12 March 2014
Untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mencapai swasembada benih di tahun 2018, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang selaku produsen pupuk dan penerima penugasan pemerintah pusat dalam program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasi Korporasi), tergerak melaksanakan pembinaan terhadap petani untuk melakukan penangkaran beni padi unggul.
Pusri pun mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah berupa pinjaman lahan seluas 8 hektare di Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. “Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah setempat atas support-nya terhadap arahan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Dr Ir Sumarjo Gatot Irianto MS DAA, agar Pusri menindaklanjuti program penangkaran benih unggul di wilayah Sumsel,” ujar Direktur Komersil PT Pusri Palembang, Bambang Lesmoko di acara Panen Raya dan Peluncuran Perdana Benih Padi oleh PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Keberhasilan kegiatan penangkaran benih unggul tidak terlepas dari bimbingan dan arahan berbagai pihak. Khususnya Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSP) Provinsi Sumsel. Selain itu, juga mendapat dukungan dari PPL dan UPTD setempat.
Ke depan, Pusri akan memproduksi benih unggul melalui anak perusahaan Pusri yaitu PT Sri Aneka Karyatama (PT SAK), dengan merek dagang SRI BUMI “Beni Unggul Mutu Tinggi”.
Penangkaran benih SRI BUMI ini salah satu upaya Pusri menjawab persoalan kelangkaan benih bermutu di kalangan petani. Sulitnya mendapatkan benih padi berkualitas merupakan kendala yang cukup merugikan petani, karena hasil produksi pertanian menjadi tidak optimal. Penangkaran benih ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para petani dalam memproduksi benih padi unggul berkualitas. Selain itu, juga untuk meningkatkan pendapatan petani melalui produksi benih padi unggul serta mengurangi resiko kegagalan penangkaran benih padi.
Desa Talang Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Banyuasin dipilih menjadi lokasi penangkaran benih SRI BUMI varietas Situbagendit untuk mengenal kegiatan penangkaran benih kepada petani. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan produksivitas hasil pertanian yang rata-rata berkisar 4-5 ton per hectare agar menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Selain itu, juga untuk mengoptimalkan kembali produktivitas lahan di desa tersebut yang biasanya hanya dapat digunakan satu kali tanam per tahun, kini diupayakan agar dapat digunakan untuk dua kali tanam dalam satu tahun.
Sumber : Sumatera Ekspres
Bagikan
04 November 2024
RESTO APUNG SESERA, LESTARIKAN KULINER KHAS PALEMBANG05 November 2024
Temu Tani & Tinjauan Aset29 October 2024
Buletin Pusri Edisi 309