Tunda IPO, Rekin Jajaki Pinjaman Bank
Rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Rekayasa Industri (Rekin) diperkirakan tertunda. Perseroan masih menunggu kondisi pasar modal membaik.
Perseroan akan mencari alternatif pembiayaan operasional dari pinjaman, melalui induk perusahaan, PT Pupuk Sriwijaya.
Sebelumnya, manajemen Rekin mengungkapkan kebutuhan dana investasi yang diharapkan diperoleh dari penawaran umum saham perdana Rp 300 miliar.
"Kami akan menggelar rapat umum pemegang saham minggu depan," ujar Direktur Utama Pupuk Sriwijaya, Dadang Heru Kodri, di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Selasa 13 Januari 2009.
Menurut Dadang, penundaan IPO Rekin disebabkan kondisi pasar modal yang tidak menentu. Selain itu, industri konstruksi saat ini dalam posisi tidak menggembirakan dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, untuk pembiayaan lewat pinjaman, lanjut dia, dipastikan bakal terpenuhi. Kalangan perbankan, khususnya bank BUMN, cukup berminat memberikan pendanaan. "Semuanya berminat asal proyeknya menarik," kata dia.
Dengan kondisi ekonomi saat ini, Rekin akan memindahkan fokus garapan ke sejumlah proyek-proyek yang bersifat pemeliharaan, karena nilainya besar. "Nanti, kalau sudah sangat menguntungkan, baru pindah ke proyek sesungguhnya," ujar Dadang.
Kinerja Pusri.
Manajemen Pupuk Sriwijaya memperkirakan pendapatan perseroan tahun ini tumbuh 17 persen. Namun, adanya permintaan untuk menurunkan harga pupuk, target tersebut diperkirakan hanya tercapai 10 persen.
"Kinerja Pusri tidak ada masalah. Kami masih diminta menyalurkan pupuk ke pangan bersubsidi. Begitu juga dengan pasokan gas ke perusahaan pupuk, hanya ada masalah di pabrik Pupuk Iskandar Muda," ujarnya.