Pusri News

Mass Media News

Find out the latest information about Pusri from the media spotlight.

news-1

25 November 2024

Pusri siap dukung program kedaulatan pangan nasional
Sleman (Antara Jogja) - PT Pupuk Sriwidjaja siap untuk mendukung program kedaulatan pangan yang dicanangkan pemerintah dengan menyediakan produk pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi.

"Pupuk ini bagian dari infrastruktur yang sangat penting dari bagian cita-cita Indonesia untuk berdaulat pangan," kata Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Zain Ismet di Sleman, Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, pemerintah telah punya komitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan di seluruh daerah di Indonesia, sehingga program ini harus didukung sepenuhnya.

"Kami selaku produsen pupuk siap untuk mendukung, karena pupuk merupakan bagian penting dalam sektor pertanian dan perkebunan," katanya.

Ia mengatakan, saat ini produksi pupuk PT Pusri memang belum optimal, yakni baru mencapai 9,5 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan nasional mencapai antara 13 juta ton hingga 14 juta ton per tahun.

"Sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi produksinya. Sebenarnya bisa dipenuhi dalam negeri, hanya terkendala harga bahan baku tinggi," katanya.

Zain mengatakan, bahan baku pembuatan pupuk urea adalah gas alam, kemudian air dan udara.

"Gas alam masih beli dari Pertamina berupa pertagas dan petco. Komponen bahan baku gas ini 70 persen dari harga pokok penjualan. Selama ini kami harus bayar dengan Dollar Amerika Serikat. Sedangkan harga gas tiap tahun naik," katanya.

Ia mengatakan, selain itu kontrak-kontrak masih jangka pendek lima tahun sehingga kesulitan untuk perencanaan jangka panjang.

"Kami juga mengajukan pendanaan melalui pinjaman bank. Jika kontrak jangka pendek maka kami juga sulit untuk membuat perencanaanya. Karena bank juga sangat ketat dalam manjemen risikonya," katanya.

V001

Editor: Nusarina Yuliastuti

Read More
news-1

25 November 2024

Pusri jamin stok urea di DIY aman
Sleman (Antara Jogja) - PT Pupuk Sriwidjaja  menjamin stok pupuk urea bersubsidi untuk Daerah Istimewa Yogyakarta pada musim tanam April-September 2016 sangat mencukupi dan aman.

"Kami menjamin stok pupuk urea bersubsidi untuk wilayah DIY aman," kata Manajer Humas PT Pupuk Sriwidjaya (Pusri) Sulfa Ganie di Sleman di Sleman, Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, bahkan untuk wilayah DIY, pasokannya hampir 2,5 kali lipat dari stok ketentuan pemerintah.

"Total stok urea subsidi di DIY per pertengahan Maret ini tercatat sebesar 7.000 ton tersebar di tingkat distributor dan pengecer. Kebutuhan urea sampai enam bulan ke depan dipastikan aman," katanya.

Ia telah menyiapkan stok pupuk urea bersubsidi sesuai ketentuan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian serta ditambah stok curah lini satu pabrik di Palembang dan "urea in bag".

"Dalam penyaluran pupuk di DIY, Pusri ditunjang satu unit gudang di Sleman, dan dua unit gudang sewa di Gunung Kidul dan Kulon Progo. Keseluruhan dihitung memiliki kapasitas 10.000 ton," katanya.

Ganie mengatakan jika ada isu terkait kelangkaan pupuk di DIY, itu sama sekali tidak benar dan harus dikonfirmasi kepada pihak-pihak terkait.

"Bisa saja terjadi ada petani yang mengeluhkan sulit mendapatkan pupuk bersubsidi karena petani yang bersangkutan tidak masuk dalam kelompok tani. Padahal kami melayani pupuk bersubsidi sesuai dengan permintaan pemerintah daerah yang direkap dari kebutuhan kelompok-kelompok tani," katanya.

