Dipastikan PT Pupuk Kujang Merugi Rp 320 M
Tahun ini, PT Pupuk Kujang dipastikan akan merugi sekitar Rp 320 miliar dari hasil pejualan pupuk urea. PT Pupuk Kujang meminta pemerintah mensubsidi harga pupuk urea hingga Rp 900 ribu per ton.
Data yang dihimpun Republika dari Biro Komunikasi, PT Pupuk Kujang, menunjuukkan, harga produksi pupuk urea (HPP) tahun 2006 mencapai Rp 1,9 juta per ton. Sementara pupuk urea bersubsi dari PT Pupuk Kujang yang dijual ke masyarakat seharga Rp 1,5 juta per ton. Tahun 2006, rencanya PT Pupuk Kujang akan memproduksi pupuk urea sebanyak 800 ribu ton.
Kepala Biro Komunikasi PT Pupuk Kudjang, Arifin mengatakan, tingginya HPP tersebut disebabkan meningkatnya harga gas bumi. Gas bumi tersebut, papar dia, merupakan salah satu bahan produksi pupuk urea. Kerugian yang dialami PT Pupuk Kujang sebesar Rp 400 ribu per ton. Tahun ini, tutur dia, PT Pupuk Kujang akan memproduksi 800 ribu ton.
''Kami harus membeli gas bumi dengan harga kontrak tahun 2006, setelah harga BBM naik,'' ujar Arifin di sela sosialisasi distribusi pupuk urea kepada jajaran Polres dan Polresta se-Jabar di Hotel Horison Bandung, Senin (31/7).
Sementara perusahaan produksi pupuk lainnya, lanjut Arifin, masih membeli gas bumi dengan harga kontrak sebelum kenaikan BBM. Ia menjelaskan, kontrak pembelian gas bumi antara PT Pupuk Kujang dan Pertamina, baru dijalin awal tahun 2006.
Soalnya, papar dia, kontrak pembelian gas bumi yang lama, baru saja berakhir awal tahun 2006. Arifin menjelaskan, ancaman kerugian tersebut sudah disampaikan ke Departemen Pertanian. Dalam keluhan kepada Deptan, sambung Arifin, PT Pupuk Kujang meminta adanya subsidi harga pupuk urea hingga Rp 900 ribu per ton.
Arifin menjelaskan, dalam usulan ke Deptan tersebut, PT Pupuk Kujang akan meningkatkan HPP termasuk keuntungannya (10 persen) sebesar Rp 2,1 juta per ton. Dari HPP Rp 2,1 juta itu, papar dia, pemerintah harus mensubsidinya hingga Rp 900 ribu.