Bisnis.com, PALEMBANG – PT Pupuk Sriwidjaja atau Pusri Palembang menggandeng PT Semen Baturaja (Persero) Tbk untuk memasok kebutuhan clay sebagai bahan baku pembuatan pupuk NPK bagi industri pupuk pelat merah tersebut.
Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro mengatakan selama ini pihaknya harus mengimpor clay dari daerah lain, seperti Tuban, Jawa Timur, untuk memenuhi kebutuhan pabrik.
“Dengan adanya kerja sama ini bisa menguntungkan Pusri karena ongkos transportasinya bisa ditekan karena tidak lagi jauh-jauh ke Tuban melainkan dari Sumsel juga,” katanya seusai penandatanganan MoU antara PT Pusri Palembang dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, Rabu (8/5/2019).
Mulyono menjelaskan clay merupakan komponen perekat dari ketiga unsur natrium, fosfor dan kalium dalam produk pupuk NPK. Dalam produksi NPK tercatat mengandung komponen clay sebesar 20%.
Perusahaan menghitung kebutuhan clay bisa mencapai 300.000 ton per tahun untuk menghasilkan 100.000 ton pupuk NPK.
“Kebutuhan itu akan terus meningkat bahkan bisa 3 kali lipat seiring adanya pabrik NPK baru kami,” katanya.
Diketahui, Pusri beserta induk perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) sedang getol memproduksi pupuk NPK seiring tingginya potensi pasar di masa depan.
“Kami di Pupuk Grup [Pupuk Indonesia] sedang mencanangkan bangun [pabrik] NPK sebesar 2,4 juta ton sehingga nantinya kita punya kapasitas hingga 6 juta ton,” ujarnya.
Mulyono menjelaskan NPK merupakan pupuk yang dibutuhkan untuk agri industri Tanah Air dalam jangka panjang.
“Jadi NPK ini dibutuhkan daerah pertanian tanaman pangan, perkebunan juga hortikultura dan ini terus akan berkembang,” katanya.
Dia menambahkan perusahaan selalu berupaya untuk bisa bersinergi dengan BUMN lainnya sehingga menghasilkan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua pihak.
Oleh karena itu, Mulyono mengemukakan, pihaknya juga berkomitmen memasok fly ash dan bottom ash untuk keperluan produksi semen di pabrik SMBR.
Diketahui, fly ash dan bottom ash merupakan debu hasil pembakaran batubara dari pabrik pupuk yang bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen.
Sementara itu Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, Jobi Triananda Hasjim, mengatakan pihaknya sudah menggunakan limbah pembakaran batu bara itu sejak 2017.
“Komponen fly ash berkontribusi sekitar 4% dalam produksi semen yang kami hasilkan. Kerja sama dengan Pusri ini sebagai bentuk sinergi dua BUMN besar di Sumsel,” katanya.
Terkait pasokan clay untuk Pusri, kata Jobi, pihaknya akan menyesuaikan berapa kebutuhan perusahaan pupuk itu.
Menurut dia, selama ini clay yang dihasilkan dari tambang perseroan hanya digunakan untuk keperluan SMBR sendiri.
“Kami punya bukit kapur di Baturaja dan clay-nya banyak, mudah-mudahan produksi kami bisa memenuhi kriteria industri pupuk yang spesifikasinya cukup ketat,” katanya.
Dia menjelaskan clay yang dihasilkan perseroan memiliki kualitas baik dan siap pakai karena sudah jadi bahan baku yang kering.