Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwijaya membutuhkan lahan seluas 1.000 hektare untuk membangun pabrik baru di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Beny Haryoso di Palembang, Senin, mengatakan saat ini perusahaannya menunggu realisasi KEK yang ditargetkan pemerintah mulai beroperasi pada akhir 2015. "Pada prinsipnya, Pusri siap saja. Tinggal menunggu informasi dari pemerintah," kata Benny.
Ia mengatakan, pembangunan pabrik baru di KEK TAA itu merupakan rencana pengembangan perusahaan tahap berikutnya, setelah menuntaskan pembangunan pabrik Pusri II-B.
"Nanti yang TAA direncanakan semuanya memakai batu bara, tidak ada lagi yang memakai gas seperti di Pusri II-B," kata dia.
Terkait dengan kesiapan pendanaan pembangunan pabrik seluas 1.000 hektare itu, menurut Benny tidak perlu diragukan karena perbankan skala nasional dan daerah sudah menyatakan kesediaan.
"Seperti halnya dengan pembangunan Pusri II-B yang didanai beberapa perbankan, rencananya pembangunan pabrik baru di TAA juga begitu," kata dia.
Pemprov Sumsel melalui Disperindag sudah menyiapkan dana hingga Rp51 miliar untuk membebaskan lahan 217 hektare, dari total KEK di TAA seluas 2.030 hektare pada 2015. Pada tahun 2016, PMU menargetkan pembebasan lahan tahap kedua hingga 725 hektare dengan kebutuhan dana sekitar Rp106 miliar di APBD tahun depan.
Usai mendapatkan kepastian dukungan anggaran dari Presiden Joko Widodo, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan fokus untuk penyediaan sejak Maret 2015, proses pembebasan lahan sudah dimulai yakni dengan target lahan seluas 217 hektare.
Namun, rencana ini harus molor karena terkendala pada persoalan khas pembebasan lahan yakni kurang otentiknya batas wilayah objek lahan.