TEMPO Interaktif, Palembang --Direktur Utama PT Pusri Arifin Tasrif menyatakan restrukturisasi yang akan dilakukan perusahaan, tidak akan mengorbankan karyawan. PT Pusri rencananya akan menjadi holding bagi perusahaan pupuk.
Ia melanjutkan, sebaliknya restrukturisasi diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan. Perusahaan pupuk tertua di Indonesia ini akan makin lincah bergerak. “Nama holdingnya tetap pakai nama Pupuk Sriwijaya namun akan dibuat lagi anak perusahaan yang bernama Pupuk Sriwijaya Palembang yang kedudukannya sejajar dengan anggota holding lainnya,” katanya.
Direksi diberi tengat waktu hingga akhir tahun ini untuk menyelesaikan restrukturisasi. Skea sistem spin off juga sudah disepakati, dengan mendirikan perusahaan baru bernama PT Pusri Palembang. Selain itu akan dilakukan transaksi pemisahan sebagian aktiva dan pasiva yang berkaitan dengan produksi dan distribusi pupuk dari Pusri ke Pusri Palembang.
Dengan skema ini maka PT Pusri Holding akan mengelola PT Pusri Palembang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Rekayasa Industri dan PT Mega Eltra. Dipilihnya skema spin off juga karena potenansi total pajak yang ditimbulkan dari pemisahan (spin off) sekitar 0,5 triliun .
“Ini juga masih dimintakan keringan kepada pemerintah,”katanya. Potensi pajak akan makin besar jika dipakai skema pembentukan BUMN baru. Dengan menggunakan estimasi pasar, saham Pusri dan anak-anak perusahaan diperkirakan nilainya mencapai Rp 45 triliun. Potensi pajak berkisar Rp. 3,5 triliun.
Sementara Direktur Produksi PT Pusri Holding, Indra Jaya mengatakan jika sudah terjadi restrukturisasi maka Pusri Palembang segera melakukan sejumlah langkah yaitu melakukan revitalisasi Pabri II B. Sebab pabrik yang lama sudah tua dan tidak lagi efisien. “Diharapkan tahun 2011 sudah harus jalan revitalisasi pabrik II B ini,:kata Indra.