Rebutan Bertanya ke Dirut Pusri
PALEMBANG - Setelah babak penyisihan region Medco, kemarin (4/5) giliran penyisihan untuk peserta Journalist to School (JOS) region PT Pusri Palembang. Sekitar 79 siswa SMA/SMK/MA negeri/swasta se-Kota Palembang yang berjuang menjadi jurnalis siswa di Graha Pusri itu rebutan bertanya kepada Direktur Utama (Dirut) PT Pusri, Eko Sunarko.
Dirut Pusri menjadi pembicara kemarin didampingi seluruh direksi. Mereka ialah Direktur Produksi M Djohan Safri, Direktur Teknik dan Pengembangan Benny Haryoso, Direktur Komersil Hilman Taufik, dan Direktur SDM & Umum Irwansyah. Kelimanya menjadi pembicara sekaligus narasumber bagi peserta untuk membuat berita di region Pusri. Hadir pula Sekper Pusri, M Zain Ismed.
Setelah paparan Dirut dan para direksi, diberikan sesi tanya jawab kepada para peserta. Saat itulah, hampir seluruh peserta mengangkat tangan. Mereka ingin bertanya langsung kepada Dirut dan para direksi. Hanya saja, waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk mengakomodir seluruh peserta untuk bertanya. Beberapa tema pertanyaan yang tren diajukan, antara lain soal pupuk NPK, CSR, rencana pabrik baru, Pusri peduli pendidikan, dan ketahanan pangan.
Mendapat beberapa pertanyaan, Eko Sunarko langsung menjawab satu persatu. Terkadang ditambah oleh direksi yang lain. Menurut Eko, saat ini PT Pusri Palembang baru memproduksi pupuk urea dan pupuk amoniak melalui empat pabrik pupuk yang dimiliki, yakni pabrik IB, II, III, IV, dengan kapasitas masing-masing 570 ribu ton per tahun. Tahun lalu, lanjut Eko, pihaknya memproduksi 1,97 juta ton pupuk urea dan 1,31 juta ton pupuk amoniak.
Pusri juga ingin memproduksi pupuk NPK (pupuk majemuk, red). “NPK itu campuran dari nitrogen (urea), phosphor, dan kalium,” tuturnya. Untuk memproduksi pupuk NPK, Pusri harus mengimpor phosphor dan kalium dari Timteng atau Kanada. Dengan demikian, dibutuhkan kapal angkut berkapasitas besar 30-50 ribu ton.
Masalahnya, lanjut Eko, Sungai Musi dangkal dan tidak bisa dilalui kapal yang besar. “Kalau kita paksakan, impor bahan baku menjadi tidak efisien karena harus ganti kapal. Jika proyek TAA jadi, kemungkinan kita bisa buat pabrik NPK terpadu di sana, karena Pelabuhan TAA bisa disandari kapal besar,” ujarnya.
Selain itu, Eko juga menjelaskan program CSR (corporate social responsibility). “Fokus kami ke bidang pendidikan dan kesehatan, program lainnya tetap dijalankan seperti pembagian sembako, bantuan masjid, bencana alam,” ujarnya. Misi Pusri dengan program CSR, ingin mengentaskan kemiskinan dan ini bisa dilakukan, jika pendidikan masyarakat diperbaiki.
“Kami sudah punya yayasan sekolah. Ke depan kami juga berangan-angan mendirikan Sekolah Tinggi Teknik Kimia atau Pupuk, seperti Lippo yang punya universitas sendiri,” katanya. Kemudian, PT Pusri Palembang juga berperan terhadap peningkatan ketahanan pangan di Indonesia sesuai dengan komitmen pertama kali perusahaan didirikan.
Makanya, kata Eko, dari produksi sebesar 2,05 juta ton, pihaknya mengalokasikan 1,67 juta ton untuk sektor pertanian (pupuk bersubsidi, red). Pusri juga menyiapkan dana untuk membantu para petani. “Pemerintah punya Program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporat),” ujarnya. Jadi Program GP3K ini dijalankan oleh perusahaan seperti PT Pusri. Pusri mempersiapkan dana bantunan untuk bibit pertanian, pupuk, biaya tanam kepada petani dengan lahan seluas 50 ribu hektare.
Salah satu peserta juga antusias ingin tahu perkembangan rencana pembangunan pabrik IIB PT Pusri. Eko menjelaskan, tender sedang berjalan. “Dokumen tender sudah kami kasih ke kontraktor yang berminat membangun pabrik IIB,” jelasnya.
Proses penjelasan terkait tender, kata Eko, lebih dalam tentang apa yang diminta Pusri kepada tiga konsorsium yang berminat ikut tender. Penawaran hingga akhir Juni, proses evaluasi hingga Oktober. “Diharapkan pertengahan November sudah tahu pemenang tender. Dengan demikian target pemancangan pabrik IIB, 24 November, bisa terlaksana,” ujarnya.
Agus Srimudin, wapemred Sumatera Ekspres, menjelaskan, di region Pusri ini panitia juga akan mengambil 25 peserta terbaik untuk diikutkan ke grandfinal pada 25 Mei mendatang di atrium Palembang Indah Mall (PIM). “Dengan region Medco dan Pusri ini sudah dapat 50 peserta terbaik. Dalam waktu dekat segera diumumkan. Selanjutnya, pada 9 Mei giliran penyisihan region Pertamina RU III dan 11 Mei region BNI,” ujar ketua panitia JOS itu.
Dalam region Pusri, hadir pula sejumlah redaktur Sumatera Ekspres yang ikut memberikan materi jurnalistik dasar bagi peserta. Mereka antara lain, Redaktur Pelaksana/Redaktur Metropolis Nurseri Marwah, Koordinator Liputan/Redaktur DOR Andri Irawan, Redaktur Sumsel III Novia Rianti. Selain itu, para panitia dari tim Xpresi juga tampak sigap melayani para peserta dalam proses babak penyisihan.(fad/ce1)
Read More