Palembang – Badan Usaha milik Negara di sektor pupuk, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, akan berfokus mengembangkan ekspor pupuk dan urea. Direktur Utama Pusri, Mulyono Prawiro, Mengatakan pasar ekspor diperluas tanpa meninggalkan komitmen menghasilkan pupuk bersubsidi (Public Service Obligation/PSO). “Kami berfokus pada ekspansi dan tetap berkomitmen dalam menjaga kedaulatan pangan,” Kata dia, di Palembang, Kemarin.
Menurut juru bicara Pusri, Sulfa Ganie, pada tahun ini, Perseroan akan mengembangkan pupuk NPK, yakni pupuk yang mengandung unsur hara utama (Nitrogen, Posfor, Kalium) serta mengoptimalkan penggunaan aset. Dalam waktu dekat, pabrik baru akan beroperasi dengan target mengamankan penyaluran urea bersubsidi hingga lini keempat.
Mulyono adalah Direktur Utama Pusri yang baru, ia ditunjuk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno untuk menggantikan Musthofa. Serah terima jabatan dialakukan pada 20 Januari lalu. Rapat Pemegang Saham Pusri pekan lalu juga mengangkat empat anggota Direksi Perseroan. Dianataranya, Direktur Komersil Khrisna Syarif, menggantikan Bambang lesmoko yang memasuki masa pensiun. Khrisna sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Asuransi Tugu Mandiri. Ia juga pernaha menjabat Direktur Keuangan PT Timah (Persero) Tbk.
Kursi Direktur Produksi diisin Filius Yuliandi, yang menggantikan M. Djohan Safri yang dipromosikan sebagai salah satu anggota Direksi Pupuk Indonesia Holding Company. Filius Sebelumnya menjabat GM Pemeliharaan Pusri Palembang. Adapun posisi Direktur Teknik dan Pengembangan diserahkan kepada Listyawan Adi Pratisto. Listyawan sebelumnya menjabat Direktur Produksi PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). “Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum tetap dijabat M. Romli HM,” Ucap Sulfa.
Mantan Direktur Utama Pusri, Muthofa, sebelumnya menyatakan pada tahun lalu perseroan melakukan efisiensi besar-besaran agar bisa bertahan dari tekanan pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab, sejumlah kontrak dengan mitra lokal dan asing mendorong penggunaan mata uang dolar amerika serikat, sementara sejumlah proyek pengembangan terkena dampak pelemahan rupiah. “Berefisiensi dan berupaya menuntaskan proyek sesuai dengan rencana,” katanya.
Seiring dengan dicabutnya embargo ekonomi iran, Pusri kembali membahas peluang kerja sama untuk membangun pabrik dengan iran. Duta besar Iran untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi, sebelumnya menyatakan rencana pembangunan pabrik pupk yang sempat terhenti masuk agenda utama kedua negara.
Sumber : Koran Tempo, Senin 25 Januari 2016