Kepala Penjualan PT Pusri Wilayah DIY Bengat Subayu mengatakan mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani itu sudah diatur sesuai rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

"Guna mencegah penyelewengan peredaran, kami juga membedakan warna antara pupuk bersubdisi dengan nonsubsidi serta pemberian kode tertentu pada pada kemasan karung. Untuk Urea bersubsidi berwarna pink. Sehingga jika ditelusuri akan diketahui dari mana asal penyalurannya," katanya.
V001

Editor: Nusarina Yuliastuti

Read More
news-1

25 November 2024

PT Pusri Siapkan Operator Pabrik Baru
Palembang, (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menyiapkan operator untuk mengoperasikan satu pabrik baru yang sekarang ini sedang dalam tahap uji coba.

Untuk menyiapkan operator tersebut, puluhan tenaga teknis yang dinilai memiliki kompetensi mengoperasikan pabrik baru diberikan pelatihan dengan mendatangkan pemateri dari berbagai perguruan tinggi terbaik di Tanah Air dan vendor, kata Manajer Humas PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri) Sulfa Ganie di Palembang, Senin.

Menurut dia, dengan disiapkannya operator diharapkan pabrik baru bisa segera beroperasi secara maksimal dan mampu mendongkrak produksi pupuk urea sesuai dengan target yang diharapkan.

Selain itu, diharapkan pula para operator yang terlatih dan terampil di bidang masing-masing mampu mengoperasikan pabrik secara efisien dan menjaga keandalan pabrik agar tetap mampu berproduksi dalam jangka waktu yang lama.

"Seperti empat pabrik yang ada sekarang ini, meskipun berusia tua masih mampu berproduksi dengan baik," katanya.

Dia menjelaskan, pabrik baru yang direncanakan beroperasi pada Maret 2016 merupakan proyek revitalisasi satu pabrik urea paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974.

Pembangunan pabrik baru proyek revitalisasi yang mulai dikerjakan sejak April 2013 itu dilaksanakan PT Pusri Palembang bersama konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.

Pabrik baru yang diberi nama Pusri II-B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk pabrik amonia dan teknologi Acces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.

Kapasitas pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.

Pabrik Pusri II-B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.

"Jika pabrik baru tersebut berproduksi secara maksimal sesuai dengan target yang ditetapkan mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun," kata Sulfa.

Editor: Ujang
Read More
news-1

25 November 2024

Gubernur minta Pusri manfaatkan Tanjung Api Api
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin minta kepada PT Pusri dapat memanfaatkan lahan di kawasan Tanjung Api Api Kabupaten Banyuasin, mengingat arealnya masih cukup luas.

Pemerintah Provinsi Sumsel juga mengharapkan PT Pusri mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Api Api itu, kata Gubernur saat menerima Dirut PT Pusri Mulyono Prawiro, di Palembang, Selasa.

Pimpinan PT Pusri itu bertemu Gubernur Alex Noerdin untuk memperkenalkan dirut yang baru, sekaligus bersilaturahmi dengan jajaran Pemprov Sumsel.

Dalam pertemuan itu, Gubernur Sumsel menyatakan PT Pusri merupakan salah satu pabrik pupuk nasional yang dapat bersaing dengan pabrik pupuk besar lainnya di Indonesia, seperti Pupuk Kaltim, Pupuk Aceh, dan lain-lain.

Menurut Alex, tak hanya di tingkat nasional, PT Pusri juga berniat untuk bersaing di dunia internasional terutama dalam menghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dengan cara menambah luas area pabrik dan nantinya akan berdampak pada peningkatan kapasitas produksi.

Karena itu, Pemprov Sumsel siap membantu jika PT Pusri menginginkan lahan 38 hektare yang berada di kawasan KEK Tanjung Api Api Banyuasin, ujarnya pula.

Begitu juga soal gas, Pemprov Sumsel juga siap membantu supaya pasukan semakin lancar termasuk di KEK nantinya, kata Gubernur pula.

Alex juga minta supaya PT Pusri lebih memperhatikan lagi pengelolaan limbah yang dihasilkan terutama dampaknya terhadap pencemaran udara yang dapat berakibat buruk bagi masyarakat yang berada di sekitar PT Pusri.

Dalam kesempatan itu, Gubernur juga mengharapkan agar PT Pusri berkontribusi pada penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang.

Alex mencontohkan perusahaan lainnya yang beroperasi di Sumsel telah berkontribusi, antara lain PT Bukit Asam yang membangun venue tenis, PT Conoco Phillips Indonesia, dan PT Medco Energy yang membangun GOR Ranau dan GOR Dempo.

Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro mengakui beberapa permasalahan yang dihadapi PT Pusri, seperti kesulitan bahan baku, dan untuk masuk ke pabrik terjadi pendangkalan sungai.

Memang, kawasan Tanjung Api Api menjadi tempat yang tepat, antara lain karena kapal bisa masuk merapat diperlukan kedalaman mencapai 14 meter dan kawasan TAA bisa kedalamannya mencapai 25 meter, ujar dia.

Menanggapi permintaan kontribusi PT Pusri dalam Asian Games, Mulyono menuturkan bahwa pihaknya akan berkontribusi dan sekarang ini masih dalam pembahasan.

Usai pertemuan itu, kepada wartawan dia mengatakan bahwa pasokan gas sekarang ini tidak menjadi masalah, sehingga produksi tidak mengalami hambatan.

Selain itu, pihaknya sedang menyelesaikan pabrik Pusri IIB untuk menambah lagi produksi pupuknya.

Editor: Ujang

Read More
news-1

25 November 2024

Pabrik NPK Pusri beroperasi akhir bulan ini
 

JAKARTA. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang atau yang dikenal dengan Pusri akhir bulan ini sudah mulai mengoperasikan pabrik NPK-nya. Sebagaimana diketahui pabrik NPK ini merupakan pabrik NPK pertama Pusri dengan kapasitas 100.000 ton. Pabrik ini dibangun pada tahun lalu.

Nah, menurut Zain Ismed, Corporate Secretary PT Pupuk Sriwidjaja Palembang tahun ini perusahaan ini menargetkan penjualan sebesar 90.000 ton NPK. 

Sebagian besar produksi untuk subsidi petani dan sebagian lainnya untuk penjualan non subsidi. "Ini masih baru, jadi kami lihat nanti bagaimana pasar non-subsidinya," kata Zain kepada KONTAN, Senin (22/2).

Ia mengatakan, sumbangan penjualan NPK nantinya ke perusahaan masih kecil karena kapasitas produksi yang masih kecil. 

Sekadar info, tahun ini perusahaan ini menargetkan penjualan penjualan tahun ini sebesar Rp 10 triliun. Target penjualan ini naik dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 4,8 triliun.

Namun, Zain mengatakan, setelah melihat pasar internasional yang tahun ini semakin melemah. Perusahaan ini pesimis mencapai target pendapatan Rp 10 triliun tahun ini. 

"Kami belum revisi, tapi yang pasti tugas utama kami mencukupi pasar domestik untuk ketahanan nasional," kata Zain.

Manajemen perusahaan memutuskan untuk memprioritaskan terlebih dahulu kebutuhan pada pasar domestik. Setelah itu baru menimbang-nimbang untuk ekspor ke pasar yang sudah ada.

Selama ini perusahaan ini melakukan penjualan ekspor sebesar 150.000 ton urea ke negara ASEAN antara lain Filipina, Thailand, Malaysia, serta Myanmar. 

Tahun ini perusahaan ini belum bisa memastikan target penjualan ekspor. "Kondisinya harga pupuk yang kurang bersaing dan harga kompetitif dari pemain China," katanya.

Sumber: http://industri.kontan.co.id/

Read More
news-1

25 November 2024

Pusri: tidak ada masalah pasokan gas
Palembang, (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menyatakan tidak ada masalah pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi dan menunjang kegiatan produksi pabrik pupuk urea di Palembang, Sumatera Selatan.

"Pasokan gas bumi untuk keempat pabrik yang dimiliki perusahaan selama ini lancar, bahkan untuk satu pabrik baru yang direncanakan beroperasi Maret 2016 juga tersedia sesuai dengan kebutuhan," kata Manajer Humas Pusri Sulfa Ghanie di Palembang, Kamis.

Dia menjelaskan khusus untuk memenuhi kebutuhan energi dan menunjang kegiatan produksi satu pabrik baru proyek revitalisasi pabrik tua Pusri II yang pembangunannya telah selesai dan kini dalam tahap uji coba, telah disiapkan tambahan pasokan gas bumi.

