Pemerintah menargetkan aliran investasi dari Timur Tengah pada 2008 mencapai US$ 5 miliar atau Rp 46,5 triliun. Sepanjang 2007 nilai investasi Timur Tengah yang masuk ke tanah air sebesar US$ 3,3 miliar Rp 30,6 triliun. "Kami yakin bisa mencapai US$ 5 miliar bahkan lebih, karena dari Qatar Investment Authority sudah masuk US$ 1 miliar," ujar Utusan Khusus Republik Indonesia untuk Timur Tengah, Alwi Shihab di kantor Dewan Pertimbangan Presiden, Kamis (3/1).
Menurut Alwi, bila diperhitungkan satu negara melakukan investasi US$ 1 miliar, maka merebut investasi tidaklah terlalu sulit. Saat ini, kata dia, pemerintah memprioritaskan masuknya investasi di sektor riil diantaranya konstruksi, infrastruktur dan properti. Pada 2008 satu investor, Indopacific Yaman berencana berinvestasi US$ 100 juta dan mencari perkebunan kelapa sawit seluas 50 ribu hektar.
Beberapa proyek kerja sama pemerintah dengan negara di Timur Tengah diantaranya pengembangan kawasan pariwisata di Lombok dengan Uni Emirat Arab. Investasi yang ditanamkan Uni Emirat Arab mencapai US$ 600 juta di tanah seluas 1.200 hektar.
Selain itu kerjasama Gulf Petroleum Limited (Qatar) dan Mining Power Corporation (Bahrain) dengan PT Ridlatama Energi untuk mengembangkan PLTU mulut tambang Indragiri dengan kapasitas 2 x 150 MW.
Usaha patungan antara PT Pupuk Sriwijaya dengan Hengam Petrochemical Company dengan nilai investasi US$ 750 juta. Selain itu dibentuk usaha patungan antara Office Cherifien des Phospates dengan PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kaltim, PT Medco Energy, dan PT Bosowa.
Dua bank syariah yakni Al Barakah Bank dari Saudi Arabia dan Bahrain serta Asian Finance Bank (Qatar Islamic Bank Group) dari Qatar telah membuka kantor perwakilan di Indonesia dan akan membuka penuh dalam waktu 2-3 tahun ke depan.