Pusri Tambah Investasi
Gagas Pembangunan Pabrik Pupuk Organik Senilai Rp 3 Miliar di Sumsel
PT Pupuk Sriwijaya berencana mengembangkan sayap investasi pada bidang produksi pupuk organik. Untuk mewujudkan rencana tersebut, dibutuhkan dana investasi sekitar Rp 3 miliar untuk membangun sarana-prasarana produksi dan pemasaran dari hulu ke hilir.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Pusri Dadang Heru Kodri kepada wartawan seusai membuka Porseni Tahun 2008 dan Peringatan HUT Ke-49 PT Pusri di Palembang, Rabu (10/12). Kegiatan Porseni dihadiri ribuan karyawan perusahaan tersebut.
Dadang mengatakan, pertimbangan utama PT Pusri dalam menggagas pembangunan pupuk organik tersebut adalah melihat kondisi sebagian besar tanah pertanian di Indonesia yang sudah mulai jenuh akibat unsur humus yang mulai berkurang.
?Kejenuhan tanah ini harus diwaspadai karena bisa menurunkan produktivitas tanaman. Makanya, kami menilai bahwa penggunaan pupuk organik atau kompos alami perlu digencarkan di tingkat petani,? kata Dadang menjelaskan.
Oleh karena itu, PT Pusri yang selama ini menggeluti bidang produksi pupuk mencoba melebarkan sayap investasi ke bidang produksi pupuk organik tersebut. Selain sebagai bentuk perluasan bisnis, produksi pupuk organik ini juga mempertimbangkan keinginan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
?Kalau dari sisi dana relatif tidak terlalu besar karena diperkirakan hanya butuh sekitar Rp 3 miliar. Saat ini, proyek ini sudah berjalan di tahap awal,? kata Dadang
Dari sisi penerapan teknis, Dadang menuturkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan para peternak hewan, seperti sapi, kambing, dan kerbau, serta produsen makanan ternak dari beberapa daerah di Indonesia. Kotorannya dibeli lalu diproduksi sebagai pupuk kemasan, lalu dijual kembali,
Ambil kesempatan.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi beserta pemerintah kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan perlu melirik potensi ini. Pemerintah daerah juga perlu mengambil kesempatan ini karena ini prospeknya cerah serta sangat membantu untuk menyeimbangkan kondisi tanah.
Ditanya tentang stok pupuk urea bersubsidi, Dadang menjelaskan saat ini masih ada sebanyak 200.000 ton. Stok ini masih bisa digunakan sampai akhir Desember 2008.
?Kalau ditanya cukup atau tidak, saya jawab stok ini pas-pasan. Pada Januari tahun depan, tidak boleh ada pabrik pupuk di Indonesia yang berhenti beroperasi agar tidak ada kekosongan stok,? katanya.
Selain PT Pusri, stok pupuk saat ini juga disangga produksi PT Pupuk Kaltim sebesar 80.000 ton per bulan. Pabrik pupuk PT Iskandar Muda juga bisa menghasilkan tambahan 50.000 ton per bulan. ?Saat ini, pabrik pupuk dalam kondisi baik karena pasokan gas memadai,? katanya.
Namun, sesuai catatan Kompas, meskipun persediaan pupuk dinyatakan cukup oleh PT Pusri, petani sering kali mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.