"Sesuai dengan perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) antara PT Pertamina EP dengan Pusri tercatat tambahan pasokan 17 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari pasokan sebelumnya 166 MMSCFD untuk mendukung operasional pabrik baru Pusri II-B," katanya.

Menurut dia, saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun, namun, karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.

Kondisi empat pabrik tersebut rata-rata usianya 35 tahun lebih, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.

Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri 1B yang dibangun pada 1994.

Untuk meningkatkan produksi, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik urea paling tua yakni pabrik Pusri 2 yang dibangun pada 1974.

Proyek revitalisasi pabrik tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.

Pabrik Pusri 2B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology, untuk pabrik amonia dan teknologi Acces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.

Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.

Pabrik Pusri 2B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.

"Jika proyek revitalisasi tersebut berjalan sesuai rencana, pabrik baru itu mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun," ujar Sulfa. ***1***

(Y009)
Read More
news-1

25 November 2024

Aman, Stok Pupuk di Jateng 42.967 Ton

SEMARANG – Memasuki pertengahan bulan kedua di 2016, serapan pupuk urea bersubsidi di Jawa Tengah sudah mencapai 72.804 ton. Dengan memerinci 51.408 ton pada Januari dan 21.396 ton per 11 Februari 2016.

Untuk jumlah serapan masing-masing kabupaten/kota berbeda. Disebabkan saat ini pola tanam yang tidak sama dan musim tanam tidak serempak. Dari 35 kabupaten/kota, lima kabupaten dengan serapan tertinggi, Kebumen 5.311 ton, Brebes (5.198), Grobogan (4.618), Tegal (4.615), dan Pemalang (4.137).

Sementara Sragen dan Sukoharjo serapannya masih 136 ton dan 762 ton. Kepala Pemasaran PT Pusri Wilayah Jateng Sutisna mengatakan, saat ini stok urea bersubsidi sangat aman. Per 11 Februari 2016, alokasi stok sebanyak 42.967 ton dari ketentuan stok 30.366. ”Artinya stok pupuk 40 persen (12.601 ton) di atas ketentuan. Stok sangat aman.

Karena memang saat ini pola tanam tidak serempak,” kata Sutisna, Kamis (11/2). Alokasi stok pupuk saat ini sudah berada di gudang masing-masing kabupaten/ kota. Stok pupuk dengan jumlah tertinggi, Kabupaten Sragen 4.147 ton, Grobogan (3.498), Blora (1.775), Brebes (1.632), dan Tegal (1.544).

Curah Hujan

Melihat curah hujan yang merata pada awal 2016 ini, ia memperkirakan serapan pupuk pada tahun ini akan tinggi. Berbeda dengan tahun lalu, di mana 49.320 ton urea bersubsidi tak terserap disebabkan El Nino.

Musim kemarau yang lama membuat membuat petani kesulitan air saat akan tanam. ”Melihat kondisi seperti ini, saya ingin terus memastikan kalau stok pupuk aman,” ujarnya. Tahun ini, Jateng memperoleh alokasi pupuk urea bersubsidi 818.470 ton.

Jumlah ini lebih rendah dari 2015 sebanyak 822 ribu ton. Penurunan alokasi salah satunya disebabkan cukup banyaknya pupuk yang tak terserap pada 2015. Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD Jateng, Riyono mendesak Pemprov Jateng segera menyelidiki terkait rendahnya penyerapan pupuk bersubsidi oleh petani.

”Perlu dicek ulang kenapa tidak terserap, apakah memang sudah cukup atau karena pengajuan yang berlebihan, sejak lima tahun terakhir alokasinya pasti di atas 800.000 ton,” ungkapnya. (H81,J8-90)

Read More
news-1

25 November 2024

Stok Pupuk PT Pusri Palembang untuk Lampung Cukup dalam Tiga Bulan ke Depan

Saibumi.com, Bandar Lampung - PT Pusri Palembang memastikan pupuk untuk Provinsi Lampung tiga bulan dalam keadaan aman.

Manager Humas PT Pusri Palembang Sulfa Ganie menuturkan Provinsi Lampung merupakan provinsi andalan. "Penyumbang pupuk terbesar (Lampung). Sama dengan Palembang, Jambi dan Bengkulu," ungkap dia saat menjelaskan dihadapan media Jumat malam, 5 Februari 2016.

