Pusri Pastikan Ketersediaan Stok Pupuk Memasuki Musim Tanam
21 November 2021
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), memastikan stok pupuk subsidi mencukupi memasuki musim tanam hingga Maret 2022.
Saat ini stok pupuk subsidi Urea untuk wilayah Sumsel mencapai 11.280 ton dari ketentuan 8.660 ton, sedangkan NPK sebanyak 6.523 ton dari ketentuan 3.361 ton.
VP Humas PT Pusri Palembang, Soerjo Hartono, mengatakan pihak sebagai produsen pupuk Urea dan NPK yang pusat produksinya berada di Sumsel sudah mengantisipasi ketersediaan stok sesuai dengan alokasi dan ketentuan yang telah ditetapkan.
“Kebutuhan pupuk bersubsidi telah disalurkan sesuai dengan ketentuan pemerintah yaitu disalurkan kepada petani yang telah terdaftar dan masuk dalam e-RDKK agar mempermudah proses evaluasi dan alokasi oleh Kementerian Pertanian,” kata dia melalui keterangan resmi kepada Urban Id, Minggu (21/11).
Selain bertanggung jawab menyediakan pupuk bersubsidi, guna mengantisipasi lonjakan kebutuhan petani, pihaknya juga menyiapkan stok pupuk non subsidi dan rangkaian produk inovasi. Pupuk non subsidi harganya ditentukan oleh mekanisme pasar, khususnya pasar internasional. Harganya naik turun tergantung dari kondisi harga pasar dunia.
Saat ini, di dunia sedang terjadi lonjakan permintaan pupuk yang dibarengi dengan turunnya pasokan atau suplai di pasar internasional. Penyebabnya diantaranya beberapa negara penghasil pupuk menghentikan sementara kegiatan ekspor guna memenuhi kebutuhan dalam negerinya, seperti China, Rusia dan beberapa negara lain juga mengalami kesulitan pupuk untuk kebutuhan dalam negerinya.
Kondisi ini diperparah dengan adanya krisis energi yang terjadi di Eropa. Akibatnya terjadi lonjakan harga gas dunia. Ini menyebabkan biaya produksi pupuk juga naik secara signifikan. Akibatnya, banyak pabrik pupuk yang menghentikan produksinya karena biaya produksi terlalu tinggi.
Dampak kekurangan suplai, harga pupuk di pasar internasional kembali naik, termasuk pupuk urea. Hal inilah yang memicu terjadinya kenaikan harga pupuk yang signifikan karena permintaan melebihi suplainya, khususnya pupuk jenis DAP dan KCl Harga urea impor saat ini, adalah sekitar Rp12,7 juta per ton.
Mengantisipasi hal tersebut diatas, Pupuk Indonesia Group, berkomitmen untuk sedapat mungkin memberlakukan harga pupuk yang masih terjangkau dan tidak terlalu memberatkan petani dan konsumennya. Saat ini, harga yang ditetapkan sekitar 74% dari harga pupuk Internasional.
“Pupuk Indonesia juga berkomitmen menjaga stok pupuk nasional di musim tanam ini dengan menyiapkan stok melebihi ketentuan pemerintah,” katanya.