JAKARTA: PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) akan difokuskan melaksanakan fungsi strategis dan manajemen usaha sehubungan dengan ditunjuknya perseroan tersebut menjadi induk usaha (holding) BUMN pupuk.
Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Restrukturisasi Mahmuddin Yasin mengatakan akan memisahkan (spin off) kegiatan produksi di PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), sehingga perusahaan itu Pusri tidak lagi menjalankan kegiatan produksi.
Kegiatan produksi akan dilaksanakan pada anak usaha di bawah holding. Dia juga menilai Pusri masih memiliki kesempatan yang cukup besar untuk memaksimalkan kinerja keuangannya. Hingga saat ini, perseroan memiliki posisi (leverage) ekuitas sebesar Rp40 triliun.
"Pupuk sudah holding untuk yang operating. Kami ingin Pusri hanya menangani hal-hal strategis saja. Ini yang sedang dibahas," ujarnya pada hari ini.
Dengan posisi seperti itu, lanjutnya, Pusri masih dapat mendukung pergantian lima pabrik pupuk. Dia menyebutkan leverage Pusri saat ini sebesar Rp40 triliun dengan total aset masih berdasarkan nilai buku.
"Kalau double saja bisa mencapai Rp80 triliun. Kalau 5 tahun mendatang ada 4 sampai 5 pabrik yang akan diperbarui, dikalikan Rp3 triliun saja Pusri bisa mendukung pergantian pabrik itu," ujarnya.
Namun, kata dia, hal itu hanya bisa dilakukan jika manajemen mengerti tentang konsep financial engineering. Dia menegaskan kebijakan itu hanya bisa dilakukan secara sentralisasi, sehingga diperlukan manajemen yang mengerti hal tersebut. (esu)