Masih kata dia, pupuk sekarang sudah digojlok (digenjot). "Dari penyaluran terutama distribusinya yakni laut dan darat. Pupuk di Lampung saat ini 20 ribu ton," tuturnya.

Ia menambahkan pupuk PT Pusri Palembang masih cukup. "Malah double stock. Tiga bulan ke depan masih aman," tandasnya. (*)

Laporan wartawan Saibumi.com Aji Saktiyanto

Read More
news-1

25 November 2024

Pusri Bangun Pabrik Baru

Produksi Urea Akan Menjadi Hampir Dua Kali Lipat

 

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - PT Pupuk Sriwidjaja berencana meningkatkan produksi pupuk urea hampir dua kali lipat. Peningkatan produksi dilakukan dengan membangun pabrik baru dengan nilai investasi Rp 7 triliun.

 

“Pabrik Pupuk Sriwidjaja (Pusri) II B yang sedang dibangun saat ini akan menggantikan pabrik Pusri II yang beroperasi sejak 1974 itu terlalu tua dan boros bahan baku,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Pusri Zain Ismed, di Bandar Lampung, Sabtu (6/2).

Zain mengatakan. 70 persen bahan baku pembuatan pupuk urea adalah gas. Untuk menghasilkan 1 ton pupuk urea, pabrik Pusri II butuh 35-37 MMBTU (Million Metric British Thermal Unit/satuan kalor gas).

“Pabrik baru hanya butuh 23-24 MMBTU untuk menghasilkan 1 ton pupuk urea. Selain lebih efisien, produksi urea juga meningkat dari 570.000 ton urea per tahun menjadi 990.000 ton per tahun,”katanya.

Pembangunan pabrik ditargetkan selesai dalam waktu dekat dan akan diresmikan bulan mei.

Selain pembangunan pabrik pupuk urea, PT Pusri juga berencana mengoperasikan pabrik pupuk NPK. Pabrik yang beroperasi tahun ini pun ditargetkan mampu memproduksi 90.000 ton NPK dari total kapasitas 100.000 ton per tahun.

Selama ini, PT Pusri hanya memproduksi pupuk urea. Adapun pupuk NPK biasanya diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Pupuk Kujang. Pengoperasian pabrik pupuk NPK milik PT Pusri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk NPK nasional.

“Kebutuhan NPK nasional sekitar 2,6 juta ton per tahun, sedangkan produksi NPK hanya sekitar 2,5 juta ton per tahun. Selama ini PT Petrokimia Gresik memproduksi 2,29 juta ton per tahun, sedangkan PT Pupuk Kalimantan Timur 150.000 ton per tahun dan PT Pupuk Kujang 80.000 ton per tahun,” tutur Sel Supervisor Petrokimia Gresik Wilayah Lampung Donald Tambunan.

Donald menyebutkan, dengan pembangunan pabrik pupuk NPK milik PT Pusri, kebutuhan NPK nasional dapat terpenuhi.

 

Persediaan Pupuk

Ditanya tentang ketersediaan pupuk saat ini, kedua produsen penyuplai pupuk mengatakan, stok pupuk di Lampung aman.

“Stok pupuk Za mencapai 6.078 ton, pupuk SP36 sebanyak 16.760 ton, dan pupuk NPK 73.698 ton. Jumlah itu cukup untuk kebutuhan pupuk tiga bulan ke depan. Kebutuhan rata-rata per bulan pupuk Za sekitar 1.780 ton, pupuk SP36 sekitar 3.882 ton, dan pupuk NPK 13.339 ton,” ujar Donald.

Manajer Humas PT Pusri Sulfa Ganie, selaku penyedia pupuk urea untuk Lampung, mengatakan, persediaan urea milik Pusri di Lampung kini 11.507 ton.

Persediaan itu akan bertambah sebanyak 72.000 ton pupuk urea dari pasokan bulan Januari hingga Maret. “Penjualan pupuk urea selama Januari hingga Maret diperkirakan 68.740 ton. Dengan demikian, hingga Maret stok pupuk urea tersedia 14.767 ton,” kata Sulfa.

