PALEMBANG – Alokasi pupuk urea bersubsidi tahunini ditetapkan sebesar 1,29 juta ton, turun 0,31 juta ton dari alokasi tahun lalu yang mencapai 1,6 juta ton. Alokasi tersebut berdasarkan penugasan dari Menteri Pertanian.
Manager Hubungan Masyarakat (Humas) PT Pusri, H Sulfa Ganie, mengatakan urea bersubsidi tersebut diperuntukkan untuk melayani kebutuhan petani di Sembilan area pemasaran PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) meliputi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung. Kemdudian Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jogjakarta.
Menurut Sulfa, penurunan alokasi menjadi kewenangan Kementerian Pertanian. “Tapi bisa jadi karena musim dan iklim yang tidak bagus sejak awal tahun ini, serta ditambah oleh penyerapan tahun lalu yang hanya tercapai 80 persen dari jatahyang diberikan,” ujarnya.
Namun, katanya, penurunan alokasi tersebut tidak menjadi soal karena kelebihan kapasitas produksi bisa dialihkan pad apasara komersial, sehingga akan mendongkrak laba perusahaan. Kendati demikian, alokasi pupuk bersubsidi itu sendiri bersifat progresitas. “Jadi kalau kebutuhan petani atau penyerapannya besar bisa kembali di evaluasi agar (jumlahnya-red) alokasi dinaikkan setelah satu semester berjalan,” tukasnya. (vin/cel)