Laba Bersih Pupuk Sriwidjaja Naik 226%
PALEMBANG (IFT) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang membukukan kenaikan laba bersih 226% menjadi Rp1,2 triliun di 2011 dibanding realisasi tahun sebelumnya. Eko Sunarko, Direktur Utama Pusri Palembang, mengatakan sejak dipisahkan (spin off) dari induk usahanya PT pupuk Sriwidjaja (Pusri) Holding yang kemudian berubah nama menjadi PT Pupuk Indonesia Holding, kinerja perseroan makin positif seiring dengan langkah pengembangan dan efisiensi di seluruh lini.
"Kami bisa konsentrasi dan tidak lagi mengurusi perusahaan pupuk lainnya. Hasilnya juga memang cukup positif," kata dia di Palembang, Kamis.
Pusri Palembang sebelumnya merupakan induk holding yang memimpin operator pabrik pupuk di Indonesia, seperti PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik dan dua perusahaan non produsen pupuk, PT Rekayasa Industri dan PT Mega Eltra.
Menurut Eko, laba bersih tahun ini diproyeksikan juga akan bertumbuh seiring dengan pencapaian 2011. Apalagi penjualan pupuk non subsidi cukup baik, meski sebagai operator Pusri mendapat kepercayaan menyalurkan urea bersubsidi untuk petani sekitar 80% dari produksi.
Namun kata dia, penjualan urea nonsubsidi untuk kebutuhan sektor perkebunan dan industri harganya cukup tinggi, selain juga untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
Selain itu kebijakan ekspor dari holding berdampak besar bagi kemajuan Pusri palembang, sebab Pusri tidak perlu menunggu saat gudang penuh di seluruh lin baru diizinkan ekspor.
Artinya saat ini jika harga bagus di pasaran luar negeri Pusri bisa ekspor, hal itu yang menjadi perolehan laba 2011 cukup baik. dibanding 20120 saat holding.
"Tetapi tetap 80% dari produksi tersebut kebutuhannya untuk kebutuhan subsidi sesuai dengan penugasan pemerintah," tegas dia.
Zain Ismed, Sekretaris Perusahaan Pusri Palembang, menambahkan untuk perolehan laba tahun ini belum bisa diproyeksinkan apalagi saat ini adanya gejolak ekonomi di negara-negara Eropa.
Namun kita tetap optimistis kinerja teus membaik, terlebih dengan efisiensi yang diterapkan Pusri mampu menekan beban belanja 9% kata dia.
Zain mengatakan produksi urea Pusri Palembang mencapai 1,9 juta ton per tahun dari empat pabrik, yakni Pusri II, III, IV, dan IB. Dari total produksi pupuk Pusri, 80% dialokasiakn untuk kebutuhan petani Indonesia dan sisanya untuk kebutuhan non subsidi dan ekspor.
"Ekspor pada tahun 2011 hanya sekitar 110.433 ton, sementara penyaluran untuk sektor perkebunan mencapai 549.253 ton serta industri mencapai 364.619 ton," tandasnya.