Palembang - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno hari ini resmi melakukan groundbreaking proyek pabrik NPK milik PT Sriwdjaja (Pusri) di Kota Palembang, Sumatera Selatan. NPK merupakan jenis pupuk majemuk yang biasa digunakan untuk tanaman pertanian.
Rini mengatakan, pembangunan pabrik NPK ini sebagai upaya meningkatkan kapasitas produksi pupuk NPK guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rini yakin pembangunan pabrik ini bisa selesai di 2019 mendatang meski targetnya sendiri ditetapkan tahun 2021.
"Hari ini kita resmi membangun sebuah pabrik NPK. Ini tentu karena NPK sangat dibutuhkan oleh industri pangan karena dapat meningkatkan produk pertanian di tingkat petani. Target selesai memang di tahun 2021, tapi saya yakin 2019 akhir," kata Rini saat meninjau pabrik PT Pusri di Palembang, Jumat (11/5/2018).
Selain di Palembang, kata Rini, pabrik ini rencananya akan dibuka di daerah lain di Indonesia dalam mendongkrak hasil dari pertanian. Apalagi saat ini petani dalam meningkatkan hasil pertanian sangat mengandalkan pupuk jenis NPK.
"Sekarang petani banyak pakai pupuk majemuk seperti NPK. Tentu ini akan digunakan untuk meningkatkan hasil panen petani. Kalau buah, dia buahnya lebih banyak dan hasilnya bagus," kata Rini.
Untuk itu, Rini optimis PT Pusri mampu memproduksi pupuk NPK dan memenuhi kebutuhan pasar. Bahkan dipastikan dapat membantu meningkatkan hasil pertanian di semua daerah dan berbagai jenis produk pertanian.
Optimisme dalam memproduksi pupuk NPK turut diakui oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat saat mendampingi Menteri Rini dan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto.
"Kami optimis bahwa industri pupuk dan petrokimia akan semakin baik kedepan. Hal ini terlihat dari kebutuhan pupuk NPK yang terus mengalami peningkatan," kata Aas.
Menurutnya, Pupuk Indonesia Grup saat ini memiliki pabrik NPK dengan kapsitas 3,1 juta ton per tahun. Sehingga ini akan dikembangkan hingga mencapai 5,1 juta ton pada tahun 2025 mendatang.
Lebih lanjut, Aas mengungkapkan bahwa potensi pasar pupuk NPK dalam negeri masih cukup besar. Terutama di sektor perkebunan yang menatikan hasil penen melimpah dengan produktivitas yang meningkat.
"Saat ini kami perkirakan masih terdapat kekurangan banyak pasokan pupuk NPK domestik sekitar 3,9 juta ton. Dimana kita ketahui kebutuhan dari nasional 11,1 juta ton. Dengan kehadiran pabrik ini, bukan hanya mengamankan kebutuhan dalam negeri, tapi juga dapat menunjang ketahanan pangan," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri BUMN dan Menteri Perindustrian meresmikan Pabrik Pusri IIB. Pabrik ini merupakan bagian dari revitalisasi industri pupuk dan menggantikan pabrik Pusri II yang sudah tua dan boros konsumsi gas.
Sebagaimana diketahui, kapasitas dari produksi pabrik Pusri IIB adalah 907.500 ton urea per tahun dengan 660.00 ton amoniak per tahun. Konsumsi gasnya hanya 24 MMBTU per ton urea, tentu ini jauh lebih rendah dibandingkan Pusri II yang konsumsi gasnya mencapai 37 MMBTU per ton urea.
Oleh Raja Adil Siregar https://finance.detik.com/industri/d-4015839/pabrik-pupuk-di-palembang-mulai-dibangun-ditarget-kelar-2019