PABRIK NPK II Fusion yang dibangun PT Pupuk Sriwidjaja sudah selesai dibangun. Kini, sedang dalam tahap uji coba produksi atau performance test sebelum nantinya bisa memproduksi pupuk NPK (nitrogen phospat kalium) sebanyak 200.000 ton pertahun. Saat ini Pusri mampu memproduksi NPK sebanyak 100.000 ton pertahun, artinya jika nantinya pabrik baru ini beroperasional maka akan mampu memproduksi hingga 300.000 ton per tahun.
Direktur Utama PT Pusri Palembang, Mulyono Prawiro mengatakan, saat ini ujicoba pabrik baru masih dilakukan. "Kami yakin awal tahun nanti pabrik baru kita ini akan bisa beroperasional, dan sudah dapat mengkomersialkan pupuk NPK sebanyak 200.000 ton per tahunnya," ujar Mulyono Prawiro, Selasa (17/12/2019).
Dengan adanya pabrik tersebut, Pusri mendukung ketahanan pangan nasional. Mulyono menuturkan, angka 200.000 ton per tahun ditambah dengan produksi dari pabrik lama 100.000 ton ini belum begitu besar dibanding dengan produksi NPK dari perusahaan pupuk lain. Jumlah ini akan mampu mendukung pasokan pupuk untuk sejumlah daerah.
Pabrik baru ini, kata Mulyono, juga mendukung strategi perseroan untuk melakukan inovasi dan efisiensi, diversifikasi, dan juga digitalisasi. "Semoga operasional pabrik ini dapat membuat Pusri semakin sustain dan mendukung pembangunan bangsa, terutama di bidang pertanian," ucapnya.
Mulyono menuturkan, produksi pabrik yang dibangun sejak tahun lalu itu akan ditingkatkan bertahap hingga mencapai 1 juta ton per tahun. Menurut dia, NPK merupakan produk pupuk yang dibutuhkan sektor pertanian pada masa depan karena memiliki unsur majemuk.
Diakuinya, kedepan produksi Pusri Palembang bakal mencakup NPK sebanyak 300.000 ton, urea sebanyak 2,6 juta ton dan amoniak sebanyak 1,5 juta ton per tahun. Menurut Mulyono saat ini pihaknya sudah memenuhi kebutuhan pupuk urea untuk Sumsel, Lampung, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat. Selanjutnya akan diperluas ke Kalimantan Selatan dan Tengah.
Sementara untuk pupuk NPK, pemasaran tersebar di Sumsel, Lampung dan Jambi. Namun demikian belum sampai ke Jawa mengingat kapasitas produksi yang masih terbatas. "Tak hanya itu kami juga telah mengekspor urea untuk pasar negara Asia Tenggara, Asia Timur dan saat ini kami mulai melirik pasar India," terang Mulyono.
Terkait dengan harga gas saat ini, Mulyono menilai harga gas dinilai belum bersahabat bagi Pusri. Ia menuturkan, saat ini masih terdapat dua pabrik lama milik Pusri yang boros penggunaan gas. Pihaknya berencana akan kembali melakukan revitalisasi pabrik guna menekan konsumsi gas ditengah melejitnya harga gas saat ini. "Pabrik-pabrik lama yakni Pusri 3 dan 4 akan kita revitalisasi dengan pabrik baru III B. Sebab, jika tidak segera direvitalisasi penggunaan gas boros," ujarnya. (OL-3)
Sumber : https://mediaindonesia.com/read/detail/278291-pabrik-pusri-npk-ii-fusion-mulai-dioperasionalkan