Sebanyak 290 ton pupuk yang seharusnya diterima petani di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, hilang di pasaran. Pupuk jatah untuk Juni-Juli pasokan salah satu distributor yang ditunjuk PT Pupuk Kalimantan Timur itu diduga sengaja ditimbun untuk disalurkan ke daerah lain.
Berdasarkan temuan dewan perwakilan rakyat daerah setempat, distributor yang memperoleh jatah sebanyak 560 ton pupuk pada Juni-Juli hanya menyalurkan sekitar 270 ton. Sisanya, 290 ton pupuk, tidak jelas dibagikan ke daerah mana saja. Akibatnya, petani di Kabupaten Blora kesulitan mendapatkan pupuk. Kalaupun ada harganya mahal.
Di Blora terdapat delapan distributor pupuk yang ditunjuk PT Pupuk Kalimantan Timur. "Kami akan mengundang pihak Pupuk Kaltim untuk memperoleh penjelasan ke mana jatah pupuk itu disalurkan," kata Singgih Hartono, anggota DPRD Blora, kemarin.
Singgih menjelaskan jatah pupuk yang hilang sebenarnya untuk petani di Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Bogorejo, dan Kecamatan Jepon. Para petani di daerah itu kini kesulitan memperoleh pupuk. "Kalaupun ada, jumlahnya sedikit dan harganya dinaikkan oleh penjual," tuturnya.
Dia mengungkapkan kebutuhan pupuk untuk Blora pada 2006 mencapai 44.617 ton. Saban bulannya rata-rata 2.500 ton selama musim kemarau dan sekitar 5.000 ton untuk musim tanam. Jatah pupuk tersebut didistribusikan oleh delapan distributor yang ada di Blora.
Kepala Subdinas Perdagangan Dinas Perindustrian Blora Riyanto belum tahu hilangnya jatah pupuk. Dia akan mengecek dulu ke distributor. "Informasi hilangnya jatah pupuk baru saja kami dengar," katanya.
Riyanto mengakui kantornya selalu mendapatkan tembusan dari PT Pupuk Kalimantan Timur soal mekanisme distribusi pupuk. Sehingga mudah diketahui kebutuhan pupuk berdasarkan plafon dan realisasi di lapangan. SUJATMIKO