IPAL PT Pusri Dikritisi Komisi VII DPR RI
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Pusri yang berlokasi di Palembang mendapat kritikan tajam dari Komisi VII DPR RI.
Kalangan dewan mensinyalir limbah cair milik pabrik pupuk terbesar di Indonesia itu masih mengandung berbagai bahan berbahaya ketika dialirkan ke sungai Musi. Raut kekecewaan terlihat jelas dari wajah anggota tim Komisi VII DPR RI yang membawahi bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Ristek, dan Lingkungan Hidup saat berkunjung ke IPAL milik PT Pusri kemarin.
Anggota Komisi VII DPR RI Nizar Dahlan mengatakan,IPAL yang dimiliki PT Pusri sebenarnya sudah baik, namun masih terdapat kekurangan yang sesungguhnya sangat penting artinya. Nizar dan rombongan Komisi VII lainnya mempertanyakan mengenai tidak adanya kolam sampling yang berisi ikan yang digunakan sebagai indikator apakah air hasil olahan IPAL sudah dalam kondisi aman atau belum (ikan sebagai makhluk hidup yang menggunakan air tersebut).
?Memang itu hal sepele,tapi justru di situ kita bisa tahu apakah limbah cair yang telah diolah dalam IPAL masih berbahaya atau tidak,?ujarnya saat mengunjungi IPAL PT Pusri kemarin. Senada dengan Nizar, anggota Komisi VII DPR RI yang berasal dari Sumatera Selatan Nazarudin Kiemas mengungkapkan hal yang tidak jauh berbeda.
Bahkan, Nazarudin menyampaikan pernyataan yang lebih keras mengenai pengelolaan limbah,khususnya limbah cair yang dilakukan PT Pusri selama ini.?Perusahaan ini kanbukan perusahaan kemarin sore. Sudah hampir 50 tahun mereka beroperasi, tapi pengelolaan limbah mereka belum juga mapan.Ada apa ini? Saya minta mereka lebih serius dalam penanganan limbah cair ini,?tegasnya.
Lebih lanjut politisi PDIP itu mengatakan,dari laporan Menteri Keuangan tahun 2007 ini,PT Pusri termasuk dalam salah satu pabrik pupuk yang memperoleh kenaikan keuntungan paling signifikan, yang mencapai angka sekitar Rp1,8 triliun. Dengan keuntungan sebesar itu, Nazarudin mempertanyakan mengapa PT Pusri tidak juga serius dalam hal pengelolaan limbah.?
Keuntungan yang diraih tahun ini kan luar biasa.Cobalah sisihkan keuntungan itu untuk dialokasikan kepada peningkatan teknologi IPAL,kanbukan buat siapa-siapa tapi buat keberlangsungan dan kebaikan PT Pusri sendiri ke depannya,? kata adik Taufik Kiemas itu. Nazarudin mengungkapkan, dalam persoalan lingkungan hendaknya PT Pusri lebih terbuka dan tidak perlu menutup-nutupi persoalan yang ada.
Hal itu dimaksudkan Nazarudin supaya orang atau lembaga yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan limbah, terutama IPAL yang lebih baik dapat dimanfaatkan PT Pusri. Selain itu ditegaskannya, masalah lingkungan tidak cukup hanya sesuai standar baku mutu tapi harus terbukti dengan nyata di lapangan.
?Saya tegaskan persoalan lingkungan gak cukup hanya dengan memberikan berbagai kompensasi terhadap masyarakat sekitar. Perbaiki IPAL sekarang juga dan saya yakin komplain dari masyarakat akan hilang dengan sendirinya kalau Pusri beres mengurus limbahnya,? tandasnya.
Sementara itu Direktur Produksi PT Pusri Indra Jaya HM mengatakan, pengelolaan limbah PT Pusri yang dinilai oleh pemerintah masih menunjukkan status biru.Indra mengaku di PT Pusri untuk urusan pengelolaan limbah memang masih banyak kekurangan.Dia menegaskan, hal itu telah menjadi komitmen pihaknya untuk menaikkan tingkat atau status pengelolaan limbah ke tingkat yang lebih baik lagi.
?Saat ini status kita biru dan kita akan terus berusaha untuk mencapai status hijau ataupun emas dalam pengelolaan limbah perusahaan.Artinya, pengelolaan limbah perusahaan sudah sangat baik dan sempurna,?katanya menjawab pertanyaan anggota DPR RI.
Selain itu,dalam pertemuan dengan anggota DPR RI kemarin, Indra mengungkapkan berbagai kendala yang menyebabkan tidak maksimalnya sistem pengelolaan limbah, khususnya limbah cair di perusahaan yang mulai berproduksi pada tahun 1963 itu.
Kendala tersebut di antaranya adalah keterbatasan lahan.Oleh sebab itu pula saat ini PT Pusri tengah menjalin kerja sama dengan Fakultas Teknik Kimia Universitas Gajah Mada untuk mencari teknologi lebih baik dalam mengurangi kadar bahan berbahaya dalam limbah cair yang akan dialirkan kembali ke sungai Musi.
?Sebenarnya kita sudah berupaya semaksimal mungkin membuat IPAL yang baik. Namun karena berbagai keterbatasan yang dimiliki PT Pusri, baru inilah yang dapat kami lakukan.Tapi,masukan dari DPR RI ini sangat berharga bagi kami untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan sistem IPAL yang ada,?ucapnya. (CR 03)