Pringsewu (Lampost.co) -- Kelompok Tani Sumbertani 8 Pekon Sumberagung, Kecamatan Ambarawa, mengeluhkan pupuk Urea yang didapat tidak mencukupi untuk melakukan tanam. Namun, berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) DPRD Pringsewu di gudang Pusri dan distributor didapti stok pupuk Urea cukup melimpah.
Keluhan yang disampaikan kelompok tani tersebut ditanggapi Komisi II DPRD Pringsewu dengan menggelar sidak ke gudang pupuk Pusri di Sukoharjo, Pringsewu, Senin, 13 Januari 2020. Sidak dipimpin Ketua Komisi II Maulana M Lahudin, Sekretaris Komisi Anton Subagyo, dan beberapa anggota komisi, Mira Anita dan Mintalah Adisyanto.
Anggota Kelompok Tani Sumbertani 8 Pekon Sumberagung Kecamatan Ambarawa, Warsito, menyatakan kelompoknya yang memiliki luas lahan sawah 30 ha hanya bisa menebus pupuk urea tiga ton. "Jelas tidak cukup kalau cuma segitu," ujar Warsito, melalui telepon selulernya, Senin, 13 Januari 2020.
Dia menambahkan dengan proses penebusan pupuk melalui e-billing yang dibayarkan lewat Bank Lampung, sedangkan uang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari untuk menebus pupuk.
Warsito berharap pemerintah menambah kuota pupuk karena anggota sudah resah dan sudah banyak yang tanam.
Kepala Gudang Pusri Dani Rahmat menjelaskan stok pupuk di gudang lebih dari cukup. Saat ini gudang Pusri menstok 5.600 ton pupuk Urea untuk Januari 2020 guna memenuhi kebutuhan tiga kabupaten, Pringsewu, Tanggamus, dan sebagian Lampung Tengah.
Tim Komisi II kemudian langsung masuk ke gudang pupuk Pusri dan melihat tempat tersebut penuh dengan tumpukan pupuk Urea. Bahkan, karena keterbatasan gudang, ada puluhan ton pupuk terpaksa disimpan di luar dengan ditutup terpal.
Dani menambahkan di Pringsewu terdapat dua distributor, yaitu CV Enggal dan CV Makmur Perkasa. CV Enggal untuk Januari 2020 baru menebus 80 ton dan sudah mengajukan lagi 180 ton tetapi code box dari Palembang belum keluar. Sementara untuk CV Makmur Perkasa untuk Januari 2020 sudah menebus 192 ton pupuk Urea.
Tim Komisi II juga mendatangi gudang Distributor CV Makmur Perkasa di Sukoharjo, tetapi tidak ada pemiliknya. Rombongan Komisi II pun langsung meninjau distributor CV Enggal.
Dari keterangan pemilik CV Enggal, Rahmat menyataan stok pupuk Urea sangat melimpah dan tidak kurang untuk kebutuhan petani. Bahkan, stok Urea untuk kebutuhan satu tahun sekitar 5.000 ton dengan alokasi wilayah Gadingrejo, Sukoharjo, Banyumas, dan Adiluwih.
Ketua Komisi II menyatakan stok di gudang ketersediaan pupuk urea aman. Bahkan, saat sidak di dua distributor, stok pupuk juga aman.
Maulana mengaku heran kenapa kelompok tani di Pekon Sumberagung kurang, masalahnya di mana, sebab gudang penuh, distributor juga aman. "Ini menjadi PR dewan khususnya Komisi II untuk mengurai persoalan pupuk di Pringsewu,” katanya.