Baik Donald maupun Sulfa yakin bahwa tidak akan ada kelangkaan pupuk. Kalaupun terjadi kelangkaan pupuk, produsen pupuk akan berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk melakukan realokasi pupuk.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Lampung Indriatmoko menyebutkan, realokasi dapat dilakukan dalam berbagai jenis, yaitu realokasi antarwaktu, realokasi antartempat, dan realokasi antarkomoditas.

“Realokasi antarwaktu dilakukan dengan mengambil kuota bulan tertentu untuk memenuhi kuota bulan lain. Realokasi antartempat dilakukan dengan memindah kuota pupuk di salah satu daerah untuk kebutuhan daerah lainnya. Adapun realokasi antarkomoditas dilakukan dengan memindahkan kuota pupuk untuk sektor ternak ke sektor tanaman pangan atau sebaliknya,” tutur Indriatmoko.

“Realokasi sangat dimungkinkan karena hanya memindahkan kuota pupuk tanpa melakukan penambahan kuota. Perlu waktu maksimal satu minggu dari pengajuan realokasi higga realisasi. Tujuannya, petani tetap bisa beraktivitas tanpa mengganggu produksi pertanian,” ujarnya. (GER)

Read More
news-1

25 November 2024

PT Pupuk Indonesia to produce competitive products
Jakarta (ANTARA News) - State fertilizer company PT Pupuk Indonesia is making every effort to produce competitive products by revitalizing its old plants to improve efficiency in gas consumption.

Company President Director Aas Asikin Idat has stated that the use of gas in high quantities coupled with the strengthening of the dollar was becoming increasingly burdensome for the company.

"Therefore, the utilization of gas should be reduced through the implementation of new technology since the old plants used gas at an average rate of 35 million British thermal units (mmBtu) per ton of fertilizer, but following revitalization, gas utilization can be reduced to 24 mmBtu per ton," Asikin remarked in Palembang, South Sumatra, on Wednesday (3/2).

He noted that in future, the company will be left with no other option but to revitalize the old plants by using new technology to produce fertilizers at competitive prices.

According to Asikin, two fertilizer companies such as PT Pusri in Palembang will complete the revitalization of Pusri 2B this year similar to what PT Pupuk Kaltim had done last year.

"In 2016, PT Pusri has planned to make the Pusri 2B factory operational in March this year," Asikin remarked, adding that the revitalization of the old plants was aimed at maintaining the production capability as PT Pupuk Indonesia had made assurance to contribute to ensuring the nations food security.

In the meantime, PT Pusris Public Relations Manager, Sulfa Ghani, noted that the revitalization project of Pusri 2B, one of its four oldest factories, uses new technology that is environmentally friendly and is efficient in the use of gas.

Ghani stated in Palembang that the revitalization project of Pusri 2B has now been almost completed and will soon become operational.

He said the initial stage of operation has been going well, and if no significant obstacle is encountered, then Pusri 2B, the new urea factory, can be operated as soon as possible. Pusri 2B will replace the oldest Pusri 2, which was built in 1974.

Viewing the good progress of the construction activities, Ghani expressed optimism that the new Pusri 2B can become operational in March this year.

He pointed out that PT Pusri has four factories, with a total annual production capacity of 2,262 million tons of fertilizer in the past, but with time, their condition has deteriorated, and they have not been able to realize their full potential for the last several years.

He noted that the four factories on an average have been operational for over 35 years, whereas ideally, the maximum lifespan of a fertilizer factory is 20 years.

"All fertilizer plants of PT Pusri in Palembang are in an alarming state as they are very old. Pusri 1B, built in 1994, is relatively younger," he said, adding that to boost the production of urea and ammonia, the old plants will be gradually revitalized.

The companys President Director Musthofa recently stated in Palembang that the revitalization process was being carried out by a consortium of PT Rekayasa Industri and Toyo Engineering Corporation at a cost of Rp7.4 trillion.

Ghani explained that PT Pusri has continued to demonstrate its commitment to optimizing its Corporate Social Responsibility (CSR).

Established in the South Sumatra provincial city of Palembang on December 24, 1959, PT Pusri has succeeded in its business operations, with its main mission being to support the governments policies and programs related to the nations economy and development sector, particularly in the fertilizer industry and other agricultural products.

