08 September 2014
Palembang - Proyek revitalisasi satu dari empat pabrik pupuk paling tua milik PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang, Sumatera Selatan, yang dilakukan sejak pertengahan 2013 kini mencapai lebih dari 60 persen.
"Perkembangan proyek revitalisasi atau pembangunan pabrik baru Pusri II B hingga September 2014 berjalan lancar sesuai target. Melihat kondisi tersebut kami optimistis pabrik baru itu bisa mulai beroperasi pada November 2015," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Sulfa Ghanie, di Palembang, Senin (8/9).
Menurut dia, pembangunan pabrik baru tersebut sekarang dalam tahap penyelesaian pekerjaan sipil, merangkai instalasi pipa pabrik, dan pembangun tiang penyangga pipa cerobong asap.
Selain itu, sedang dilakukan pemasangan peralatan pabrik yang mulai dikirim secara bertahap oleh pemasok dari luar negeri seperti perusahaan Jerman, India, Korea, dan perusahaan Jepang, katanya.
Dia menjelaskan, saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun.
Namun, karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik tersebut, kata Sulfa Ghanie, rata-rata usianya 35 tahun ke atas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.
Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri I B yang dibangun pada 1994.
Untuk meningkatkan produksi pupuk urea dan amonia, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974.
Proyek revitalisasi pabrik tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp 7,4 triliun.
Pabrik Pusri II B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology, untuk pabrik amonia dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licensor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri II B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.
Jika proyek revitalisasi tersebut berjalan sesuai rencana, pabrik baru yang diperkirakan sudah mulai berproduksi pada penghujung 2015 itu mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun, kata Sulfa.
Penulis: /FEB
Sumber:Antara
Bagikan
04 November 2024
RESTO APUNG SESERA, LESTARIKAN KULINER KHAS PALEMBANG05 November 2024
Temu Tani & Tinjauan Aset29 October 2024
Buletin Pusri Edisi 309