PT Pupuk Sriwijaya atau Pusri dan BRI akan melakukan uji coba distribusi pupuk urea bersubsidi dengan kartu elektronik di Kabupaten Banyuasin. Sistem baru tersebut bertujuan agar harga pupuk bersubsidi sesuai dengan harga eceran tertinggi.
Manajer Pemasaran Wilayah I PT Pusri Efendi Ropie, Kamis (13/11) malam, dalam acara sosialisasi sistem tersebut mengatakan, setiap kelompok tani akan memiliki kartu elektronik.
Kartu elektronik tersebut berisi data nama anggota kelompok tani dan kebutuhan pupuk urea bersubsidi tiap bulan.
Uji coba akan dilakukan mulai musim tanam pertama atau pertengahan Desember di Kabupaten Banyuasin. Banyuasin dipilih sebagai tempat uji coba karena merupakan daerah penghasil beras dan lokasinya dekat dengan pabrik PT Pusri.
Efendi menjelaskan, kartu elektronik yang bentuknya seperti kartu ATM itu bisa digesek di kantor cabang BRI untuk melakukan pembayaran pupuk. Selanjutnya kelompok tani bersangkutan membawa resi pembayaran ke pengecer untuk ditukar pupuk.
Meskipun menggunakan sistem yang terkomputerisasi, sistem distribusi baru itu tetap fleksibel.
?Kalau ada kelompok tani yang kekurangan pupuk, bisa memperoleh tambahan asalkan mendapat persetujuan PT Pusri,? kata Efendi.
Menurut Efendi, PT Pusri juga akan melakukan konsultasi lebih dulu dengan Menteri Dalam Negeri mengenai uji coba sistem distribusi tersebut. Alasannya, walaupun sifatnya uji coba, hal itu tetap memerlukan payung hukum dari pemerintah.
Jatah pupuk dijamin.
Kepala Pemasaran Pupuk Daerah (PPD) Sumsel PT Pusri Sulfa Gani mengatakan, sistem baru tersebut mirip dengan sistem smart card yang sudah diterapkan.
Perbedaannya, smart card dipegang oleh pengecer pupuk, sedangkan kartu elektronik sistem baru itu dipegang oleh kelompok tani.
Sulfa menambahkan, distribusi pupuk dengan sistem baru tersebut lebih menjamin ketersediaan jatah pupuk untuk petani.
Menurut Sulfa, sistem baru tidak banyak berbeda dengan sistem smart card, tetapi sistem baru akan lebih terarah dalam penyaluran pupuk.
Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed yang hadir dalam acara itu menyambut baik rencana uji coba di Kabupaten Banyuasin. Apalagi Banyuasin menyumbangkan 30 persen produksi beras Sumsel.
Amiruddin berharap uji coba sistem baru itu dapat memperbaiki kelemahan sistem distribusi tertutup menggunakan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sebab, belum semua kelompok tani mampu menyusun RDKK atau kebutuhan pupuknya secara tepat.