06 July 2015
RMOL. Untuk meningkatkan kuantitas produksi, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) sudah menyiapkan pabrik yang ditargetkan beroperasi penuh pada 2016 mendatang.
Pabrik baru II B PT Pusri ini, ungkap Direktur Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Beny Hariyoso kepada Rakyat Merdeka Online Sumsel, akan menggantikan pabrik lama, yang akan full dimatikan.
"Pabrik lama tidak efisien lagi untuk melakukan produksi. Dengan adanya existing pada pabrik II, secara otomatis, gas lama akan dipakai pabrik II B," tuturnya.
Benny menerangkan, pabrik baru yang mampu memproduksi 2,61 juta ton per tahun tersebut, pekerjaan fisik pembangunan sudah hampir selesai, dengan persentase pembangunan sudah mencapai 95 persen.
"Berdasarkan jadwal yang disampaikan pihak kontraktor, uji coba perdanaa akan dilakukan pada pada Desember 2015," jelasnya kemarin, Sabtu (4/7).
Benny melihat, pembangunan pabrik bari menggantikan pabrik lama, sudah sesuai dengan rencana. Untuk peralihan gas lama dari pabrik II, tidak ada masalah, dan siap beroperasi penuh pada Maret 2016.
Setelah uji coba pada Desember 2015 mendatang, tes pengoperasian pabrik tahap pertama untuk memastikan semua kapasitas terpasang, akan dilakukan pada Januari hingga Februari 2016. Pusri akan membantu kontraktor untuk membuat rekayasa uji peningkatan pabrik agar benar-benar bisa menjalankan target produksi.
"Jika sebemnya pabrik Pusri II yang dibangun pada tahun 1974 dapat memproduksi dengan kapasitas 450.000 ton per tahun. Dengan existing ke Pusri II B, maka akan menambah produksi pupuk yang dilakukan Pusri," ulasnya.
Selain untuk meningkatkan produksi, pembuatan pabrik baru Pusri ini juga dibangun lebih ramah lingkungan. Meskipun energi gas pada pabrik lama masih dipakai, pada pabrik baru ini, energi utama yang dipakai adalah energi Batubara.
"Untuk semua kebutuhan produksi pada pabrik Pusri II B ini, akan menggunakan Batubara sebagai energi utamanya. Sementara energi gas hanya untuk proses pembuatan pupuk," tuturnya.
Penggunaan energi Batubara pada Pabrik Pusri II B ini, akan memakai teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea.
Rencana proyeksi dengan kapasitas terpasang untuk pabrik amonia 2.000 ton per hari (660.000 ton per tahun), dan pabrik urea 2.750 ton per hari (907.500 ton per tahun), akan jauh lebih ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU/ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea.
"Setelah pembangunan pabrik urea dan amonia yang baru ini, kedepan Pusri juga sedang mendirikan pabrik pupuk npk yang ditargetkan selesai pada September 2016. Dengan begitu, ada dua pabrik npk di lahan 4 hektare, yang diharapkan akan mampu memproduksi pupuk npk dengan target 100 ton per tahun, sesuai terget Pusri di tahun 2016," tandasnya. [rhd]
Bagikan
04 November 2024
RESTO APUNG SESERA, LESTARIKAN KULINER KHAS PALEMBANG05 November 2024
Temu Tani & Tinjauan Aset29 October 2024
Buletin Pusri Edisi 309