Distributor Pupuk Akan Dikurangi
Jumlah agen pupuk bersubsidi akan dikurangi. Selain terkait dengan pengurangan kuota pupuk urea subsidi untuk Nanggroe Aceh Darussalam, pengurangan juga dilakukan untuk mencegah perembesan pupuk ini.
Kepala Badan Ketahanan Pangan NAD Iskandar Ahmad di Banda Aceh, Jumat (8/2), mengatakan, pihaknya sudah mengajukan pengurangan agen karena melihat ketidakefektifan distribusi pupuk. ?Namun, kalau mengenai jumlah saya belum bisa memastikan. Kami juga belum bicara kepada PT Pusri selaku distributor di Aceh,? katanya.
Dia menjelaskan, Departemen Pertanian mengurangi jatah pupuk urea bersubsidi untuk tahun 2008 menjadi hanya 51.000 ton, dari 67.000 ton pada tahun 2007. Pengurangan jatah tersebut terkait dengan rendahnya tingkat penyerapan urea oleh petani yang hanya sekitar 59.000 ton.
Meski terjadi pengurangan, kata Iskandar, beberapa daerah sentra beras di Aceh meminta tambahan kuota. Daerah-daerah tersebut antara lain Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Aceh Utara.
Iskandar mengaku sudah meneruskan permintaan tersebut kepada pemerintah pusat, namun belum ada jawaban. ?Realisasi jatah untuk tahun 2008 juga belum ada.
Mungkin pada pertengahan tahun sudah ada kepastian itu,? katanya.
Pengurangan jumlah agen, kata Iskandar, juga untuk memangkas dan mempermudah penyaluran serta pengawasan distribusi pupuk subsidi tersebut kepada para petani. ?Selama ini sangat sulit pengawasannya karena tidak ada yang mengawasi sampai pada level terendah. Tidak ada yang tahu kalau memang terjadi perembesan pada perkebunan karena subsektor ini memang banyak membutuhkan,? katanya.
Khawatirkan pupuk.
Dewan Jagung Nasional mengkhawatirkan penurunan produksi jagung akibat kelangkaan pupuk di seluruh Indonesia. Ketua Bidang Usaha dan Kemitraan Sumatra Corn Belt Dewan Jagung Nasional Adhie Widihartho, Jumat (8/2), mengatakan, petani jagung mengeluhkan tidak adanya pupuk urea, KCl, dan Sp36. Kalaupun ada, harganya melambung.
?Para stakeholder perlu duduk bersama dan membicarakan ini. Sulitnya memperoleh pupuk kontraproduktif dengan rencana pemerintah mendorong produksi tanaman pangan,? kata Adhie.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi memastikan stok pupuk urea di Sumbar mencukupi. ?Memang ada kapal pengangkut pupuk yang terlambat masuk. Namun, kita punya cadangan dari stok Januari,? katanya. (ART/MHD)