09 May 2014
Untuk mengatasi pendangkalan Sungai Musi, kini, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menyiapkan kapal angkut dengan desain khusus. Selama ini, pendangkalan Sungai Musi berpengaruh pada angkutan distribusi sehingga dinilai tidak efisien untuk penyaluran pupuk bagi petani dan ekspor.
Manager Humas PT Pusri Palembang, Sulfa Ganie mengatakan sejauh ini kapal self propelled urea barge (SPUB) telah didesain khusus sehingga mampu mendistribusikan muatan urea curah dengan kapasitas yang lebih besar. Kapal yang dimiliki bisa mengangkut lebih dari 2000 ton atau setidaknya bisa melebihi 280 ton per tahunnya.
“Kalau kondisi perairan lebih tinggi lagi, bisa daya angkutnya melebihi dari 8.500, bahkan bisa mencapai 10.000 ton. Sementara kapal yang lainnya tetap difungsikan sebagai penambah kapasitas angkutan” tutur Sulga Gnie di Palembang, kemarin.
PT Pusri Palembang berencana menambah lima kapal SPUB sebagai penunjang sarana angkutan di Sungai Musi. Selain itu, Pusri Palembang pada tahun 2014 ini, menargetkan produksi diatas 2 juta ton.
“Tahun ini baru satu kapal, nanati akan ada peningkatan dua kapal pada tahun berikutnya. Tentunya juga ini berpengaruh pada peningkatan produksi yang dilakukan oleh PT Pusri Palembang akan datang,” jelasnya.
Dia menuturkan penyediaan kapal baru ini juga menjadi persiapan untuk peningkatan produksi pada tahun 2015 karena PT Pusri Palembang bukan hanya mendistribusikan pupuk dalam negeri, tetapi untuk ekspor. “Kalau sistem distribusi berjalan dengan lancar, tentunya pupuk urea tidak mengalami penumpukan di dalam gudang,” tuturnya.
Dia mengatakan walaupun pabrik PT Pusri sudah berusia tua, dalam tingkatan produksi, PT Pusri mamapu mencapai target hingga 98 persen dengan kapasitas produksi mencapaia 1,9 juta ton per tahun. Untuk tahun 2004 ini , Pusri Palembang menargetkan produksi 2.050 juta ton.
“Kendala produksi hampir tidak ada, kecuali pabrik sudah tua. Untuk itu, Pusri sekarang lagi fokus untuk meningkatkan produksi dengan pembangunan pabrik IIB yang sedang berlangsung. Untuk pasokan gas juga aman”, katanya.
Revitalisasi bagi Pusri Palembang dengan kondisi pabrik yang dimiliki sudah tua, dari empat pabrik yang dimiliki (IB, II, III, IV) rata-rata sudah berusia lebih dari 30 tahun. Hanya pabrik Pusri IB yang usianya terbilang muda, dibangun tahun 1990.
Bagi Pusri , untuk meningkatkan produksi, dan menekan biaya pengeluaran, dibutuhkan revitalisasi pabrik baru yang lebih modern dengan mengurangi konsumsi gas dan mengganti dengan teknologi baru, yaitu batu bara.
Bagikan
04 November 2024
RESTO APUNG SESERA, LESTARIKAN KULINER KHAS PALEMBANG05 November 2024
Temu Tani & Tinjauan Aset29 October 2024
Buletin Pusri Edisi 309