TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Komisi IV DPR RI, mengapresiasi PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, dalam penanganan limbah pabrik yang ada saat ini.
Hal ini ditegaskan anggota komisi IV DPR RI Riezky Aprilia beserta rombongan melakukan kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di PT Pusri Palembang, Selasa (15/12/2020). Dimana kegiatan tetap mengedepankan protokol kesehatan (Prokes) 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun).
"Kami hadir disini dalam rangka reses komisi yang dilakukan secara berkala, dan hari ini ada tiga tim berangkat salah satunya Sumsel. Salah satu laporan masyarakat terkait limbah dan sebagainya, memang harus diakui dan kita dalam proses.
Apalagi tadi kami sudah mengecek bahwa PT Pusri sudah melakukan upaya semaksimal mungkin dalam pengelolaan limbah," kata Riezky yang sempat mengelilingi area pabrik.
Diterangkan putri mantan Walikota Lubuk Linggau Ridwan Effendi ini, diperlukan peran dan bantuan kerjasama dengan masyarakat, untuk ikut juga menjaga lingkungannya agar bisa bersinergi.
"Jadi terkait apa yang disampaikan soal limbah, sudah mencari solusi bersama PT Pusri dengan Kementerian Lingkungan Hidup, dan insya Allah kedepan kita berkerjasama untuk lebih baik lagi, untuk menanggulangi hal ini secara bertahap dan berproses, tidak secara langsung," ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Selain masalah limbah, jajarannya juga mempertanyakan masalah penyaluran CSR selama ini, dan pendistribusian pupuk subsidi dari PT Pusri.
Ketua rombongan Komisi IV I Made Urip mengungkapkan kunjungan ini merupakan tugas dan fungsi kontrol jalannya pemerintahan oleh Komisi IV DPR RI, khususnya kepada para mitra kerja komisi IV seperti Pertanian, Lingkungan Hidup, Perikanan, Bulog dan Pupuk.
"Saya rasa untuk pendistribusian pupuk urea bersubsidi, ini telah dilakukan PT Pusri selama ini dengan baik. Tentu PT Pusri memiliki pengalaman cukup panjang dalam penyediaan pupuk urea,
tapi ada hal- hal lain juga yang perlu diperbaiki kedepan untuk dibenahi, agar pendistribusian pupuk subsidi berjalan baik, dan mengingat setiap tahun hampir sekitar Rp 27 triliun anggaran yang dialokasikan untuk petani se Indonesia," tuturnya.
Termasuk, adanya wacana pencabutan pupuk subsidi kedepannya yang selama ini dianggap masih dalam usulan, I Made mengungkapkan akan terus dilakukan kajian, jika subsidi ini dirasa masih membantu petani kenapa harus dihapuskan.
Sementara Direktur Utama PT Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan terima kasih atas kunjungan komisi IV DPR RI tersebut, sebab selaku pelaksana dilapangan masukan dari para wakil rakyat itu jadi bagian kontrol pihaknya.
"Kami sudah melakukan pengelolaan limbah yang cukup baik, dan bahkan kami kedepan sudah diarahkan dari kementerian lingkungan hidup, untuk memasang alat instrument yang bisa dimonitor di Jakarta dan itu periodik," terangnya didampingi jajaran Direksi dan Komisaris PT Pusri Palembang.
Dimana dalam pengelolaan air limbah, PT Pusri menerapkan prinsip Recycle air limbah menjadi bahan baku dengan mengambil kandungan amoniak didalamnya. Termasuk dalam pengelolaan emisi udara dengan menjaga buangan emisi tetap dibawah baku mutu.
Dilanjutkan Tri, hal ini dilakukan karena PT Pusri ingin menunjukkan ke masyarakat, jika perusahaan pupuk di kota Palembang tersebut betul- betul memperhatikan masalah limbah, supaya tidak ada kesan sebagai pencemar lingkungan.
"Disisi lain, kita dibutuhkan petani sehingga harus seimbang dari sisi ulu dan hilir. Insya Allah kita berikan yang terbaik, dan kita dapat pengakuan dari Proper 2020 dimana Pusri mendapatkan Proper hijau, atau sebagai industri yang cukup baik," tukasnya.
Ditempat yang sama, Manager Humas Pusri, Soerjo Hartono memastikan stok pupuk subsidi tersedia sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah.
Untuk Wilayah Sumatera Selatan yang merupakan salah satu wilayah tanggung jawab Pusri, hingga 13 Desember 2020 realisasi penjualan Urea Subsidi yaitu sebesar 147.192,40 ton dengan total stok sebesar 12.724,35 ton.
Sementara untuk NPK Subsidi di Sumsel realisasinya hingga 13 Desember 2020 yaitu sebesar 80.738,60 ton dengan total stok yang tersedia yaitu 8.233,15 ton.
Ditambahkannya, selain pada musim tanam ini bertanggung jawab menyediakan pupuk bersubsidi, Pusri juga menyiapkan stok pupuk non subsidi dan produk inovasi Pusri, seperti pupuk NPK 15-15-15 dan NPK 16-16-16 untuk tanaman pangan, NPK 12-12-17-2 dan NPK 13-6-27-4 untuk komoditi sawit, serta pupuk special komoditi yaitu NPK Singkong dan NPK Kopi.
“Dengan tersedianya pupuk non subsidi ini, diharapkan dapat menjadi solusi bagi petani yang kebutuhan pupuknya tidak teralokasi dalam skema subsidi. Sehingga kebutuhan petani pada musim tanam ini bisa terpenuhi," tandasnya.
Dilanjutkan Soerjo, pihaknya memastikan semua kuota pupuk subsidi telah tersalurkan sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah, dan dimasa pandemi ini pihak selalu mengedepankan perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun).