi sebuah bisnis. Sistem monitoring tradisional masih mengandalkan pengelolaan data secara manual, sehingga tidak efisien, rumit, dan beresiko terjadi kesalahan.
“Kami telah menggunakan Asset Performance Management yang terintegasi secara vertikal mulai dari level paling bawah yaitu Field level menggunakan sensor dan actuator, naik ke Control level memanfaatkan Programmable Logic Controller, berikutnya Production level dengan Distributed Control System.”
“Lalu Operation level menggunakan Manufacturing Execution System, dan semua itu akan mengirimkan data atau informasi secara otomatis berupa notifikasi ke Enterprise Planning level yang menggunakan ERP SAP.”
“Sederhananya skema APM ini, sebagai berikut: Pertama Proses Monitoring secara real time yang memanfaatkan AI yang akan menginformasikan kondisi ‘kesehatan’ aset perusahaan dalam hal ini pabrik Pusri. Kedua, proses Maintenance Excellence menggunakan SAP Proactive Management yang akan membantu dalam memberikan data tentang strategi perawatan, kinerja perawatan, dan kinerja pabrik.”
Ketiga, lanjut Dikdik, Monitoring Asset yang memberikan informasi tentang kondisi kesehatan aset berdasarkan input data dari risiko peralatan, inspeksi lapangan, monitoring online. Itu semua dinilai berdasarkan Sistem Integrasi Mekanik, dan akan menghasilkan data atau informasi kondisi kesehatan aset. Warna Hijau berarti aset dalam kondisi Baik, Alert warna Merah berarti ada kerusakan atau gangguan pada aset.
“Keempat, Digital Handbook, untuk e-Learning yang memuat data base engineering, Instruksi dan Operasional Manual, Manual Data Equipment, dan Report & Data Report.”
“Jadi, solusi APM ini dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan produktivitas. Dengan begitu, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional, kesalahan dari human error, serta memastikan kualitas produknya terjaga.”
Solusi berikutnya, aplikasi e-Logsheet untuk men-digitalisasi data non-DCS. Data yang diperoleh oleh petugas dari inspeksi lapangan disimpan ke dalam aplikasi yang menyediakan logger berbasis android. Data tersebut kemudian di-upload ke Server Pusri. Kemudian, cek laporan lewat Web atau aplikasi.
“Data-data non-DCS itu, yang diperoleh dari Operational level akan masuk terintegrasi ke ERP SAP,” kata Dikdik.
e-Plant Pusri
Kemudian, Digital Plant, maksudnya kegiatan pabrik Pusri dapat diakses lewat aplikasi yang ada di smartphone, “Pabrik Pusri seolah-olah ada di kantong kita,” ujar Dikdik.
Pusri telah mengembangkan aplikasi e-Plant untuk memastikan keandalan pabrik sehingga menekan potensi terjadinya keadaan abnormal (shutdown). Melalui aplikasi e-Plant, saat ini setiap karyawan dapat memantau kondisi operasional di pabrik secara daring.
Dengan kehadiran e-Plant, setiap karyawan yang menggunakan atau membuka website ini dapat menginformasikan atau memberikan peringatan dini jika akan terjadi shutdown atau keadaan abnormal dalam operasional pabrik.
Dashboard e-Plant tidak hanya dapat diakses melalui desktop, namun juga dapat diakses melalui gadget masing-masing karyawan di bidang produksi dalam bentuk aplikasi mobile. Dashboard e-plant ini, selain dapat memudahkan monitoring operasional pabrik, juga dapat meningkatkan komunikasi dan akses informasi antar karyawan di unit produksi. Sehingga, kinerja produksi makin meningkat dan dapat mengejar target-target perusahaa
Industri 4.0 di Pusri
Terkait Industri 4.0, Pusri telah menerapkan Auto Bagging System & High Level Palletizing, sistem pengantongan produk Urea maupun pembuatan palet dengan menggunakan mesin yang seluruh prosesnya berjalan secara otomatis dengan teknologi robotik tanpa bantuan operator.
Menurut Dikdik, proses ini memberikan manfaat pada jumlah tenaga kerja tidak perlu terlalu banyak, produktivitas yang meningkat, akurasi dan konsistensi, dan realibility dalam jam operasional.
Manfaat dan Keuntungan
Semua proses digitalisasi itu memberikan manfaat dan keuntungan bagi Pusri, yaitu diperolehnya penghematan efisiensi pabrik “Setelah e-Plant diaplikasikan mulai tahun 2018, pencapaian produksi dan efisiensi meningkat dari tahun ke tahun,” ungkap Dikdik.
Kemudian, diperoleh penghematan dari sisi unschedule shutdown pabrik. “Penyebab internal down time Pabrik Amoniak maupun Urea semakin menurun dari tahun ke tahun yang menunjukkan peningkatan performa dari Pabrik seiring dengan diaplikasikannya program e-Plant. Juga, Angka Overall Equipment Effectiveness pabrik Amoniak dan Urea semakin meningkat dari tahun ke tahun.”
“Kami jadi pabrik yang ramah lingkungan dengan konsep paperless, sejalan dengan penerapan Industry 4.0, tetap berkembang di era New Normal Era pasca Pandemi Covid-19 pandemic, dan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kehandalan pabrik,” tutup Dikdik.
Sumber :https://www.itworks.id/34289/berkat-digitalisasi-kini-pabrik-pusri-ada-di-kantong.html