For 56 years, PT Pusri has rendered significant contribution for the development of the national fertilizer industry, food security, and prosperity.

Further, he remarked that the company has prepared three programs to optimize its CSR: to provide guidance to the public, to improve the environment, and to protect and preserve the environmental ecosystem in the business units of the company.

To execute and realize the programs, the company has formed a partnership with stakeholders, such as the employees, suppliers, distributors, customers, farmers, people in the neighborhood, and the government.

Ghani explained that the CSR programs will be implemented through a design based on the spirit of mutual progress between the company and all stakeholders.

"We believe that the companys contribution is all that we have dreamed about in the area of work and to evolve for mutually sustainable progress," he emphasized.

PT Pusri Production Director Johan Safri has said the new Pusri 2B factory will help enhance the companys production of urea fertilizer from 2.1 million tons to 2.8 million tons per year.

He said the production target would be reached in the first year of the new factory starting its operations.

"After Pusri 2B becomes fully operational, the production target of 2.8 million tons would be reached right away. An increase of 750 thousand tons in production will be achieved," Johan emphasized.

In 2014, Pusri had produced 2.10 million tons of urea fertilizer, and in 2015, the production target was set only slightly higher at 2.15 million tons.

"If the production is to be increased significantly, a new factory has to be built as the existing factories are already operating at full capacity," Johan pointed out.

He affirmed that Pusri 2B has been designed to have an installed production capacity of two thousand tons of ammonia per day and 2,750 tons of urea fertilizer per day.
(T.O001/INE/KR-BSR/F001)
Read More
news-1

25 November 2024

Pabrik Pusri II-B Ditargetkan Beroperasi Pada Mei 2016

Bisnis.com, PALEMBANG – PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang menargetkan pabrik Pusri II-B dapat beroperasi pada Mei 2016.

Sekretaris Perusahaan PT Pusri Palembang M. Zain Ismed mengatakan pembangunan pabrik itu sudah hampir selesai. “Targetnya Mei 2016, progress pembangunan sudah 99% tinggal finishing saja,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (3/2/2016).

Berdasarkan catatan, perusahaan pada awalnya menargetkan pabrik berkapasitas 907.500 ton urea per tahun itu dapat diproduksi pada Desember 2015.

Namun, kata Ismed, target produksi itu harus molor karena masalah teknis di lapangan, seperti proses pengerjaan yang terganggu musim penghujan pada akhir tahun lalu.

Diketahui, pabrik baru itu selain menerapkan teknologi baru juga dapat menghemat bahan baku gas, yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMbtu per ton amonia dan 21,18 MMbtu per ton urea.

Dibandingkan dengan Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMbtu per ton amonia dan 36,05 MMbtu per ton urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMbtu per ton urea.

Pabrik Pusri II-B juga akan menambah produksi urea yang dihasilkan perusahaan sebanyak 457.500 ton urea, sehingga total produksi urea Pusri bisa mencapai 2,61 juta ton per tahun.

 
Read More
news-1

25 November 2024

Bisnis Pupuk Hadapi Tantangan Kompleks

Palembang – Tugas berat menanti manajemen PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Direksi periode 2016-2021 dihadapkan tantangan baru. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja yang baru, Mulyono Prawiro saat pisah sambut direksi di jajaran Pusri, semalam (2/2).

 

“Tantangan ke depan lebih kompleks”, sebut Mulyono. Ke depan, kata dia, perusahaan harus bisa lebih efisien dan bisa kompetitif. Pasalnya, kata dia, persaingan bisnis pupuk tidak hanya di Indonesia. Tapi juga bersaing dengan negara tetangga, seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Malaysia. Dikatakan Mulyono, negara tersebut telah terbiasa bersaing.

 

Dirut PT Pupuk Indonesia (Holding Company), Aas Asikin Idat menegaskan, perusahaan harus dikelola dan dijalankan dengan baik. “Perusahaan tidak boleh berhenti dan merangkak”, tegasnya. Disebut Aas, perusahaan pupuk di Indonesia sekarang memang berjalan tapi belum ekonomis.



Sumber: Sumatera Ekspres

Read More
Layanan Pelanggan Report Governance Public Info FAQ