Pusri Tekan Efisiensi Pabrik
Palembang, RP - Setelah berencana mematangkan pelaksanaan restrukturisasi per januari 2011, PT Pusri juga akan konsen terhadap revitalisasi pabrik II B yang sudah cukup tua dan boros. Sebagai back up, bakal dibangun pabrik urea di Cepu (Jawa Tengah) yang diharapkan bisa mengemat biaya distribusi hingga USD 50 juta.
Direktur Produksi PT Pusri Holding Indra Jaya , Mengatakan , jika sudah terjadi restrukturisasi maka PT Pusri Palembang akan segera melakukan revitalisasi pabrik Pusri II B. "Pabrik yang ada sekarang adalah pabrik yang sudah berusia tua dan tidak efisien lagi. Diharapkan tahun 2011 sudah harus jalan revitalisasi pabrik Pusri II B ini," ujarnya.
Meski diakuinya, revitalisasi tiga dari empat pupuk milik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) cukup mendesak dilakukan karena ketiganya sudah berusia di atas 30 tahun. Namun yang paling prioritas sekarang ini paling tidak satu pabrik, mengingat kondisinya yang sudah tua dan bisa menggangu efisiensi kerja.
"Pabrik itu menggunakan teknologi tahun 70-an, tentu saja boros bahan bakar minyak dan tingkat polusinya masih tinggi," katanya.
Ia mengakui, walaupun tiga dari empat pabrik itu berusia tua, pabrik-pabrik itu masih bisa mencapai target produksi. Dengan revitalisasi, kapasitas produksinya bisa dua kali lipat dari yang diproduksi sekarang ini, lebih bisa menghemat bahan baku dan teknologinya ramah lingkungan. Soal anggaran, diprediksi bisa mencapai sebesar 700 juta dolla Amerika Serikat atau sekitar Rp 6,3 triliun.
Ini Juga menjadi pertimbangan, agar suplai gas ke depan bisa terjamin dengan direvitalisasinya pabrik, karena keterjaminan produksi saat kontrak gas bisa terus berlangsung dibandingkan sebelum revitalisasi yang masih ada pihak meragukan untuk suplai.
Sementara itu, sebelumnya Dirut PT Pusri Holing Arifin Tasyrif juga telat menegaskan, pihaknya sudah siap actoin di 2011, baik revitalisasi ataupun persiapan rencana pembangunan pabrik.
Seperti urea di Cepu Jawa Tengah diharapkan bisa menghemat distribusi hingga USD 50 juta karena pabrik bisa lebih dekat. Banyaknyo konsumen di Jawa Tengah mempengaruhi biaya produksi bisa lebih hemat sebesar itu.
Di TAA? "TAA juga, kita siap, tegasnya. Tapi masih menunggu bagaimana kesiapan lagi-lagi suplai gas. Apakah akan diambil murni perusahaan migas yang sudah ada atau bahkan bisa menggunakan energi terbaru seperti gas dari cool bed methane (CBM) yang katanya sudah mulai produksi 2011 di Sumsel.
"Kalau CBM ini lebih bagus, kenapa tidak. Kalau saya sih, yang penting harganya memungkinkan untuk Pusri kita ambil," tegas Tasyrif. Dari sisi kualitas CBM juga justru lebih bersih dan bagus. Soal persiapan riil?" Masih tergantung negosiasi juga nanti, termasuk pemda nantinya bagaimana," tegasnya lagi. (ayu)